Mentan SYL Hadiri JFAMM Bahas Soal Ancaman Krisis Pangan Global

Advertorial | CNN Indonesia
Rabu, 12 Okt 2022 00:00 WIB
perubahan iklim, pandemi Covid-19 serta ketegangan geopolitik di belahan dunia meningkatkan ancaman krisis pangan secara global.
Foto: Arsip Kementan.
Jakarta, CNN Indonesia --

Fenomena perubahan iklim, pandemi Covid-19 serta ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia meningkatkan ancaman krisis pangan secara global. Potensi krisis tersebut yang melatarbelakangi pertemuan para Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian G20 di Amerika.

Pertemuan yang disebut sebagai Joint Finance and Agriculture Ministers Meeting (JFAMM) ini ditujukan untuk mengatasi krisis pangan dunia, mencakup kebijakan pembiayaan, intervensi sistem pertanian dan pangan, serta kebijakan perdagangan.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri mengatakan JFAMM dilaksanakan pada Selasa (11/10) di Washington DC, Amerika Serikat. Pertemuan ini dilakukan di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia.

Lebih lanjut, dia mengkonfirmasi bahwa Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo telah tiba di Amerika, Senin (10/10) untuk hadir pada kegiatan tersebut.

Kuntoro mengatakan JFAMM akan menjadi kesempatan berharga bagi Indonesia untuk berbagi pengalaman terkait bagaimana strategi dan upaya negara ini dalam menekan ancaman krisis pangan.

"Seperti yang sering diutarakan Bapak Menteri Pertanian, Indonesia telah berupaya keras, menyusun strategi untuk mengatasi ancaman krisis pangan, strategi tersebut berupa peningkatan kapasitas produksi, menekan inflasi, menurunkan impor, dan meningkatkan ekspor pangan," kata Kuntoro di Jakarta.

Selain hadir pada kegiatan JFAMM, lanjut Kuntoro, SYL juga akan melakukan bilateral meeting dengan perwakilan Bank Dunia. Pertemuan tersebut ditujukan untuk memperkuat kerja sama pengembangan sektor pertanian antara Indonesia dengan Bank Dunia.

Tercatat Bank Dunia selama ini telah memberi berbagai dukungan pembangunan sektor pertanian di Indonesia. "Termasuk kesediaan Bank Dunia melakukan joint assessment terhadap Kinerja KUR pertanian di Indonesia, serta dukungan dalam bentuk penanganan dampak perubahan iklim lainnya" terang Kuntoro.

Dalam pertemuan tersebut, lanjut Kuntoro, direncanakan akan ada peluncuran Proyek inisiasi Kementerian Pertanian dan Bank Dunia yang disebut "Agriculture Value Chain Development Project / Integrated Corporation of Agricultural Resources Empowerment (ICARE)". Proyek inisiasi tersebut merupakan dukungan Bank Dunia terhadap upaya pengembangan pertanian berbasis Kawasan dan penguatan rantai nilai komoditas pertanian secara berkelanjutan.

Selain dua agenda penting tersebut, lanjut Kuntoro, SYL juga terkonfirmasi untuk membuka perhelatan One Day with Indonesian Coffee, Fruits, and Floriculture (ODICOFF). Sebagai upaya peningkatan ekspor dan promosi produk pertanian Indonesia, ODICOFF telah terlebih dahulu dilakukan di negara-negara besar di Eropa.

"Acara ini merupakan yang pertama kali diadakan di Amerika Serikat, tujuannya untuk memperkenalkan lebih dekat keragaman produk pertanian Indonesia di Amerika Serikat," tegas Kuntoro.

Sebagai informasi, ODICOFF merupakan forum bisnis yang menjembatani ekportir produk pertanian dengan pengusaha di luar negeri. Melalui acara ini, calon investor dapat mencoba produk lokal, hingga berdiskusi langsung seputar produk pertanian Indonesia.

Gelaran ini merupakan langkah Kementan untuk memenuhi perintah Presiden Joko Widodo. Dimana, Presiden menghendaki Indonesia bisa mengembangkan pasar internasional, di samping mencukupi ketahanan pangan nasional.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER