5 Alasan Coldplay Sulit Konser di Indonesia

CNN Indonesia
Sabtu, 15 Apr 2023 15:10 WIB
Coldplay punya kecenderungan untuk menghindari konser di negara-negara yang tidak sesuai dengan nilai yang mereka usung. (REUTERS/CHRISTOPHER PIKE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Isu Coldplay akan konser di Indonesia disambut heboh di berbagai media sosial. Pasalnya, Indonesia belum pernah disinggahi oleh band Inggris tersebut sepanjang kariernya.

Padahal, pendengar Coldplay di Indonesia terhitung banyak. Jakarta masuk ke dalam empat besar pendengar bulanan Coldplay paling banyak sedunia di platform Spotify.

Urutan pertama pendengar terbanyak Coldplay adalah di London dengan 1.528.735 pendengar. Lalu Mexico City dengan 1.446.999 pendengar, Sao Paulo 1.412.006 pendengar, dan Jakarta dengan 1.040.763 pendengar tiap bulannya.

Pada pertengahan tahun lalu, Coldplay pernah menyapa salah satu fan asal Indonesia yaitu Reza Aditya Irawan. Vokalis Coldplay, Chris Martin, mengatakan bandnya bisa saja ke Indonesia.

Namun, tetap menjadi catatan, Coldplay tak asal dalam memilih negara untuk didatangi. Coldplay punya kecenderungan untuk menghindari konser di negara-negara yang tidak sesuai dengan nilai yang mereka usung.



Berikut 5 alasan kemungkinan Coldplay sulit konser di Indonesia.

1. Banyak masalah lingkungan

Coldplay adalah salah satu kelompok musisi yang gencar menyuarakan masalah lingkungan. Bahkan, tur yang teranyar, Music of the Spheres World Tour, mengusung energi berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Sementara itu, Indonesia memiliki masalah lingkungan yang sangat banyak, mulai dari sampah plastik, polusi udara, hingga deforestasi. Bagi band yang peduli dengan lingkungan seperti Coldplay, masalah ini berpotensi menjadi ganjalan Indonesia untuk dilirik.

Mengacu pada data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbunan sampah di Indonesia pada 2022 mencapai 18,30 juta ton per tahun. Sebanyak 18,7 persen di antaranya adalah sampah plastik.

Coldplay punya kecenderungan untuk menghindari konser di negara-negara yang tidak sesuai dengan nilai yang mereka usung. (REUTERS/CHRISTOPHER PIKE)

Selain itu, angka laju deforestasi di Indonesia juga masih tinggi. Greenpeace Indonesia mencatat deforestasi mencapai 299,6 ribu hektar pada 2018-2019.

Greenpeace menilai dengan tingginya angka deforestasi itu, pemerintah tak bersungguh-sungguh untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Ditambah lagi, masalah polusi udara. Berdasarkan situs IQAir, Jakarta beberapa kali meraih jawara Indeks kualitas udara (Air Quality Index/ AQI) terburuk dunia. Pada Rabu (22/6), DKI menjadi yang terburuk di dunia dengan skor 163 alias tidak sehat. Di bawahnya, ada Beijing (159) dan Dhaka (157).




2. Masalah inklusivitas

Coldplay juga dikenal mengusung inklusivitas dalam tur mereka, mulai dari menyediakan akses yang mudah bagi seluruh lapisan masyarakat hingga penerimaan terhadap berbagai golongan.

"Kami ingin konser kami dapat diakses oleh semua orang, dan agar semua orang mendapatkan pengalaman terbaik," tulis Coldplay dalam tur mereka. 

Sementara itu, Indonesia masih diwarnai sejumlah konflik horisontal, mulai karena perbedaan ras, keyakinan, hingga berbasis gender dan seksualitas.

SETARA Institute mencatat 175 peristiwa dengan 333 tindakan pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan (KKB) terjadi di Indonesia sepanjang 2022. Kemudian Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mencatat terdapat 48 regulasi anti-LGBT di Indonesia yang kerap dijadikan legitimasi dan pembiaran untuk persekusi kelompok minoritas ini.

Di sisi lain, Indonesia juga tercatat masih belum banyak menyediakan fasilitas dan pelayanan publik yang ramah kelompok disabilitas.

Lanjut ke sebelah...

Alasan-alasan Coldplay Sulit Konser di Indonesia


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :

TOPIK TERKAIT