'Najwa Shihab' dan Ajang Curhat di Lukisan Bak Truk
Bagi Farid, truk bukan hanya kendaraan yang ia kendarai untuk mencari nafkah. Baginya, truk bisa memiliki nilai tambah bila tampak lebih semarak, salah satunya dengan lukisan truk.
Apalagi, pekerjaan Farid terbilang berat. Ia selalu menggunakan truk tersebut untuk mengantar berbagai barang muatan, mulai dari sayur, buah, hingga bingkisan. Sehingga, truk yang semarak tentu membuat pekerjaan terasa lebih menyenangkan.
"Nilai estetikanya bertambah. Yang semula polos, enggak ada apa-apanya, jadi lebih estetik dan lebih berwarna," kata pemuda Boyolali tersebut saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Farid yang mendapat mandat untuk memakai satu unit milik bosnya juga mengaku lukisan truk memberi kepuasan tersendiri. Ia juga berbagi cerita bahwa sang pemilik truk memesan lukisan di Malang dengan berbagai gambar dan kutipan.
Bagian belakang truk yang dikendarai Farid dilukis potret Najwa Shihab. Truk berwarna kuning-hijau itu juga menyertakan tulisan bernada gurauan, yakni "Anda berada tepat di belakang sopir ganteng".
"Filosofinya, Najwa Shihab itu orangnya tegas. Kalau yang nyantai itu kami kerja itu serius tapi ya tetap santai, enggak dibawa spaneng," lanjut pemuda yang pernah menyupir hingga ke Sumatra, Bali, dan Flores.
"[Kalau tulisan] itu dari bosnya yang pesan, mungkin menganggap sopirnya ganteng-ganteng," katanya.
Sementara itu, bak bagian samping bergambar potret perempuan berkacamata dengan tulisan "Putra Berdikari". Ia menjelaskan Putra Berdikari adalah nama dari truk tersebut, terinspirasi dari kisah bosnya semasa muda.
"Putra Berdikari itu nama truk-nya," katanya. "Bos saya itu kerja di Jepang, terus dia memutuskan untuk pulang ke Indonesia mendirikan usaha sendiri. Jadi berdiri di atas kaki sendiri."
Bukan hanya sekadar identitas atau pun harapan, kadang kala lukisan truk adalah hiburan bagi sopir-sopir. Apalagi kalau terdapat karya yang jenaka, atau pun yang mengundang gairah.
Lihat Juga : |
Curhat dan Hiburan
Hal itu diakui Ade, mantan soper truk lepasan saat berbincang dengan CNNIndonesia.com pada kesempatan yang berbeda. Menurut Ade, lukisan truk adalah salah satu hiburan para sopir selain para perempuan yang bersedia menemani mereka menyurusi perjalanan panjang.
"Kasarnya ya, kalau [lukisan] yang aneh-aneh, itu yang bikin melek," kata Ade, mantan sopir truk lepasan, di lain kesempatan. "Jadi kita ingin foto, atau jadi buat bercandaan sesama teman,"
"Soalnya kalau jarak jauh itu bikin bosen," lanjutnya.
Lukisan-lukisan yang "aneh" tersebut bisa jadi muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari curahan hati soal perempuan, terpincut janda, hingga masalah pelik rumah tangga mereka.
"Kadang di belakang lihat kata-katanya apa. Lagi nyetir, baca, terus ketawa. Jadi enggak bosan," kata Farid.
Sementara itu, menurut Nicholas Wila Adi pada Perkembangan Visual Seni Lukis pada Truk yang diterbitkan dalam Jurnal Seni Nasional CIKINI Volume 5, Juni-November 2019, tema perempuan adalah tema yang tak pernah hilang dari lukisan bak truk.
Temanya pun tak jauh-jauh dari berbagai kasus di masyarakat, seperti poligami, perselingkuhan, dan perceraian.
"Penggambaran perempuan dengan penampilan fisiknya dimaksudkan untuk pemenuhan hasrat serta fantasi laki-laki. Penggambaran ini secara tidak langsung memunculkan ungkapan-ungkapan yang mendukungnya, seperti 'lupa nama ingat rasanya', 'kutunggu jandamu', 'dua istri lebih baik'," lanjutnya.
Jamari, seniman lukisan truk yang sudah berkarier selama lebih dari 25 tahun pun berpendapat senada. Pelukis yang berdomisili di Cikarang ini mengatakan selama ini pesanan yang diterima kebanyakan adalah ungkapan isi hati sopir.
"Masalah kehidupan, masalah rezeki, keluarga. Jadi curhatan-curhatan peristiwa kehidupan ini, diekspresikan di lukisan," kata Jamari.
"Kebanyakan [pesanan] orang curhat. Jadi, misalnya kita punya masalah. Kalau curhat ke sesama manusia belum tentu diterima, belum tentu menerima keluhan kita. Kalau enggak kan malah sakit hati, jadi mendingan di truk-truk aja," lanjutnya.