Pakai Gambar AI, Fotografer Tolak Kemenangan World Photography Awards

CNN Indonesia
Kamis, 20 Apr 2023 02:17 WIB
Ilustrasi fotografer. Fotografer asal Berlin menolak penghargaan kejuaraan dunia foto yang didapatkannya karena menggunakan teknologi AI. (Pixabay/jarmoluk)
Jakarta, CNN Indonesia --

Fotografer Boris Eldagsen menolak menerima penghargaan di Sony World Photography Awards setelah menang menggunakan gambar hasil kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI).

Sebelumnya, pria yang bermukim di Berlin, Jerman itu berhasil memenangkan penghargaan tersebut lewat foto dua wanita dengan judul Pseudomnesia: The Electrician.

Namun Eldagsen memutuskan untuk tidak menerima penghargaan itu karena foto berwarna hitam putih itu adalah hasil kerja AI.

Dalam keterangan resmi di situsnya, Eldagsen mengakui foto itu sengaja digunakannya untuk memantik diskusi soal penggunaan AI untuk keperluan fotografi.

"Terima kasih telah memilih gambar saya dan menjadikan ini momen bersejarah, karena ini adalah gambar buatan AI pertama yang menang dalam kompetisi fotografi internasional bergengsi," tulis Eldagsen dalam situs resminya seperti dikutip dari CNN, Rabu (19/4)/

"Berapa banyak dari Anda yang tahu atau menduga bahwa itu dihasilkan oleh AI? Hal ini terasa tidak mengenakkan, bukan?" sindir Eldagsen.

Lebih lanjut, Eldagsen melancarkan kritikan bahwa gambar yang dihasilkan oleh AI tidak seharusnya bersaing dengan hasil karya fotografi asli dalam kategori yangs ama.

"Mereka adalah entitas yang berbeda. Gambar AI dan fotografi tidak boleh bersaing satu sama lain dalam penghargaan seperti ini," kata Eldagsen.

"AI bukanlah fotografi. Oleh karena itu saya tidak akan menerima penghargaan tersebut," imbuhnya.

Selain itu, Eldagsen mengaku sengaja ikut andil dalam kompetisi tersebut dan menjuluki dirinya sendiri sebagai 'monyet curang'. Ia mengaku ingin mengetahui kesiapan kompetisi tersebut untuk menerima gambar hasil AI.

"Mereka tidak (siap)," kata Eldagsen.

"Ini menunjukkan bahwa saat ini dunia fotografi masih terkejut dengan perkembangan ini, yang secara halus dapat membuat gambar yang terlihat seperti fotografi tanpa diperlukan keterampilan dan keahlian seorang fotografer," imbuhnya.

s staff looks at an image (C) designed with artificial intelligence by Berlin-based digital creator Julian van Dieken, inspired by Johannes Vermeer's painting " title="Pameran Lukisan 'Girl with a Pearl Earring ' Buatan AI Menuai Kontroversi" />Pameran lukisan 'Girl with a Pearl Earring ' (tengah) buatan teknologi AI yang menuai kontroversi di Hague, Belanda, 9 Maret 2023. (AFP via Getty Images/SIMON WOHLFAHRT)

Ancaman AI pada eksistensi fotografer profesional

Eldagsen mengatakan AI telah membuat banyak fotografer merasa terancam dan takut mereka akan kehilangan pekerjaan karena minimnya kurasi atas gambar kecerdasan artifisial.

Dia menegaskan keikutsertaannya dalam kompetisi itu bukan untuk membuat masalah, tetapi untuk membuka percakapan penting.

"Ini bukan tentang memenangkan apa pun," katanya.

"Saya baru saja melakukan tes untuk melihat apakah mereka sadar -- seperti peretas yang meretas sistem bukan untuk mengeksploitasinya, tetapi untuk melihat apakah ada kelemahan di situ," imbuhnya.

Dalam pernyataan lebih lanjut di situsnya, dia mengaku telah memberi tahu penyelenggara tentang keterlibatan AI dalam hasil karyanya.

Di sisi lain, The World Photography Organisation selaku penyelenggara mengklaim mereka telah mengetahui keterlibatan AI di karya milik Eldagsen sebelum pengumuman kemenangan.

"Kategori kreatif dari kompetisi terbuka menyambut berbagai pendekatan eksperimental untuk pembuatan gambar dari sianotipe dan rayograf hingga praktik digital mutakhir," kata penyelenggara kepada CNN, Selasa (18/4).

"Dengan demikian, setelah korespondensi kami dengan Boris dan jaminan yang dia berikan, kami merasa entrinya memenuhi kriteria untuk kategori ini, dan kami mendukung partisipasinya," demikian kelanjutan keterangan penyelenggara.

Namun pihak penyelenggara memutuskan untuk menutup dialog dengan Eldagsen usai penolakan atas trofi yang dimenangkannya tersebut.

"Karena dia [Eldagsen] telah memutuskan untuk menolak penghargaannya, kami telah menangguhkan aktivitas kami dengannya. Dan sesuai dengan keinginannya, kami telah mengeluarkannya dari kompetisi," kata keterangan penyelenggara.

"Kami tidak lagi merasa dapat terlibat dalam dialog yang bermakna dan konstruktif dengannya," imbuhnya.

Namun pihak penyelenggara tetap mengakui 'pentingnya subjek ini dan dampaknya pada produksi sebuah gambar pada hari ini.'

"Terlepas elemen praktik AI yang relevan dalam konteks artistik pembuatan gambar, penghargaan ini akan terus menjadi wadah untuk memperjuangkan keunggulan dan keterampilan fotografer dan seniman yang bekerja di media tersebut," kata mereka.

(far/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK