Penelitian mengungkapkan hal baru yang menyebabkan Bruce Lee meninggal dunia pada 20 Juli 1973. Sekitar hampir 50 tahun, aktor sekaligus martial artist tersebut dinyatakan meninggal dunia akibat cerebral oedema atau pembengkakan otak.
Namun, berdasarkan hasil penelitian terbaru, kematian Bruce Lee disebut akibat ginjalnya tak mampu mengeluarkan air berlebih di dalam tubuhnya.
Penelitian itu dilakukan sekelompok spesialis ginjal di Spanyol yang diterbitkan dalam Clinical Kidney Journal edisi Desember 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penulis menegaskan Bruce Lee yang kala itu masih berusia 32 tahun meninggal dunia karena memiliki beberapa faktor risiko hiponatremia yang berarti konsentrasi natrium rendah yang tidak normal dalam darah seseorang.
Mereka juga menegaskan adanya "asupan cairan kronis" oleh Bruce Lee. Mereka juga menyebutkan beberapa faktor yang mungkin mengganggu fungsi ginjal sang aktor, seperti obat-obatan, konsumsi alkohol, dan riwayat cedera pada organ.
"Kami membuat hipotesis Bruce Lee meninggal karena disfungsi ginjal, ketidakmampuan mengeluarkan air yang cukup demi mempertahankan homeostasis air," bunyi penelitian tersebut, seperti diberitakan Variety, Senin (21/11).
"Hal tersebut dapat menyebabkan hiponatremia, edema, serebral, dan kematian dalam beberapa jam jika kelebihan asupan air tidak diimbangi dengan ekskresi air dalam urin."
Penelitian itu juga menyatakan pentingnya sosialisasi mengenai bahaya asupan air berlebih bagi tubuh.
"Mengingat hiponatremia sering terjadi, seperti yang ditemukan pada 40 persen orang yang dirawat di rumah sakit dan dapat menyebabkan kematian akibat konsumsi air yang berlebihan bahkan pada orang muda yang sehat."
Penyebab kematian Bruce Lee telah menjadi spekulasi panas selama beberapa dekade. Beberapa fan ada yang berspekulasi bintang itu bahkan dibunuh.
Sedangkan buku bertajuk Bruce Lee: A Life yang terbit pada 2018 berhipotesis dia meninggal karena kelelahan akibat panas, tetapi penelitian saat ini tidak menemukan suhu sangat tinggi pada hari itu.
Studi tersebut berhipotesis bahwa meskipun dia tidak mengonsumsi air dalam jumlah besar, ginjalnya berpotensi tidak mampu menangani cairan dalam jumlah normal sekalipun. Selain itu, dia dilaporkan menjalani diet hampir cairan yang kebanyakan jus.