Jakarta, CNN Indonesia --
Jon Batiste berhasil merengkuh penghargaan Album of The Year dalam gelaran Grammy Awards 2022. Meski merajai ajang Grammys tahun ini dengan 8 nominasi lewat We Are, Batiste harus bersaing dengan nominator berat lainnya, seperti Tony Bennett dan Lady Gaga, Justin Bieber, Doja Cat, hingga Billie Eilish.
Selain itu, nomine lainnya yang tertera dalam kategori tersebut adalah H.E.R., Lil Nas X dengan Montero, Taylor Swift, dan juga Kanye West.
Tahun ini menjadi momentum yang sangat optimal bagi sosok bernama Jonathan Michael Batiste tersebut. Pada awal tahun 2022, Batiste berhasil memenangkan Academy Award untuk karyanya di film animasi Pixar, Soul, yang dikerjakannya bersama composer Trent Reznor dan Atticus Ross.
Melalui film tersebut, Batiste juga berhasil merengkuh gelar Oscar tahun lalu yang dilanjutkan dengan kemenangan di Golden Globe dan BAFTA Award. Tidak heran jika Batiste adalah musisi dan komposer prominen dengan total 11 nominasi yang membuat dirinya mendominasi di ajang Grammy Awards ke-64 tahun ini.
Lahir dengan trah dan kultur musik yang kuat di Lousiana pada 11 November 1986, Jon Batiste tumbuh besar menjadi seseorang yang hidup dengan musik.
Bersama ide dan karya musiknya, Jon Batiste menjelma menjadi seorang pentolan bersama band-nya, Stay Human. Ia juga merupakan seorang pengajar musik, dan juga television personality saat mendapuk peran sebagai music director untuk The Late Show with Stephen Colbert sejak 2015.
Selain itu, ia juga merupakan music director bagi majalah The Atlantic, dan menjadi creative director untuk National Jazz Museum di Harlem, New York. Dengan berbagai posisi yang didasari kharisma yang begitu kuat dan visi artistik yang optimal, publik akhirnya banyak menjuluki dirinya sebagai "crowned prince of jazz".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjut ke sebelah...
Jon Batiste juga dikenal dengan kemampuannya untuk meramu sebuah kebaharuan dalam musik. Lewat bakat musik yang mencengangkan, Jon dapat dengan mudah untuk menguasai panggung lewat sentuhan jari di tuts piano hingga menjiwai dalam memainkan "harmonaboard" (sebuah hibrida antara harmonika dan kibor), baik saat tampil solo atau bersama Stay Human.
Jon pun merilis album solo perdananya berjudul Hollywood Africans (2018) via Verve Records yang mendapatkan mendapatkan perhatian dan kritik positif.
Lewat debut album solonya tersebut, Batiste juga berhasil menembus nominasi Grammy Awards perdananya untuk kategori Best American Roots Performance dengan trek berjudul Saint James Infirmary Blues.
Tahun 2020 juga menjadi ajang bagi Jon Batiste untuk unjuk gigi dengan dua nominasi Grammy Awards. Lewat album Chronology of a Dream: Live at the Village Vanguard, Jon Batiste masuk dalam nominasi Best Contemporary Instrumental Album. Selain itu, album kolaboratifnya bersama Cory Wong berjudul Meditations, Batiste juga berhasil masuk ke dalam kategori Best New Age Album sebagai nomine.
Kini, bersama album ke-5 bertajuk We Are, Batiste mengaku jika album penuh terbarunya ini adalah sebuah "pencapaian yang klimaks bagi dirinya secara pribadi". Begitulah deskripsinya tentang album tersebut, dilansir via Atwood.
"Album ini [We Are] adalah karya yang paling merepresentasikan seluruh kreativitasku, sebagai seorang manusia, atau pun sebagai seorang artis," lanjutnya.
Dirilis pada 19 Maret 2021 via Verve Records, We Are melanjutkan kiprah artistik dari seorang Jon Batiste yang selalu fokus dalam musik, seni, filantropi, dan pendidikan bagi musisi muda. Lewat berbagai posisi strategis yang didapuknya, Jon Batiste juga diserahi serangkaian gelar yang mengapresiasi kehadirannya di berbagai ranah yang dikuasainya.
Sebelum merengkuh gelar Album of The Year di Grammy Awards 2022 lewat album We Are, Jon Batiste telah mendapatkan penghargaan American Jazz Museum Lifetime Achievement Awards, Harry Chapin ASCAP Humanitarian Award, dan masuk dalam jajaran daftar "30 under 30" milik Forbes di tahun 2016.