Komentar Pertama Simon Leviev: Tinder Swindler Bukan Kisah Nyata
Tersangka utama dalam film dokumenter berjudul Tinder Swindler, Simon Leviev, bersikukuh pada klaimnya bahwa ia tidak bersalah. Terlepas dari seluruh bukti yang memberatkannya di dalam film baru Netflix tersebut, Leviev menyebut bahwa Tinder Swindler bukanlah kisah nyata dan dibuat-buat.
"Mereka menyajikannya sebagai film dokumenter tetapi sebenarnya, itu seperti film yang dibuat-buat," kata Simon dalam wawancara dengan Inside Edition, seperti dilansir EW.
Simon Leviev yang sebelumnya bernama Shimon Hayut merupakan subjek dalam film dokumenter Netflix berdurasi dua jam yang menceritakan kisah penipuan yang bermula dari online dating atau kencan online.
Film tersebut memaparkan aksi Simon menipu perempuan yang ditemuinya melalui aplikasi kencan Tinder hingga mencapai US$10 juta atau sekitar Rp143,6 miliar.
Tiga perempuan yang bersaksi dan maju dalam wawancara itu mengungkapkan bahwa Simon mengaku sebagai putra miliarder Israel, Lev Leviev, dan berbohong perihal karier dan keuangannya untuk mendapatkan kepercayaan mereka sebelum menipu mereka dari ratusan dari ribuan dolar.
Tiga perempuan itu adalah Cecilie Fjellhøy, Pernilla Sjöholm, dan Ayleen Charlotte. Ketiganya berasal dari tiga negara berbeda dan dua di antaranya pernah menjadi pacar Leviev.
Pada Desember 2019, Leviev dijatuhi hukuman 15 bulan penjara setelah didakwa melakukan penipuan, pencurian, dan pemalsuan, tetapi dibebaskan lima bulan kemudian karena berperilaku baik.
Setelah dibebaskan, Leviev kembali ke Tinder, tetapi dia (akhirnya) dilarang dari aplikasi kencan mulai bulan ini setelah penayangan dokumen Netflix.
Namun Leviev kemudian buka suara dan membela diri bahwa dia bukan penipu serial.
"Saya bukan penipu Tinder. Saya hanya pria lajang yang ingin bertemu dengan beberapa gadis di Tinder. Aku bukan monster ini," tutur Simon di sebelah kekasihnya yang kini seorang model di Israel.
(cfd/agn)