
MUSIC AT NEWSROOM
Tashoora Bertahan dengan Tambal Sulam Personel
Selasa, 24 Des 2019 16:21 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Tashoora bisa disebut salah satu band Indonesia yang cepat dikenal. Mereka berkembang pesat sejak terbentuk pada 2016 dan kini memiliki penggemar yang cukup banyak.
Hampir setiap Tashoora manggung dipadati penggemar. Sejumlah penggemar kerap mulai moshing saat lagu yang dibawakan memasuki bagian reff. Kadang juga mereka melakukan crowd surfing, seperti saat lagu Agni dan Terang.
Pencapain itu tidak diraih dengan mudah, ada usaha lebih yang mereka lakukan. Semua berawal ketika Dita Permatas (vokal/akordeon), Andru Abdullah (trombone), Danu Wardhana (violin), Danang Joedodarmo (bas), Andru Abdullah (trombone) dan Sasi Kirono (gitar elektrik) bertemu.
Mereka sepakat membentuk band dan merekam sejumlah lagu meskipun belum memiliki nama. Sampai kemudian mereka merekam lagu Desember untuk didaftarkan dalam album kompilasi tribut Efek Rumah Kaca.
Kala itulah, mereka menggunakan nama Tashoora.
Nama itu bukan singkatan atau bahasa asing, seperti yang kerap digunakan band lain. Nama itu merupakan plesetan dari nama Jalan Tasura yang ada di Sleman, Yogyakarta, lokasi tempat tinggal Dita dan tempat mereka melakukan rekaman.
"Proyek iseng awalnya berasal dari situ, kita nongkrong di studio itu, ketemu di situ, latihan di situ. Cerita di studio itu banyak banget sih," kata Danang mengingat alasan pemilihan nama mereka saat berkunjung ke CNNIndonesia.com.
Tashoora tidak puas hanya dengan masuk dalam album kompilasi tribut Efek Rumah Kaca. Mereka kembali membuat lagu dan masuk studio rekaman. Namun formasi telah berubah, Andru keluar dan Gusti Arirang masuk untuk bermain bas.
Gusti sebenarnya sama sekali tidak bisa memainkan bas, ia memiliki kemampuan dasar bernyanyi dan memainkan gitar. Akan tetapi baginya bas dan gitar memiliki dasar yang sama sehingga tidak sulit untuk belajar memainkannya.
"Jadi memang awal pegang kaget juga, gede banget bas," kata Gusti dalam kesempatan yang sama.
Dita mengaku tidak kesulitan beradaptasi dengan formasi yang baru. Toh saat itu Tashoora juga masih meramu fomula sehingga situasi itu bukan sebuah masalah berarti.
Saat itu pula mayoritas personel Tashoora tidak memiliki kemampuan dasar bernyanyi. Padahal mereka ingin tampil dengan format empat vokalis yang setara, tanpa vokalis utama dan vokalis pendukung.
"Solusinya les vokal, akhirnya kami semua les vokal. Kalau gue sendiri les vokal dan les gitar juga. Apakah setelah les vokal jadi bagus pas manggung? Enggak juga," kata Danang sembari tertawa.
Dita menimpali, "Ada masanya kita latihan setiap hari Selasa dengan formasi full band. Ada juga kita latihan itu seminggu tiga kali. Karena kami menyadari keterbatasan, ya kami ngulik."
Bukan hanya mengulik kemampuan diri sendiri, Tashoora juga mengulik berbagai alat musik dan sistem untuk meramu formula yang tepat. Mereka juga merujuk pada Mumford and Sons, Arcade Fire, Edward Sharpe and the Magnetic Zeros dan 9bach.
Pada medio 2017, Tashoora kedatangan personel baru. Ia adalah Mahesa Santoso sebagai drummer dan melengkapi formasi. Kala itu Tashoora juga memiliki dua pemain tambahan sehingga total keseluruhan menjadi delapan personel.
Band alternatif rock ini mulai tampil dari panggung ke panggung. Danang menjelaskan Tashoora selalu mencatat dengan detail jadwal manggung sehingga ingat pernah manggung di mana saja. Mereka pertama kali tampil di Island In The Sun pada Agustus 2017.
Penampilan secara langsung di berbagai acara musik berperan penting pada eksistensi mereka. Tashoora yang dulu hanya dikenal dalam skala Yoyyakarta, kini sudah dikenal secara nasional.
"Kalau soal cepat (dikenal), karena kita tampil di acara-acara utama dengan cepat. Panggung keempat kami Ngayogjazz, panggung kesembilan kami Java Jazz, jadi 10 panggung pertama kali kayak besar semua," kata Danang.
Mereka akhirnya merilis Extended Play (EP) perdana bertajuk Ruang yang direkam secara langsung. EP itu berisikan lima lagu bertajuk Tatap, Nista, Sabda, Terang dan Ruang. Karya ini membuat nama mereka semakin dikenal.
Kemudian pada Oktober lalu, Tashoora merilis album perdana bertajuk Hamba Jaring Cahaya, Hamba Bela Gelapnya. Album itu berisikan sembilan lagu, lima di antaranya merupakan aransemen ulang dari EP Ruang.
Ketika sedang nyaman bermusik, Tashoora diterpa masalah berupa sejumlah personel keluar. Tambal sulam personel pun terjadi. Kini Tashoora berisi Dita, Danang, Gusti dan Ikhwan Hastanto alias Awan yang paling anyar bergabung.
"Jadi yang paling susah ternyata menyamakan visi, klasik sebenarnya. Tapi perbedaan visi itu kejadian. Kalau sudah beda mau jago kayak gimana enggak akan bisa jalan bareng," kata Danang.
Awan yang tidak pernah bernyanyi, mesti bernyanyi di Tashoora. Ia mengaku kesulitan memainkan gitar sembari bernyanyi, terlebih ketika memainkan melodi utama. Ia terbiasa hanya memainkan gitar saja.
"Kira-kira baru lima panggung terakhir aku benar-benar bisa nyanyi sambil main gitar, main melody dan sambil bernyanyi. Selama ini enggak bisa," kata Awan.
Dengan formasi sekarang, Tashoora mengklaim tidak kesulitan untuk manggung dan menjalankan proses kreatif.
Setiap tampil, mereka dibantu pemain tambahan. Saat tampil di Music At Newsroom, ia dibantu Zaki dari Mantra Vutura. Mereka bertahan dengan tambal sulam personel.
Saksikan penampilan Tashoora dalam acara Music At Newsroom secara streaming melalui CNNIndonesia.com pada Jum'at (27/12) pukul 15:00 WIB. (adp/end)
Hampir setiap Tashoora manggung dipadati penggemar. Sejumlah penggemar kerap mulai moshing saat lagu yang dibawakan memasuki bagian reff. Kadang juga mereka melakukan crowd surfing, seperti saat lagu Agni dan Terang.
Pencapain itu tidak diraih dengan mudah, ada usaha lebih yang mereka lakukan. Semua berawal ketika Dita Permatas (vokal/akordeon), Andru Abdullah (trombone), Danu Wardhana (violin), Danang Joedodarmo (bas), Andru Abdullah (trombone) dan Sasi Kirono (gitar elektrik) bertemu.
Mereka sepakat membentuk band dan merekam sejumlah lagu meskipun belum memiliki nama. Sampai kemudian mereka merekam lagu Desember untuk didaftarkan dalam album kompilasi tribut Efek Rumah Kaca.
Kala itulah, mereka menggunakan nama Tashoora.
Lihat juga:Music at Newsroom: Pijar - Moon River |
Nama itu bukan singkatan atau bahasa asing, seperti yang kerap digunakan band lain. Nama itu merupakan plesetan dari nama Jalan Tasura yang ada di Sleman, Yogyakarta, lokasi tempat tinggal Dita dan tempat mereka melakukan rekaman.
"Proyek iseng awalnya berasal dari situ, kita nongkrong di studio itu, ketemu di situ, latihan di situ. Cerita di studio itu banyak banget sih," kata Danang mengingat alasan pemilihan nama mereka saat berkunjung ke CNNIndonesia.com.
Tashoora tidak puas hanya dengan masuk dalam album kompilasi tribut Efek Rumah Kaca. Mereka kembali membuat lagu dan masuk studio rekaman. Namun formasi telah berubah, Andru keluar dan Gusti Arirang masuk untuk bermain bas.
Gusti sebenarnya sama sekali tidak bisa memainkan bas, ia memiliki kemampuan dasar bernyanyi dan memainkan gitar. Akan tetapi baginya bas dan gitar memiliki dasar yang sama sehingga tidak sulit untuk belajar memainkannya.
