Seniman Bicara Kebebasan Tanggapi Dihapusnya '404 Not Found'

CNN Indonesia
Senin, 16 Agu 2021 11:00 WIB
Seorang seniman mural Darbotz menilai tindakan aparat tersebut mencerminkan bahwa kebebasan berpendapat dan berekspresi di muka umum di Indonesia belum dijamin.
Ilustrasi. Dihapusnya mural 'Jokowi' 404 Not Found dianggap oleh seniman sebagai belum bebasnya hak berekspresi (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seniman mural Darbotz menilai tindakan aparat terkait menghapus dan memburu pembuat mural wajah mirip presiden Jokowi bertuliskan 404 Not Found di sekitar wilayah Batuceper, Kota Tangerang sebagai suatu hal yang berlebihan atau lebay.

Menurutnya, tindakan aparat tersebut mencerminkan bahwa kebebasan berpendapat dan berekspresi di muka umum di Indonesia belum dijamin keamanannya.

"Kenapa sampai pelakunya dicari sama polisi? Lebay aja sih, jadi yang namanya hapus menghapus itu sudah ada dari dulu," ujar Darbotz kepada CNNIndonesia.com, Senin (16/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hanya saja yang sekarang ini lagi viral, beritanya dilebih-lebihkan sama media sama netizen, jadi kalau saya bilang di Indonesia buat soal kebebasan berekspresi belum bebas, buat apapun lah nggak usah mural, lewat media lain juga kalau viral pasti bakal diurus, ditangkap, kebetulan ini gambar mural," lanjutnya.

Dia mengatakan bahwa gambar-gambar mural yang tidak ada sangkut-pautnya dengan tokoh politik juga sudah cukup sering dihapus oleh aparat.

"Sekarang gambar yang nggak ada politiknya saja dihapus, apa lagi yang seperti itu pasti akan dihapus, dan gambarnya viral ya sudah, sebenarnya saya lebih ke kenapa sampai yang menggambar mural itu dicari sama polisi sih, soal hapus-hapus gambar dari dulu juga sudah sering," ujar Darbotz.

Ia pun berpesan kepada para seniman, khususnya mural agar terus berkarya tanpa harus takut dihapus.

"Gambar aja udah, nggak usah takut" tutupnya.

Sementara itu, pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna menilai bahwa mural dengan muatan politik bukan hal yang baru di Indonesia. Ia mencontohkan mural di sekitar kampus Trisakti yang memiliki mural berisi pesan tentang kerusuhan Mei 1998.

"Sebetulnya banyak mural yang ada di kota-kota yang dibuat untuk menyampaikan pesan politis seperti yang dibuat di depan kampus saya, di depan Trisakti, di jembatan flyover banyak mural yang dibuat untuk mengingatkan peristiwa 12 Mei 1998, jadi mural yang dibangun itu juga mural sebagai bentuk pesan politik," ujar Yayat.

Lebih lanjut Yayat melihat mural sudah biasa digunakan oleh sebagian pihak sebagai bentuk cerminan ekspresi untuk menyampaikan kritik kepada pemerintah baik itu mengenai persoalan tata kelola negeri, sistem, kepada kekuasaan dan sebagainya.

Ia menilai mural 404 Not Found Jokowi itu dibuat untuk mengkritik presiden Jokowi sebagai sosok yang memegang kendali terkait persoalan Covid-19 di Indonesia.

"Sekarang ada perdebatan mural 404 not found yang mengkritik Presiden Jokowi, apa itu 404 not found, itu kan artinya error, dalam ini konteksnya sebagai komunikasi, dia [pembuat mural] merepresentasikan orang-orang yang marah atas suatu kebijakan yang merugikan tapi dia tidak bisa bicara," ujar Yayat.

"Jadi lebih menyoroti kebijakan presiden yang tidak semua kebijakannya itu nyaman untuk masyarakat jadi itu adalah cermin bentuk protes yang disampaikan dalam situasi negara sedang tidak aman, sedang genting karena persoalan Covid ini akan sampai kapan, karena ini sudah menyentuh kehidupan yang mendasar," lanjutnya.

Yayat melihat bahwa mural menjadi jalan keluar untuk menyampaikan protes karena saat ini warga dilarang untuk melakukan demo atau pun protes terbuka di jalanan karena memang sedang diterapkan pembatasan sosial.

Sebelumnya, netizen dihebohkan dengan mural wajah Presiden Joko Widodo yang tergambar di sekitar wilayah Batuceper, Kota Tangerang beberapa hari lalu.

Gambar itu memperlihatkan gambar wajah yang mirip dengan Jokowi namun pada bagian matanya ditutupi dengan tulisan 404: Not Found dan berlatar merah.

Namun, gambar tersebut telah dihapus oleh aparat gabungan setempat.

"Saya cek ke Kapolsek, sudah dihapus. Kemarin saya dapat beritanya sudah tidak ada," kata Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Abdul Rochim saat dihubungi, Jumat (13/8).

Dia menuturkan, saat ini pihak kepolisian tengah melakukan pencarian terhadap pihak yang menggambar mural tersebut di dinding. Penyelidikan, kata dia, tengah dilakukan untuk mendalami peristiwa tersebut.

(nly/fjr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER