Jantung industri pertunjukan musik siap kembali berdenyut di tengah pandemi Covid-19 setelah Kementerian Kesehatan menerbitkan protokol kesehatan untuk kegiatan di tempat dan fasilitas umum.
Protokol itu tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan Covid-19.
Mayoritas isi keputusan menteri tersebut mengatur protokol di fasilitas umum secara keseluruhan, seperti jaga jarak 1 meter hingga penyediaan tempat cuci tangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya beberapa poin yang spesifik mengatur acara dengan kehadiran orang banyak, salah satunya poin 12 di subpoin c.
"Tidak dianjurkan untuk menyelenggarakan event dengan model pengunjung/penonton berdiri (tidak disediakan tempat duduk) seperti kelas festival dikarenakan sulit menerapkan prinsip jaga jarak," demikian kutipan poin tersebut.
Dalam poin selanjutnya kemudian dijelaskan, "Penerapan jaga jarak dapat dilakukan dengan cara memberikan tanda di lantai minimal 1 meter."
Surat keputusan ini memicu adu gagasan terkait untung rugi penerapan protokol kesehatan untuk konser di tengah pandemi.
Di satu sisi, keberadaan protokol tersebut diharapkan dapat membawa rasa aman bagi para penonton konser. Musisi pun dapat kembali mengumpulkan rezeki.
Namun di sisi lain, musisi dan penyelenggara acara musik mulai putar otak untuk mengatur keuangan hasil konser agar tak lebih besar pasak daripada tiang.
Program Director M Bloc Space, Wendi Putranto, mengatakan bahwa tempat penyelenggaraan acara yang ia kelola mampu menerapkan protokol kesehatan tersebut. Kapasitas ruang pertunjukan yang sedianya 500 pengunjung dikurangi setengah menjadi 250.
Ia mengatakan bahwa M Bloc Space sudah membeli kursi dan meja kecil untuk di ruang pertunjukan. Tanda penjarakan juga sudah dipasang. Namun, penerapan protokol menjadi sulit bila dikaitkan dengan bisnis pertunjukan.
"Biaya penyelenggaraan (dengan pemasukan) enggak ketemu, karena pengunjung berkurang 50 persen. Akan berdampak pada harga tiket yang menjadi lebih mahal," kata Wendi kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Senin (22/6).
Meski demikian, Wendi menilai protokol ini sangat penting karena berkaitan dengan sumber pendapatan musisi. Kurang lebih tiga bulan sudah musisi Indonesia kesulitan mengais pendapatan karena tak bisa tampil di tengah pandemi Covid-19.
Setali tiga uang, basis .Feast, Fadil Fikriawan, menganggap saat ini protokol kesehatan konser di tengah pandemi yang dikeluarkan Kemenkes bisa menjadi salah satu solusi menguntungkan.
"Ini bisa menjadi win win solution kalau dijalankan secara disiplin. Kami sebagai band perlu kerjaan, butuh pemasukan, bisa manggung dengan protokol ini, dan permintaan hiburan terpenuhi," kata Awan, begitu ia akrab disapa.
![]() |
Awan menilai sepertinya konser dengan protokol kesehatan adalah proses yang memang harus dijalani sebagai salah satu cara untuk beradaptasi. Ia sendiri sempat melihat penyelenggaraan konser di berbagai negara dengan protokol kesehatan, seperti penjarakan kursi dan sekat antar penonton.
Sependapat dengan Wendi, ia sadar penyelenggaraan konser dengan protokol kesehatan akan berdampak pada keuangan. Pemasukan bisa menjadi lebih sedikit karena penonton dibatasi, sementara biaya produksi sama seperti mengadakan konser sebelum corona.
Menurutnya, penyelenggara konser bisa menawarkan sesuatu berbeda pada pengunjung yang membeli tiket lebih mahal ketimbang biasanya. Dengan begitu, pengunjung akan mendapatkan pengalaman berbeda dan terpuaskan meski membayar lebih mahal.
"Kalau memang nanti sudah ada yang menjalankan, tinggal eksplor sesuatu yang bisa dilakukan tanpa melanggar protokol. Bisa ditambah gimmick atau apa supaya penonton enggak bosan," kata Awan.
Sementara itu, peneliti Koalisi Seni Indonesia, Hafez Gumay, menilai permasalahan bisnis dalam menyelenggarakan konser di tengah pandemi tidak sesederhana itu yang tertera di surat keputusan menteri.
"Bukan masalah membenarkan berdiri atau duduk. Isu utama event itu hitungan bisnis. Biaya produksi melonjak tapi pengunjung dibatasi, bisa jadi promotor memilih untuk tidak mengadakan acara sama sekali," kata Hafez.
Ia melanjutkan, "Belum lagi tidak ada protokol yang 100 persen aman dan bisa menjamin tak ada penularan COVID-19. Yang diperlukan adalah menemukan keseimbangan antara mencari untung, mendapatkan hiburan, dan menjaga kesehatan."
Hafez menilai protokol kesehatan yang berkaitan dengan konser masih sangat umum dan kurang rinci. Ia mencontohkan, tidak ada protokol kesehatan jelas bagi orang-orang yang bekerja di balik panggung.
Menurutnya, protokol sebaik apa pun tidak akan berarti kalau penyelenggara tidak bisa mengikuti dan memastikan pengunjung disiplin.
Selain itu, Hafez juga tidak melihat ada satu sistem pengawasan yang ketat dari pemerintah. Misalnya, cara memastikan semua penyelenggara acara seni taat protokol.
"Jangan sampai konser dengan protokol sudah banyak yang berjalan, lalu ditemukan kasus positif sehingga ada klaster dari satu konser. Setelah itu, pemerintah baru bergerak, merasa kecolongan," kata Hafez.
Meski belum ada aturan spesifik, M Bloc Space sudah menyiapkan tim untuk berjaga di ruang pertunjukan agar pengunjung menaati protokol kesehatan. Ia memastikan bahwa M Bloc Space siap menerapkan protokol yang ditetapkan pemerintah.
"Kami nunggu regulasi kapan konser bisa dimulai. Ketika gubernur DKI Jakarta cabut PSBB, kami segera bikin konser. Kalau versi kami responsible reopening, jadi kami buka dan kami tanggung jawab," kata Wendi.
Bila nanti sudah diperbolehkan mengadakan konser, Awan sendiri mengatakan bahwa .Feast belum tentu akan menerima tawaran konser dari promotor. Mereka akan melihat lebih dulu, bijak atau tidak untuk mengumpulkan banyak orang dalam konser.
Awam memastikan .Feast selalu memantau situasi terkini. Mereka mengetahui tren kasus positif corona di Indonesia masih meningkat sejak pelonggaran PSBB di beberapa daerah, salah satunya DKI Jakarta.
"Kalau protokol kesehatan bisa diterapkan dan berjalan disiplin dan kasus positif corona cenderung menurun serta keadaan stabil, kami tidak menutup kemungkinan," kata Awan.
(has)