Memetik Semangat Menuntut Ilmu dari Gatotkaca

Sekolah Pilar Indonesia | CNN Indonesia
Senin, 22 Mei 2023 17:50 WIB
Perjalanan hidup Gatotkaca ini ditampilkan dalam pentas kolosal wayang orang oleh ratusan siswa dari Sekolah Pilar Indonesia, Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
Pentas kolosal wayang orang yang diperagakan siswa Sekolah Pilar Indonesia. (Foto: Arsip Sekolah Pilar Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kehidupan Gatotkaca seperti dikisahkan dalam Mahabharata penuh dengan lika-liku. Perjalanan Gatotkaca mempertahankan negerinya kerap menghadapi tantangan dan rintangan yang berat.

Namun, semua itu bisa dilewati Gatotkaca berkat kekuatan yang luar biasa dan keberanian yang dimilikinya. Semua itu dimiliki Gatotkaca bukan secara instan melainkan proses yang panjang.

Perjalanan itu tentu bisa diambil hikmah dan pelajaran dalam kehidupan. Demikian juga proses pendidikan dalam menuntut ilmu, layaknya ditempa di kawah Candradimuka seperti Gatotkaca kecil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjalanan hidup Gatotkaca ini ditampilkan dalam pentas kolosal wayang orang dari Sekolah Pilar Indonesia, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Pentas ini dibawakan oleh 250 siswa, guru dan orang tua dilakukan di lapangan sepak bola Sekolah Pilar Indonesia, Sabtu (20/5).

"Yang dilakukan anak-anak bukan hanya seni wayang. Ada pelajaran seni, sejarah, bahasa, Kepemimpinan, character building," kata Ketua Yayasan Pilar Indonesia Iwan Kresna Setiadi sebelum pementasan wayang dimulai, Sabtu (20/5).

Sekolah Pilar IndonesiaRatusan siswa Sekolah Pilar Indonesia memperagakan kehidupan Gatotkaca. (Foto: Arsip Sekolah Pilar Indonesia)

Pentas kolosal Gatotkaca ini mengakat tema "Gatotkaca Gumulung Candradimuka". Pertama, peserta yang terdiri dari siswa SD, SMP, dan SMA itu menceritakan Gatotkaca semasa kecil.

Gatotkaca kecil dikenal dengan nama Tetuko yang memiliki kepribadian dan budi pekerti luhur. Kemudian, Batara Narada selaku utusan kahyangan ingin menjemput Tetuko dari orangtuanya, Bimasena dan Arimbi, untuk ditempa menjadi ksatria di kawah Candradimuka.

Tetuko akhirnya melewati ujian di kawah Candradimuka. Ia pun akhirnya mendapat gelar Gatotkaca, proses panjang yang membawanya semakin dewasa dan bersiap kembali ke negerinya.

Selanjutnya, Gatotkaca kembali ke negerinya. Sejak itu tantangan kian gencar menghampiri Gatotkaca. Lawan yang semakin kuat dan serangan yang kian besar silih berganti datang menghampiri negeri Gatotkaca.

Serangan raksasa yang Kala Pracona membuat pasukan Gatotkaca takluk. Namun, keadaan ini tifak orang di sekitar Gatotkaca menghilang. Mereka terus memberikan dukungan dan motivasi kepada Gatotkaca.

Dukungan dan motivasi ini membuat Gatotkaca bangkit. Bahkan kini dia bisa lebih kuat dan berhasil mengalahkan semua musuhnya. Termasuk pasukan Kala Pracona. Pada akhirnya, negeri Gatotkaca kembali damai seperti sediakala.

Acara yang berlangsung selama tiga jam ini dikemas dengan sangat menarik karena dibalut dengan nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Hal itu terbukti 700 penonton yang hadir mengikuti acara dengan seksama.

Sekolah Pilar IndonesiaPentas kolosal wayang orang yang diperagakan siswa Sekolah Pilar Indonesia. (Foto: Arsip Sekolah Pilar Indonesia)

Acara semakin meriah karena dihadiri sejumlah artis. Salah satunya Akhadi Wira Satriaji alias Kaka Slank.

Pementasan Pilar Drama Tari Nusantara ini bertujuan untuk memperkenalkan siswa terhadap wayang orang yang disajikan melalui drama, lagu/menyinden, tari, dan alat musik tradisional, sebagai sarana pembelajaran.

Mata pelajaran terkait adalah sejarah Nusantara, bahasa Indonesia, bahasa daerah, musik tradisional, PPKN, dan character building yang mengimplementasikan pendekatan transdisciplinary dengan menekankan pada pembelajaran aktif.

Di mana siswa diberi peran yang besar dalam proses penemuan pengetahuan, pengalaman, dan keahlian. Selain itu, pementasan ini juga meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, kepercayaan diri siswa untuk tampil di depan khalayak, dan kecintaan siswa terhadap budaya Indonesia.

Sekolah Pilar Indonesia merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum nasional dan International Baccalaureate PYP. Meski bukan sekolah yang berlatar belakang kesenian, Sekolah Pilar Indonesia konsisten dan berkomitmen dalam melestarikan kesenian dan budaya Indonesia.

Melalui pementasan ini, siswa-siswi dapat lebih semangat untuk melestarikan budaya Indonesia yang saat ini sudah mulai luntur di kalangan anak muda. Mari ikut serta dalam melestarikan budaya bangsa.

(inh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER