Anak Jelaskan Penyakit Nani Wijaya Sebelum Meninggal Dunia
Anak-anak dari Nani Wijaya membeberkan penyakit yang diderita mendiang ibunya sebelum meninggal pada Kamis (16/3) dini hari tadi.
Cahya Kamila mengungkapkan Nani mengidap penyakit infeksi paru-paru. Hingga pada awal Februari 2023, pemeran Emak dalam sitkom Bajaj Bajuri itu dirawat di rumah sakit.
"Di IGD enggak ada perbaikan. Akhirnya ke ruangan ICU. Terus karena sebelumnya Ibu itu kan dimensia, jadi organ tubuhnya juga udah enggak terlalu responsif," ungkap Cahya usai prosesi pemakaman Nani Wijaya di TPU Babakan Madang, Jawa Barat.
Lihat Juga : |
Nani juga sempat dipasang ventilator selama 10 hari karena kesulitan bernapas. Namun, kondisi Nani terus menurun.
Nina Kartika, anak pertama Nani, juga mengungkapkan bahwa ibunya juga memiliki penyakit lain selain infeksi paru-paru. Aktris legendaris itu juga mengalami penyumbatan pembuluh darah di otaknya.
"Anggota tubuh ibu sebelah kiri sudah lama kaki kirinya enggak bisa gerak karena faktor penyumbatan di otaknya," kata Nina.
Sebelum dirawat di RS, kata Nina, untungnya sang ibu sudah tidak sering bekerja. Nani banyak menghabiskan waktu bersama anak-anak dan cucu-cucunya.
"Awal-awal pandemi itu jadi memang aktivitasnya sudah stop kan. Jadi, ya kita santai-santai di rumah ibu menghabiskan hari tua. Ya, paling ditengokin anak dan cucu. Terus kita ibadahlah, lebih fokus ibadah aja," tutur dia.
Nani Wijaya meninggal dunia di usia 79 tahun pada Kamis (16/3) pukul 3.28 WIB di RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan, setelah dirawat selama beberapa waktu usai mengeluh sesak nafas.
Ia sempat disebut membaik meski harus menjalani proses trakeostomi untuk membantu pernapasan.
Nani Wijaya merupakan aktris senior dan legendaris Indonesia. Nama perempuan kelahiran Cirebon pada 10 November 1943 ini sudah berkecimpung di dunia akting sejak dekade '60-an.
Berbagai film ia mainkan setiap tahunnya, seperti Di Lereng Gunung Kawi (1961), Si Doel Anak Betawi (1973), Yang Muda Yang Bercinta, Nostalgia di SMA (1980), RA Kartini (1982), Opera Jakarta (1985), dan Catatan si Boy I (1987), III (1989) dan IV (1990).