Yellowjackets, Ketika Para Perempuan 'Melawan' Kehidupan
Serial Yellowjackets meninggalkan kesan berbeda di hati ketika saya menuntaskan musim pertamanya di MOLA. Bukan saja karena aksi Juliette Lewis (berperan sebagai Natalie dewasa), Christina Ricci (sebagai Misty dewasa), serta Melanie Lynskey (sebagai Shauna dewasa) yang memikat, bukan pula karena lagu-lagu era 1990-an yang terselip di setiap episode; Yellowjackets terdiri dari lapisan yang intens dan tajam.
Yellowjackets sendiri adalah nama tim sepak bola putri di sebuah SMA di New Jersey. Berisi remaja yang dipenuhi hormon dengan berbagai karakter, kelompok yang dipimpin oleh Jackie (diperankan oleh Ella Purnell) adalah tim unggulan dan populer. Meski banyak tertawa dan terlihat bersenang-senang, ternyata tak sedikit dari antara anggota tim yang saling menyimpan rahasia.
Suatu hari di tahun 1996, Yellowjackets terbang ke Seattle untuk mengikuti sebuah turnamen nasional. Jackie dan kawan-kawannya bisa saja jadi juara. Tetapi pesawat pribadi yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan di udara Kanada, membuat Yellowjackets terdampar di alam liar. Pelatih, pilot, pramugari menjadi korban.
Cerita mulai bergulir, membuka lapisan kedua Yellowjackets. Para gadis remaja itu harus menghadapi ketakutan, kesedihan, dan berbagai masalah dalam komunitas kecil mereka, termasuk soal menstruasi dan kehamilan, hingga serigala hutan. Hanya bisa saling mengandalkan satu sama lain, Yellowjackets bersama asisten pelatih Ben Scott (Steven Krueger) yang kehilangan satu kaki akibat kecelakaan, serta kedua putra pelatih, yakni Travis (Kevin Alves) dan Javi (Luciano Leroux), bertahan di hutan selama 19 bulan.
Pada saat bersamaan, serial Yellowjackets juga membuka lapisan ketiga berupa kehidupan dewasa para tokoh utama, yaitu Natalie, Misty, Shauna, dan Taissa (diperankan Tawny Cypress). Sebuah kartu pos menghubungkan mereka yang berujung pada kematian Travis serta pemerasan, kartu pos yang menyibak rahasia yang terkubur sekian lama.
Natalie percaya, Travis tidak bunuh diri. Dia mencoba membuktikan keyakinan itu, mau tak mau juga menyeret teman-temannya. Sementara di sisi lain, Shauna dan Taissa diceritakan berusaha menjalani kehidupan dengan normal. Atau tepatnya, berpura-pura seperti semuanya adalah normal.
Serial Yellowjackets dengan cermat memainkan alur secara apik. Di awal, serial ini mungkin akan membingungkan. Namun seiring sibakan rahasia demi rahasia yang diikuti masalah demi masalah pada setiap episode, kerumitan itu mulai terurai. Satu per satu karakter diceritakan memiliki masa lalu dan motivasi masing-masing, menunjukkan bahwa setiap manusia pasti punya masalah.
Serial ini juga tak segan menampilkan adegan penuh darah, yang cukup mengejutkan karena penonton akan mudah terbawa drama Yellowjackets. Beberapa episode, termasuk yang terakhir, memiliki akhir begitu mengejutkan. Hal itu masih ditambah penggalan adegan yang pada awalnya terasa sebagai 'bumbu penyedap', ternyata menjadi bagian sebuah rahasia. Rasanya, tak sabar menunggu musim kedua yang disebut sedang dalam penggarapan.
Dipenuhi oleh perempuan, Juliette Lewis dan Christina Ricci terlihat paling menonjol bagi saya. Sebagai anak band dalam kehidupan nyata, Juliette seperti mudah melebur dalam karakter Natalie yang keras dan rapuh. Sementara Christina yang selama ini citranya tersimpan di otak sebagai Wednesday Adams dari The Addams Family, tampil dengan rambut pirang dan karakter serba ekstra. Hubungan Natalie dan Misty yang rumit berhasil 'memeriahkan' Yellowjackets, didukung kehadiran Shauna, seorang ibu rumah tangga yang terlihat 'biasa' saja namun ternyata sanggup melakukan hal-hal tak terduga, serta Taissa yang selalu berkompetisi dan tak menyukai kekalahan.
Yellowjackets menjadi jalinan cerita kompleks, saling terkait. Pada akhirnya, serial ini menuturkan tentang kehidupan seorang perempuan, dari berbagai sudut pandang. Beragam masalah yang dialami setiap karakter terasa dekat, beberapa sedang menjadi sorotan saat ini, seperti peran perempuan dalam politik, serta kekerasan dalam rumah tangga.
Menjelang akhir musim pertama, semakin banyak rahasia dibuka. Cerita menjadi semakin runcing dan tajam, dengan akhir menggantung yang akan sulit lepas dari pikiran. Tepat bagi penggemar drama penuh ketegangan yang dituturkan dengan gaya modern, Yellowjackets dapat disaksikan eksklusif hanya di MOLA.
(rea)