Review Film: Ford v Ferarri

CNN Indonesia
Kamis, 21 Nov 2019 19:01 WIB
Dibumbui dengan sedikit dramatisir, 'Ford v Ferrari' menjadi film tentang otomotif yang mengedukasi, sekaligus menyentuh emosi dengan cara berbeda.
Film 'Ford v Ferrari' bukan jenis yang hanya akan dipahami oleh pecinta otomatif. Orang awam pun akan menyukai film ini. (dok. Chernin Entertainment/Twentieth Century Fox)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak trailer 'Ford v Ferarri' rilis, saya berpikir bahwa film ini hanya untuk pecinta balap, atau setidaknya untuk pecinta otomotif. Di luar pecinta balap dan otomotif, nampaknya film ini tidak akan menarik.

Ford v Ferarri bercerita tentang ambisi Ford Motor Company yang dipimpin Henry Ford II (Tracy Letts) untuk mengalahkan Ferarri dalam ajang balapan 24 Hours of Le Mans. Ia kecewa setelah Enzo Ferarri menolak menjual perusahaan kepadanya.

Henry meminta bawahannya, Lee Iacocca (Jon Bernthal), untuk membentuk tim balap. Maka Lee mengajak Caroll Shelby (Matt Damon) yang memiliki perusahaan Shelby American Inc untuk bekerja sama.
Sebagai juara 24 Hours of Le Mans 1959, ia tahu bahwa untuk menjuarai balapan itu membutuhkan seorang pebalap murni yang memahami mobil. Karena itulah ia mengajak Ken Miles (Christian Bale) untuk berada di belakang kemudi, sekaligus membantu merancang mobil balap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski bertajuk Ford v Ferarri, film ini terfokus pada karakter Miles. Ia diceritakan sebagai veteran Inggris yang tinggal di Amerika, memiliki kepribadian yang keras kepala dan susah diatur.

Ternyata, penilaian saya terhadap film yang disutradarai James Mangold ini salah. Penonton yang bukan pecinta balap atau otomotif akan tetap  menikmati menikmati Ford v Ferarri.

Jelas hal itu terjadi karena sejumlah faktor pendukung. Mulai dari naskah yang matang, dialog yang kuat serta mudah dimengerti, akting total para aktor, sampai pengambilan gambar cantik.

Mari mulai dari naskah yang matang. Hal ini terlihat dari alur cerita yang mengalir tanpa ada adegan yang terasa dipaksakan. Semua adegan sangat presisi dan memiliki keterkaitan satu sama lain.
Review Film: 'Ford v Ferarri'Film 'Ford v Ferrari' diangkat dari kisah yang sungguh terjadi di Prancis. (dok. Chernin Entertainment/Twentieth Century Fox)
Misalnya saat Shelby mengendarai Aston Martin RB6 2.5 L6 dalam balapan 24 Hours of Le Mans 1959. Diperlihatkan bahwa balapan tersebut sangat sulit. Jangankan juara, untuk menyelesaikan balapan dengan selamat saja sudah untung.

Adegan tersebut menjadi penjelasan mengapa Shelby sangat menginginkan Miles menjadi pembalap yang mewakili Ford. Dalam beberapa adegan diperlihatkan bahwa Shelby berkukuh membela Miles meski tak disukai petinggi Ford.

Bukti lain dari naskah yang matang adalah kekuatan dialog. Percakapan antar karakter dalam film ini 'to the point' dan tidak bertele-tele, terutama dialog antara Shelby dengan Miles.

Terlebih dialog mengenai pembahasan mobil sengaja dipermudah sehingga dimengerti semua orang. Salah satunya pada adegan yang menjelaskan secara singkat untuk tidak menginjak gas sampai 7.000 rpm karena mobil akan panas. Saat itu, tak ada pemaparan teknis alasan mesin mobil bisa panas, namun ditunjukkan secara visual lewat salah satu mobil yang mesinnya mengeluarkan asap.
Review Film: 'Ford v Ferarri''Ford v Ferrari' pun akan mudah dipahami bagi mereka yang tak mengerti soal otomatif. (dok. Chernin Entertainment/Twentieth Century Fox)
Sebenarnya masih ada beberapa dialog yang tidak sesuai dengan dunia nyata dengan tujuan dramatisir. Salah satunya ketika Enzo Ferarri (Remo Girone) menghina Ford Motor Company dan Henry setelah menolak menjual perusahaan.

Melansir Grunge.com, Enzo tidak pernah menghina Henry atau pun Ford Motor Company. Hubungan Enzo dengan Henry memang tegang sehingga bersaing di 24 Hours of Le Mans tetapi tidak sampai menghina secara umum.

Adegan tersebut menjadi salah satu bukti khas film Amerika Serikat yang cenderung menggambarkan lawan memiliki sifat buruk. Sementara Amerika Serikat sendiri sangat diagungkan sebagai pihak yang baik. Sangat glorifikasi.

Meski begitu, banyak adegan-adegan penting dalam film ini yang sesuai dengan kejadian nyata. Seperti saat memperlihatkan Miles membantu Shelby merakit mobil GT 40.

Selain itu, adegan pintu mobil GT 40 yang diperlihatkan sulit ditutup sehingga mengganggu performa Miles memang benar terjadi. Hal itu sangat mengganggu performa Miles pada lap pertama 24 Hours of Le Mans 1966.

Kelebihan selanjutnya adalah akting Bale yang sangat, sangat luar biasa. Ekspresi wajahnya saat senang dan sedih begitu maksimal dan membuat saya bisa merasa apa yang Miles rasakan, termasuk kesedihan. Bahkan saya, sebagai orang yang sangat tidak melankolis, berkaca-kaca ketika Miles kecewa.

Belum berhenti sampai di sana, Bale nampaknya juga menurunkan berat badan untuk peran sebagai Miles. Menurunkan atau menaikkan berat badan sudah biasa bagi Bale, seperti ketika berperan dalam film 'Vice' (2018) dan 'The Machinist' (2004).
Review Film: 'Ford v Ferarri'Christian Bale tampil cemerlang dalam 'Ford v Ferrari'. (dok. Chernin Entertainment/Twentieth Century Fox)
Luar biasa memang Bale, ia layak masuk nominasi Oscar tahun ini.

Kemudian kelebihan lain dalam film ini adalah sinematografi yang sangat cantik, seperti ketika Miles sedang mencoba mobil di landasan pesawat dan saat balapan di 24 Hours of Le Mans.

Sementara, kekurangan dalam film ini adalah satu adegan penting yang tidak sesuai dengan dunia nyata. Diceritakan Fiat membeli Ferarri sebelum 24 Hours of Le Mans 1966, padahal dalam dunia nyata Fiat membeli Ferarri pada 1968.

Begitu pula dengan karakter Miles. Melansir Grunge.com, dalam dunia nyata Miles memang susah diatur namun tidak separah yang diceritakan di film. Kemudian petinggi Ford juga tidak pernah membenci Miles seperti yang diceritakan di film.
Selain itu, dalam dunia nyata Enzo Ferarri tak pernah menghadiri 24 Hours of Le Mans 1966 seperti yang terlihat pada film. Nampaknya adegan itu dibuat agar isi film selaras dengan judul, Ford v Ferarri.

Sulit memang untuk membuat film adaptasi dari kisah nyata yang benar-benar serupa dan presisi. Ford v Ferarri film yang sangat bagus, namun tetap memuat fakta yang salah.

Terlepas dari kekurangan tersebut, film ini telah menjelaskan kepada dunia bahwa Miles berjasa dalam kemenangan Ford dan tidak pantas dilupakan.

[Gambas:Video CNN] (adp/rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER