Britney Spears dikabarkan telah meneken kontrak untuk penulisan memoar oleh dirinya sendiri dengan penerbit Simon & Schuster senilai US$15 juta, atau setara dengan Rp215 miliar (US$1=Rp14.354).
Diberitakan ET pada Senin (21/2) waktu Amerika Serikat, sejumlah laporan media di AS seperti Page Six mengabarkan nilai teken kontrak tersebut merupakan hasil perang penawaran para penerbit terhadap Britney Spears.
Tawaran yang akhirnya diteken oleh pelantun Toxic tersebut dikabarkan menjadi salah satu kesepakatan termahal untuk sebuah memoar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ET menyebut, tak satupun perwakilan Britney Spears atau Simon & Schuster berkomentar secara resmi terkait kesepakatan ini.
Berita ini datang setelah Britney Spears dipastikan bebas dari konservatori atau perwalian yang mengekang dirinya selama 13 tahun. Dengan terbebas dari perwalian tersebut, kini Britney Spears bisa mengelola keuangannya sendiri secara independen.
Kabar memoar Britney Spears ini juga datang setelah penyanyi itu ribut di media sosial dengan adiknya, Jamie Lynn Spears.
Keduanya berseteru setelah Jamie Lynn merilis sebuah memoar bertajuk Things I Should Have Said yang juga berisi kisah dirinya atas masalah Britney Spears.
Terkait dengan kesaksian Jamie Lynn dalam memoar tersebut, Britney Spears kesal bukan kepalang. Britney menilai cerita Jamie bohong dan hanya memanfaatkan situasi dirinya untuk jualan buku,
Sementara itu, Britney Spears sendiri disebut telah merencanakan untuk kembali berkarier pada tahun ini. Seorang sumber mengatakan kepada ET pada Desember lalu bahwa Spears telah merencanakan segalanya.
"Britney aktif mengincar berbagai tawaran produk dan peluang di dunia hiburan. Beberapa telah menghubunginya dan menawarkan sesuatu, dan tak ada yang jelek," kata sumber itu.
"Dia bersemangat menjadi pebisnis di tahun baru dan mengeksplor berbagai usaha berbeda yang dulu tak ada untuknya," lanjut si sumber.
(end)