Jakarta, CNN Indonesia -- Plaza Indonesia Film Festival (
PIFF) 2019 telah secara resmi dibuka tadi malam, Kamis (14/2) dengan penayangan perdana
Ave Maryam di Jakarta sebelum tayang untuk April nanti. Pada penyelenggaraannya kali ini terdapat 12 judul film yang bakal ditayangkan selama empat hari mulai 14 hingga 17 Februari 2019, termasuk
Ave Maryam itu sendiri.
Di antaranya ada tiga judul film Indonesia, empat film internasional dari Polandia, Jepang, Lebanon, dan Vietnam, serta lima kompilasi film pendek karya generasi muda Indonesia.
"Sebagai satu-satunya festival film internasional di Indonesia saat ini, PIFF 2019 berusaha untuk memfasilitasi rumah produksi film baik Indonesia maupun skala internasional untuk menayangkan film-film terbaik mereka, mempertemukannya dengan komunitas, dan pecinta film," demikian kata Astri Abyanti, General Manager Marketting Plaza Indonesia dalam jumpa pers.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Astri mengatakan bahwa pemilihan filmnya sendiri telah melalui kurasi di mana salah satu penilaiannya adalah periode rilis yang masih baru dan merupakan film terbaik yang telah diakui dunia melalui ajang-ajang perfilman.
Film-film tersebut yakni
Ave Maryam dan
Cold War yang tayang pada 14 Februari, 27
Steps of May dan
Shoplifters (15 Februari), kemudian
Capharnaum dan
Kucumbu Tubuh Indahku (16 Februari), serta kompilasi film pendek (
Kado,
Loz Jogjakartoz,
Elegi Melodi,
Ballad of Blood and Two White Buckets,
Elinah) dan film Vietnam
The Tailor bakal menutup festival ini pada 17 Februari.
Sutradara film
Ave Maryam, Ertanto Robby Soediskam mengatakan bersyukur film ini dapat tayang kembali di Indonesia lewat ajang PIFF, setelah hanya tayang di Jogja Netpac Asian Film Festival, November lalu.
"[Setelah tayang ke Hong Kong, Hanoi, Cape Town], bersyukur dan lebih senang saat putar di Indonesia, sebelumnya sempat tayang di JAFF. Senang luar biasa, sekarang juga dibantu urus sensornya dan rencananya akan tayang secara umum 11 April nanti," katanya.
Film
Ave Maryam menceritakan tentang Suster Maryam (diperankan Maudy Koesnaedi), seorang biarawati yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengurusi para biarawati lansia. Pada suatu ketika Maryam terpaksa membuat sebuah pilihan besar dalam hidupnya. Berpegang pada janjinya atau mengejar sesuatu yang menjadi kebahagiaannya.
[Gambas:Youtube]Sementara, selain
Ave Maryam ada pula
27 Steps of May yang mengangkat kisah trauma akibat kekerasan seksual yang dialami oleh May (Raihaanun). Kisah itu disebut terinspirasi oleh peristiwa Mei 1998 yang diawali dengan adegan May kala berusia 14 tahun diperkosa oleh sekelompok orang tak dikenal.
Akibat hal itu, May menarik diri sepenuhnya dari kehidupan. Ia menjalani hidup tanpa koneksi, emosi, dan kata-kata, hanya menyisakan trauma.
Raihaanun yang turut hadir dalam jumpa pers mengatakan bahwa filmnya membawa pesan penting tentang kesadaran terhadap korban perkosaan yang tidak biasa dianggap sebelah mata atau remeh.
"Pemerintah harusnya lebih dalam terhadap kasus itu. Film ini untuk menyurakan korban kekerasan seksual dan berharap bisa lebih terbuka matanya," harapnya.
Tidak hanya penayangan film pilihan, sebelumnya festival ini turut menyelenggarakan Movie Clinic termasuk Creative Content bersama Allan Wangsa dan Pijaru, Music in Film bersama Mondo Gascaro, serta Acting Class bersama Ayu Laksmi pada 9 hingga 10 Februari lalu.
[Gambas:Video CNN] (agn/rea)