![]() |
"Jadi memang awal pegang kaget juga, gede banget bas," kata Gusti dalam kesempatan yang sama.
Dita mengaku tidak kesulitan beradaptasi dengan formasi yang baru. Toh saat itu Tashoora juga masih meramu fomula sehingga situasi itu bukan sebuah masalah berarti.
Saat itu pula mayoritas personel Tashoora tidak memiliki kemampuan dasar bernyanyi. Padahal mereka ingin tampil dengan format empat vokalis yang setara, tanpa vokalis utama dan vokalis pendukung.
"Solusinya les vokal, akhirnya kami semua les vokal. Kalau gue sendiri les vokal dan les gitar juga. Apakah setelah les vokal jadi bagus pas manggung? Enggak juga," kata Danang sembari tertawa.
Dita menimpali, "Ada masanya kita latihan setiap hari Selasa dengan formasi full band. Ada juga kita latihan itu seminggu tiga kali. Karena kami menyadari keterbatasan, ya kami ngulik."
Lihat juga:Music at Newsroom: Sir Dandy - MRT |
Bukan hanya mengulik kemampuan diri sendiri, Tashoora juga mengulik berbagai alat musik dan sistem untuk meramu formula yang tepat. Mereka juga merujuk pada Mumford and Sons, Arcade Fire, Edward Sharpe and the Magnetic Zeros dan 9bach.
Pada medio 2017, Tashoora kedatangan personel baru. Ia adalah Mahesa Santoso sebagai drummer dan melengkapi formasi. Kala itu Tashoora juga memiliki dua pemain tambahan sehingga total keseluruhan menjadi delapan personel.
Band alternatif rock ini mulai tampil dari panggung ke panggung. Danang menjelaskan Tashoora selalu mencatat dengan detail jadwal manggung sehingga ingat pernah manggung di mana saja. Mereka pertama kali tampil di Island In The Sun pada Agustus 2017.
Penampilan secara langsung di berbagai acara musik berperan penting pada eksistensi mereka. Tashoora yang dulu hanya dikenal dalam skala Yoyyakarta, kini sudah dikenal secara nasional.
"Kalau soal cepat (dikenal), karena kita tampil di acara-acara utama dengan cepat. Panggung keempat kami Ngayogjazz, panggung kesembilan kami Java Jazz, jadi 10 panggung pertama kali kayak besar semua," kata Danang.
![]() |
Mereka akhirnya merilis Extended Play (EP) perdana bertajuk Ruang yang direkam secara langsung. EP itu berisikan lima lagu bertajuk Tatap, Nista, Sabda, Terang dan Ruang. Karya ini membuat nama mereka semakin dikenal.
Kemudian pada Oktober lalu, Tashoora merilis album perdana bertajuk Hamba Jaring Cahaya, Hamba Bela Gelapnya. Album itu berisikan sembilan lagu, lima di antaranya merupakan aransemen ulang dari EP Ruang.
Ketika sedang nyaman bermusik, Tashoora diterpa masalah berupa sejumlah personel keluar. Tambal sulam personel pun terjadi. Kini Tashoora berisi Dita, Danang, Gusti dan Ikhwan Hastanto alias Awan yang paling anyar bergabung.
"Jadi yang paling susah ternyata menyamakan visi, klasik sebenarnya. Tapi perbedaan visi itu kejadian. Kalau sudah beda mau jago kayak gimana enggak akan bisa jalan bareng," kata Danang.
Awan yang tidak pernah bernyanyi, mesti bernyanyi di Tashoora. Ia mengaku kesulitan memainkan gitar sembari bernyanyi, terlebih ketika memainkan melodi utama. Ia terbiasa hanya memainkan gitar saja.
"Kira-kira baru lima panggung terakhir aku benar-benar bisa nyanyi sambil main gitar, main melody dan sambil bernyanyi. Selama ini enggak bisa," kata Awan.
Dengan formasi sekarang, Tashoora mengklaim tidak kesulitan untuk manggung dan menjalankan proses kreatif.
Setiap tampil, mereka dibantu pemain tambahan. Saat tampil di Music At Newsroom, ia dibantu Zaki dari Mantra Vutura. Mereka bertahan dengan tambal sulam personel.
Saksikan penampilan Tashoora dalam acara Music At Newsroom secara streaming melalui CNNIndonesia.com pada Jum'at (27/12) pukul 15:00 WIB. (adp/end)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Lihat Semua
BERITA UTAMA
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK