Bagi band Franz Ferdinand, merilis album greatest hits di usia karier mereka yang sudah lebih dari dua dekade bukan berarti akhir dari perjalanan band rock Skotlandia itu.
Dalam perbincangan dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu, vokalis band tersebut, Alex Kapranos menilai bahwa ada sejumlah makna ketika band membuat album kompilasi itu.
Franz Ferdinand diketahui merilis album kompilasi lagu-lagu populer mereka alias greatest hits dengan tajuk Hits to the Head pada 11 Maret lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :![]() CERITA DI BALIK STUDIO Eksplorasi 'Liar' The Panturas Lewat Album Ombak Banyu Asmara |
"Menurutku, ada dua hal yang selalu identik dengan perilisan greatest hits dari sebuah karier band," kata Kapranos.
"Yang pertama tentu saja adalah ketika band tersebut ada di akhir karier mereka. Ketika para personel meninggal, atau ketika mereka bubar," katanya.
Sementara untuk hal kedua, bagi Kapranos yang merujuk pada David Bowie dan Queen, mereka merilis album kompilasi itu saat "merasa di penghujung karier".
"Momen itulah yang biasanya menempatkan band untuk memetakan lagi karier mereka sehingga bisa melangkah ke level berikutnya," kata Kapranos. "Momen itu yang membawa Queen pada single seperti Radio Gaga atau I Want To Break Free,"
Lihat Juga : |
"Bagi kami sebagai band, perilisan ini adalah momen bagi Franz Ferdinand untuk menuju album greatest hits volume ke-2!," kata Kapranos.
Franz Ferdinand telah eksis sejak 2001. Band yang mengusung indie rock hingga dance-punk ini telah mengumpulkan lima album studio, satu album remix, dan satu album kompilasi pada 2014 lalu.
Diskografi itu belum termasuk dengan extended plays, single, serta album live. Lagu-lagu mereka pun masyhur, terutama di Skotlandia dan Eropa.
Terkait pemilihan lagu-lagu untuk album greatest hits ini, Kapranos mengaku ia dan anggota Franz Ferdinand tidak mau ambil pusing.
Lanjut ke sebelah...