Jakarta, CNN Indonesia --
Kisah serial The Silent Sea tidak begitu saja terjadi dalam semalam. Butuh bertahun-tahun gagasan awal kisah ini bisa berkembang menjadi serial yang kini dibintangi oleh Gong Yoo dan bisa ditonton secara global.
Sejatinya, gagasan awal The Silent Sea adalah berasal dari film pendek sutradara Choi Hang-yong kala kuliah di School of Film, TV & Multimedia Korea National University pada 2012. Film pendek tersebut ia buat untuk tugas akhirnya.
"The Silent Sea yang asli sebenarnya tugas akhir kuliah saya. Sebelum lulus, saya berpikir, 'untuk tugas akhir, saya akan membuat sebuah film yang sungguh saya inginkan', dan berujung pada sebuah film fiksi ilmiah," kata Choi dalam catatan produksi The Silent Sea yang diterima CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mengatur latarnya di Bulan karena pada 2012, banyak film berlatar di luar angkasa namun belum ada yang di Bulan. Itu sangat dekat dengan Bumi namun begitu asing, amat menarik," lanjutnya.
Namun film pendek yang niat awalnya merupakan syarat lulus itu justru kemudian mendapatkan sambutan hangat kala diputar di Mise-en-scène Short Film Festival pada 2014. Hingga pada 2020-2021, ide film pendek itu benar-benar dikerjakan menjadi serial.
Dalam menggubah film pendek menjadi serial, proyek The Silent Sea menggandeng penulis kredibel Park Eun-kyo. Ia selama ini dikenal sebagai penulis film Mother (2009) yang diarahkan oleh Bong Joon-ho.
 Butuh bertahun-tahun gagasan awal kisah The Silent Sea bisa berkembang menjadi serial yang kini dibintangi oleh Gong Yoo. (Arsip Netflix) |
Di sisi lain, Park Eun-kyo sejatinya adalah dosen dari Choi Hang-yong dan dia adalah salah satu orang pertama yang mengetahui naskah asli The Silent Sea semasa masih jadi film pendek. Kini, ketika ia digaet untuk menjadi penulis drama The Silent Sea, Park Eun-kyo nyatanya menghadapi tantangan yang tak mudah.
"Saya bahkan lupa kapan pertama kali membaca naskah film pendek itu," kata Park Eun-kyo kala jumpa media The Silent Sea beberapa waktu lalu.
"Ini membuatnya lama sekali dan ada banyak versi naskah sepanjang proses penggodokan menjadi sebuah serial, karena ada banyak kisah yang ingin saya ceritakan," lanjutnya.
"Saya tak mau mengatakan proses itu sulit, namun dalam proses riset dan pencariannya memang cukup berat. Karena di Korea, kami tidak punya banyak riwayat pengalaman dalam genre ini. Itu tantangan terbesarnya," kata Park Eun-kyo.
"Jadi saya harus memeloporinya, bisa dibilang demikian, untuk pertamakalinya sebagai bagian dari industri konten Korea. Jadi itu memang sulit, tapi menyenangkan," lanjutnya.
Bukan hanya soal pengembangan cerita, pembuatan set The Silent Sea juga dianggap Choi Hang-yong tidaklah mudah. Choi Hang-yong menyebut, kondisi Korea yang tak memiliki pengalaman membuat serial bertema luar angkasa membuat dirinya lebih banyak merujuk pada film-film Hollywood.
intip suasana produksi The Silent Sea di halaman sebelah..
[Gambas:Youtube]
Dari segi set, Choi Hang-yong juga menetapkan situasi yang dibuat sedemikian rupa mirip dengan kondisi Bulan, yaitu memiliki gravitasi rendah. Hal itu kemudian disiasati dengan menggunakan kabel karet yang dipasang pada pemain sehingga seolah-olah memiliki bobot tubuh tanpa gravitasi.
Belum lagi pengaturan cahaya harus disesuaikan dengan pantulan cahaya di permukaan Bulan yang berbeda dengan Bumi. Selain itu, ia ingin memastikan sebisa mungkin rambut pemain tidak bergerak mengingat di luar angkasa tidak ada angin.
Choi Hang-yong bahkan membangun lima studio dengan luas mencapai 9,1 ribu meter persegi, dan menggunakan latar blue screen untuk pemberian efek visual. Ini merupakan pengalaman pertama dalam kariernya.
 Sutradara The Silent Sea membangun lima studio dengan luas mencapai 9,1 ribu meter persegi, dan menggunakan latar blue screen untuk pemberian efek visual. (dok. Netflix) |
"Saya tidak pernah memiliki pengalaman dengan teknologi semacam itu sebelum mengerjakan The Silent Sea," kata Choi Hang-Young.
Selain itu, ia juga menyediakan dinding layar LED guna memudahkan para aktor dalam berimajinasi di lokasi syuting. Dinding LED ini berfungsi sebagai 'cermin' bagi para pemeran supaya memudahkan mereka mengimajinasikan posisi karakter masing-masing di 'luar angkasa'.
Kostum 8,5 Kg
Tak hanya sutradara Choi Hang-Young, persiapan yang matang juga dijalani oleh para pemain. Para pemeran pun curhat betapa berat kostum yang mereka kenakan, salah satunya Bae Doona.
Kostum astronaut yang mesti dipakai oleh Bae Doona dan yang lainnya diketahui memiliki bobot total hingga 8,5 kilogram, mulai dari helm hingga sepatu bot.
"Ini pertama kalinya kostum menjadi tantangan bagi saya," kata Bae Doona.
 Para pemeran pun curhat betapa berat kostum yang mereka kenakan, salah satunya Bae Doona. (dok. Netflix) |
Selain kostum, para pemeran juga diwajibkan bergelantungan dalam kabel-kabel karet demi menciptakan efek minim gravitasi. Bahkan Gong Yoo pun curhat betapa dirinya ribet sendiri kala menjalani syuting akibat berbagai kabel yang melilit tubuhnya.
"Saya belum pernah terhubung ke kabel sebanyak itu," kata Gong Yoo. "Saya ingat betapa sulitnya untuk bergerak tanpa bobot sambil menempelkan kabel di seluruh tubuh saya, sambil menggambarkan situasi genting dalam alur cerita,"
"Saya berharap semua itu akan menghasilkan gambar luar biasa yang belum pernah dilihat orang sebelumnya," lanjutnya berharap menimbang perjuangannya terlilit kabel-kabel tersebut.
"Menentang gravitasi itu menantang. Butuh latihan. Dan lebih banyak latihan, bahkan saat syuting," timpal Lee Joon.
 Dinding LED dalam lokasi syuting The Silent Sea berfungsi sebagai 'cermin' bagi para pemeran supaya memudahkan mereka mengimajinasikan posisi karakter masing-masing di 'luar angkasa'.: (dok. Netflix) |
Namun latihan yang panjang dan melelahkan itu disebut Kim Sun-young memperkuat jalinan chemistry para pemain di lokasi syuting.
"Sering kali, kami harus syuting dalam keadaan khusus, dan kami bekerja sama dengan sangat baik dalam hal akting serta di bidang lain," kata Kim Sun-young.
Lee Mu-saeng menimpali, "Saya merasa bahwa kami benar-benar seperti tentara dalam pertempuran yang saling menjaga. Interaksi di antara karakter kami mengalir begitu saja."