Review Film: CODA

Muhammad Feraldi | CNN Indonesia
Minggu, 27 Mar 2022 09:15 WIB
Review film CODA yang menjadi nomine Film Terbaik Piala Oscar 2022 adalah kisah sederhana yang membuat hati penonton terasa penuh. Foto: (Apple TV via Twitter)
Jakarta, CNN Indonesia --

CODA merupakan film yang mengemas kisah sederhana dengan formula yang bisa diprediksi secara proporsional, tapi tetap membuat hati penonton terasa penuh.

Awalnya, film tersebut terlihat memiliki formula kehidupan remaja yang mudah ditebak, seperti pergulatan batin antara mengejar mimpi atau memenuhi ekspektasi orang tua.

Tak hanya itu, satu sosok yang hadir dan mendorong sang tokoh utama untuk terus menggapai mimpi, ditambah dengan bumbu memendam cinta ala-ala remaja yang semakin memperkuat formula tersebut.

Namun, CODA menjadi lebih bernyawa berkat keluarga Ruby Rossi (Emilia Jones). Ruby Rossi merupakan murid SMA yang lahir dalam keluarga tuli. Namun, ia menjadi satu-satunya yang mampu mendengar dalam keluarga.

Posisi Ruby yang menjadi jembatan keluarganya yang tuli dengan dunia yang tak ramah dengan kondisi disabilitas itu berbuah konflik batin saat bertemu dengan keinginannya sendiri.

Foto: (Apple TV via IMDb)
Review CODA menilai film ini menampilkan gejolak batin Ruby Rossi antara mengejar mimpi atau memenuhi ekspektasi orang tua.

Riset mendalam dan kepekaan jitu diperlukan dalam membawa isu masyarakat inklusif ke medium film. Sutradara Sian Heder terbilang cukup teliti dalam melakukan itu dan menuangkannya dalam keluarga Rossi. Semua terasa pas, tidak menggurui.

Hal itu terlihat jelas karena keluarga Rossi menjadi subjek utama cerita film ini, bukan objek. Sutradara Heder tidak terjebak pandangan kuno masyarakat yang acap kali menjadikan masyarakat difabel objek kesedihan.

CODA tidak mengeksploitasi kondisi keluarga Rossi demi mengais air mata penonton. Semua hingga permasalahan yang dialami terasa natural, layaknya mendengar kisah keluarga pada umumnya.

Heder juga membuat penonton bisa menyaksikan upaya keluarga Rossi hidup di tengah masyarakat mayoritas tanpa merendahkan mereka.

Alih-alih merendahkan, CODA seperti menyajikan hal-hal yang mungkin kurang familier atau bahkan tidak diketahui khalayak ramai, seperti cara orang tuli menikmati musik.

Frank Rossi (Troy Kotsur) digambarkan sebagai penikmat musik rap yang banyak diisi suara bass keras. Dari sana, penonton bisa mengetahui bahwa komunitas tuli menikmati musik melalui getaran.

Lanjut ke sebelah...

Review Film: CODA


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :