Dalam dua tahun belakangan nama Lomba Sihir sudah sering terdengar di berbagai acara musik. Kala itu mereka bisa dibilang belum menjadi band seutuhnya, melainkan band pengiring Baskara Putra alias Hindia.
Band ini beranggotakan enam personel, yaitu Natasha Udu (vokal), Baskara Putra (vokal), Rayhan Noor (vokal/gitar), Wishnu Ikhsantama (vokal/bass), Tristan Juliano (vokal/kiboar) dan Enrico Octaviano (drum).
Lihat juga:Review Film: Hidden Figures |
Mayoritas dari mereka memiliki proyek musik lain selain Lobma Sihir, Baskara dengan .feast dan Hindia, Tristan dengan Mantra Vutura, dan Rayhan bersama Enrico dengan Martials. Sudah pasti mereka memiliki orientasi musik yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulanya, Lomba Sihir terbentuk lantaran Baskara tidak terlalu suka dengan format solo. Bahkan ia memberikan otoritas dan dari segi musik kepada Lomba Sihir ketika menjadi band pengiring Hindia.
"Sebenarnya kalau ngomongin Hindia, yang dilihat bukan cuma gue, tapi juga lima personel yang lain. Mereka juga terlibat dalam album Menari Dengan Bayangan," kata Baskara saat jumpa media virtual, Kamis sore (25/3).
Lihat juga:Review Film: The Wailing |
Rayhan menambahkan, "Kami bikin band enggak pernah berencana dan merencanakan menyatukan enam kepala, kami kayak melting pot. Rayhan mau bikin lagu kayak apa, Udu mau bikin lagu kayak apa, ya sudah."
Lomba Sihir mulai menggarap album akhir tahun lalu. Rayhan mengingat pada November 2020 sudah terkumpul empat sampai lima lagu, penggarapan berlanjut Januari dan 12 lagu diselesaikan pada Februari.
Tepat pada pergantian hari tadi (26/3) mereka merilis album perdana secara digital di bawah naungan Sun Eater Records, label yang juga menaungi Hindia. Album tersebut mereka namai Selamat Datang Di Ujung Dunia.
Ada enam lagu yang diperdengarkan dari album tersebut, yaitu Cameo, Jalan Tikus, Ya Mau Gimana?, Seragam Ketat, Nirrrlaba, dan Tidak Ada Salju di Sini Pt. 6 / Selamat Jalan. Kemudian sebelumnya mereka merilis single Apa Ada Asmara serta Hati dan Paru-paru.
Lihat juga:Review Film: Rose Island |
Bila diperhatikan, tema dari album ini adalah balada kehidupan sehari-hari yang sering dialami orang-orang. Personel Lomba Sihir kemudian memberikan konteks tempat kota Jakarta dengan sudut pandang masing-masing enam personel.
Cameo misalnya, mengisahkan gosip yang cepat menyebar dalam pergaulan Jakarta. Cerita yang mulanya hanya diketahui satu kelompok pertemanan seketika tersebar ke kelompok lain hingga menjadi rahasia umum.
Sementara, Seragam Ketat mengisahkan berbagai kejadian kurang mengenakan di lingkungan sekolah. Seperti tawuran antar pelajar, perundungan dari senior, dan pungli secara paksa dari senior.
"Album ini secara internal itu surat cinta untuk Jakarta dari sudut pandang enam orang ini. Enggak semuanya baik, tapi lo enggak bisa mencintai seseorang tanpa mengetahui keburukannya," kata Baskara.
Terlepas dari tema, dari delapan lagu di atas bisa dibilang tidak ada yang benar-benar selaras dari segi genre. Album ini seperti gado-gado yang berisikan ragam sayuran berbumbu kacang dalam satu menu. Pun mereka tak segan mengakui hal itu.
Rayhan kembali menegaskan dari awal memang tujuan mereka seperti itu. Setiap personel dengan orientasi musik yang berbeda bebas membuat lagu dengan musik yang mereka inginkan dan personel lain menerima dengan baik.
"Misalnya Ya Mau Gimana? itu Tristan yang bikin arahnya lebih ke techno kayak Mantra Vutura. Seragam Ketat lebih kenceng kayak Martials atau .feast tapi gue ingin seperti itu makanya lead vocal lagu ini Udu," kata Rayhan.
Secara keseluruhan, album Selamat Datang Di Ujung Dunia ini sangat terasa seperti karya-karya Hindia, bukan Lomba Sihir. Dari mulai tema, lirik, sampai musik terasa sangat Hindia dan seperti tak bisa lepas dari bayang-bayang Hindia.
Rayhan mengatakan pendapat itu bukan sesuatu yang buruk baru mereka. Terlebih Baskara yang memiliki proyek solo Hindia merupakan personel Lomba Sihir dan mereka sudah berteman sejak sebelum tergabung dalam proyek musik yang sama.
"Jadi ya sebenarnya Lomba Sihir gak bisa lepas dari bayang-bayang gue, bayang-bayang Udu, dan bayang-bayang personel lain. Lomba Sihir juga lahir dari Hindia," kata Rayhan.
(bac)