Dunia kehilangan salah satu aktivis dan pejuang hak asasi manusia. Aktivis HAM dan feminisme Nawal El Saadawi meninggal di usia 89 pekan lalu.
Semasanya hidupnya, selain berkecimpung di ruang diskusi dan aktivisme HAM dan feminisme, Nawal El Saadawi juga menulis sejumlah esai dan buku populer, baik fiksi maupun non fiksi.
Salah satu karyanya yang populer adalah novel Woman at Point Zero, yang pertama kali diproduksi dalam bahasa Arab tahun 1975. Tak hanya dialihbahasakan ke bahasa Inggris, novel tersebut juga pernah dirilis di Tanah Air dengan bahasa Indonesia dengan judul Perempuan di Titik Nol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novel tersebut kisahkan lika-liku seorang pelacur di kota Kairo, Mesir. Pelacur bernama Firdaus tersebut sempat merasakan dinginnya tembok penjara, dan hidup di tengah-tengah budaya patriarki di Timur Tengah.
Melalui kaca mata tokoh utama dalam novel tersebut, Nawal El Saadawi menggambarkan kebobrokan sistem pemerintahan dan ketimpangan sosial di Mesir.
Hal tersebut seperti cerminan kehidupan Nawal El Saadawi. Di kehidupan nyata, El Saadawi dengan pola pikir dan hal-hal yang diperjuangkan kerap mendapatkan perlakuan tak adil, bahkan persekusi.
![]() |
Novel klasik dari Nawal El Saadawi lainnya adalah Memoirs of a Woman Doctor yang terbit pada 1958. Novel mengisahkan seorang gadis mesir yang bercita-cita menjadi dokter.
Tokoh utama tersebut harus menghadapi rintangan besar, di mana kehidupan sosial di Mesir menyulitkan seorang wanita untuk berkarier di tengah kehidupan ekonomi yang sulit.
Tokoh tersebut kemudian menjadi satu-satunya mahasiswa kedokteran wanita di kampus. Ia berjuangan menaklukkan dominasi pria di sekolah kedokteran tersebut, dan perjuangannya meluas ke lingkungan yang lebih luas.
Ia juga menerbitkan sebuah buku berjudul Woman and Sex tahun 1972. Buku berisikan narasi perjuangan terhadap eksploitasi tubuh wanita, termasuk menentang sunat bagi wanita.
Buku tersebut disebut-sebut menjadi karya yang menginspirasi para pemikir feminis di era modern. Buku tersebut sempat dilarang di Mesir hingga nyaris dua dekade. Setelah merilis buku itu, Saadawi juga dipecat dari jabatannya sebagai Direktur Kesehatan Publik di Kementerian Kesehatan Mesir.
Masih banyak karya-karya lainnya dari Nawal El Saadawi, seperti The Hidden Face of Eve, A Daughter of Isis, God Dies by the Nail, dan lainnya.
Dunia mengenangnya sebagai salah satu pemikir feminis klasik, dan pejuang hak asasi manusia, khususnya yang berkaitan dengan wanita.
(fjr)