Cerita Kru Penyalin Cahaya Syuting 20 Hari kala Pandemi

CNN Indonesia
Jumat, 03 Sep 2021 11:30 WIB
Film Penyalin Cahaya yang disutradarai Wregas Bhanuteja menghabiskan waktu 20 hari untuk proses syuting.
Film Penyalin Cahaya yang disutradarai Wregas Bhanuteja menghabiskan waktu 20 hari untuk proses syuting. (dok. Rekata Studio)
Jakarta, CNN Indonesia --

Film Penyalin Cahaya yang disutradarai Wregas Bhanuteja menghabiskan waktu 20 hari untuk proses syuting. Meski melakukan proses syuting di tengah pandemi, para pemain dan kru mengaku tidak menghadapi masalah berarti.

"Kita semua bekerja secara solid dan saling menjaga. Alhamdulillah 20 hari syuting dengan protokol kesehatan, di hari terakhir kita tes semuanya dan hasilnya negatif Covid," kata Ajish Dibyo, produser film Penyalin Cahaya, dalam jumpa pers virtual film Penyalin Cahaya pada Kamis (2/9).

Ajish mengatakan hal yang justru menjadi tantangan dalam proses syuting film Penyalin Cahaya adalah ketika Wregas ingin film ini berada terpusat di Bentara Budaya Jakarta dan membutuhkan set kampus yang luas. Para kru pun berusaha mewujudkan keinginan Wregas tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Film ini berkisah tentang seorang mahasiswa bernama Sur (Shenina Cinnamon) yang harus kehilangan beasiswa karena swafoto dirinya kala mabuk tersebar.

Sur sendiri tidak ingat kejadian sebenarnya pada saat mabuk. Ia pun memulai investigasi dengan bantuan teman kecilnya yang merupakan seorang tukang fotokopi di kampus.

Film Penyalin CahayaSecara cerita, film Penyalin Cahaya akan mengangkat kisah penyintas korban kekerasan seksual.: (dok. Rekata Studio)

Secara cerita, film Penyalin Cahaya akan mengangkat kisah penyintas korban kekerasan seksual. Alasan Wregas mengangkat tema tersebut karena ingin masyarakat sadar akan bahaya kekerasan seksual.

"Saya merasa film adalah media komunikasi yang paling efisien. Jadi kalau kita membuat film ada tanggung jawab besar untuk mengargumenkan sesuatu kepada masyarakat," kata Wregas dalam acara yang sama.

"Saya merasa masyarakat sekarang urgen untuk tahu darurat kekerasan seksual. Banyak penyintas yang tidak mendapatkan keadilan," lanjutnya.

Wregas selaku sutradara pun melakukan riset mendalam dan memakan waktu satu tahun. Dia mencari bahan riset dari berbagai sumber termasuk dari para korban kekerasan seksual.

"Riset dari banyak yang ada di media seperti ibu Baiq Nuril, dari teman-teman korban kekerasan seksual, kisah teman-teman yayasan yang bergerak dalam kegiatan anti kekerasan sosial. Kita rangkum dan tajamkan untuk diangkat," kata Wregas.

Film Penyalin Cahaya akan hadir di Busan International Film Festival (BIFF) 2021. Terkait hal tersebut, Wregas menargetkan agar film garapannya itu bisa disaksikan oleh banyak orang dan pesan yang disampaikan dapat ditangkap oleh penonton.

Film ini diharapkan dapat tayang di bioskop pada September atau Oktober 2021 ketika mayoritas masyarakat telah divaksin.

(fby/end)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER