Janji Garin Nugroho untuk Audiens Global di A Perfect Fit
Penulis skenario film A Perfect Fit, Garin Nugroho, menjanjikan kisah yang menarik bagi penonton global setelah film tersebut tayang di layanan streaming Netflix.
Dalam jumpa media virtual Kamis (15/7), ia menjelaskan bahwa Bali sebagai lokasi akan menjadi daya tarik utama. Hal itu akan didukung dengan kehadiran budaya Bali yang dieksplorasi dan komedi khas Indonesia.
"Penonton global bisa melihat budaya sebagai hal yang menarik dan tidak memundurkan modernitas. Keunikan budaya dalam film ini akan menimbulkan dilema," katanya.
Ia melanjutkan, "Tetapi budaya juga menyelesaikan masalah. Jadi, budaya itu bukan hanya merawat tetapi juga bisa menyelesaikan masalah. Itu yang akan paling menarik bagi penonton global."
A Perfect Fit sendiri bercerita tentang fashion blogger asal Bali bernama Saski yang diperankan oleh Nadya Arina. Saat pergi bersama temannya ke satu tempat, ia diramal oleh seseorang yang membawanya ke sebuah toko sepatu.
Sederet kejadian itu dimulai dengan pertemuan dengan lelaki bernama Rio yang diperankan Refal Hady secara tidak sengaja. Ia merupakan pembuat sepatu di toko yang dikunjungi Saski.
Lihat Juga : |
Saski merasa kehadiran Rio dalam hidupnya merupakan sesuatu yang baru. Pasalnya, pengrajin sepatu itu berperan sebagai orang yang mendorongnya untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda
Perlahan rasa cinta di antara mereka mulai tumbuh, bersamaan dengan kemunculan konflik antara tradisi Bali dan modernitas yang berperan penting dalam hidup Saski.
Garin merasa Bali merupakan lokasi dan budaya yang tepat untuk mengisahkan cerita itu. Sineas kawakan ini merasa bahwa di Bali terdapat gabungan antara tradiri dan moderinitas yang hidup berdampingan.
"Tradisi dan modernitas dalam hidup masing-masing menimbulkan banyak peristiwa di film kami, karena itu kalau mau bikin film komedi romantis yang seru, kami pilih Bali," kata Garin.
Lebih lanjut, sutradara Hadrah Daeng Ratu yang membantu menulis skenario menjelaskan inspirasi cerita ini datang dari dongeng Cinderella. Ia merasa dongeng yang tidak nyata selalu diharapkan menjadi kenyataan.
Hal tersebut dikisahkan dari sudut pandang Saski sebagai perempuan muda yang ingin hidup bebas. Hadrah juga menyisipkan isu women empowerment dalam film A Perfect Fit.
"Yang pasti, Saski hidup di masa kini tetapi dengan tradisi adat Bali yang kental. Ada hal-hal yang bisa dilanggar, seperti hal konvensional untuk nurut orang tua," kata Hadrah.
"Di zaman milenial ini perempuan berhak menentukan keputusan sendiri terhadap hidupnya. Budaya dan tradisi yang tidak diikuti Saski bukan berarti melanggan sesuatu yang fatal," lanjut Hadrah.
A Perfect Fit merupakan film orisinal asal Indonesia pertama yang Netflix garap bersama rumah produksi Starvision. Film ini rilis pada Kamis (15/7) ini.
https://www.youtube.com/watch?v=io5CpK4B5KM
(adp/end)