Jakarta, CNN Indonesia --
Indiana Jones kembali setelah terakhir kali muncul di layar lebar 15 tahun lalu, atau pada 2008 melalui saga Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull.
Namun kemunculan lagi Indy dalam saga kelima yang bertajuk Indiana Jones and the Dial of Destiny ini terbilang spesial lantaran menjadi momen terakhir Harrison Ford menjadi sang arkeolog.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah Indiana Jones mungkin lebih akrab bagi mereka yang sudah mengikutinya sejak puluhan tahun lalu, dibanding penonton 'Generasi Z' saat ini.
Hal ini terbilang wajar mengingat film pertama waralaba ini rilis pada 1981 atau 42 tahun lalu dengan tajuk Raiders of the Lost Ark.
Akan tetapi, ide akan Indiana Jones sendiri jauh lebih lama lagi. Sang kreator, George Lucas, pertama kali menciptakan gagasan akan sosok Indiana Jones adalah pada 1973.
Kala itu, Lucas menulis kisah The Adventure of Indiana Smith yang dikonsepkan mirip seperti Star Wars, memiliki pengembangan saga film. Namun konsep ceritanya sendiri akan berlatar pada dekade 1930-an dan 1940-an.
[Gambas:Video CNN]
Hingga ketika Lucas sedang 'kabur' ke Maui Hawaii pada 1977 karena kesuksesan Star Wars, ia bertemu dengan temannya, Steven Spielberg. Spielberg cerita ke Lucas bahwa dirinya ingin membuat film sejenis James Bond.
Dari situ, Lucas menyebut dirinya memiliki ide film "seperti James Bond tapi lebih baik" dan mendiskusikan The Adventure of Indiana Smith dengan Spielberg.
Perbincangan itu kemudian melahirkan plot-plot Raiders of the Lost Ark, termasuk nama "Smith" yang diubah menjadi "Jones".
Baru setelah pertemuan tersebut dan mereka mendapatkan jaminan kontrak dari Paramount Pictures untuk lima saga film, produksi Raiders of the Lost Ark mulai bisa dikerjakan.
Raiders of the Lost Ark yang mengisahkan pencarian dan perebutan Tabut Perjanjian peninggalan Nabi Musa yang hilang tersebut diproduksi dengan bujet US$20 juta.
 Steven Spielberg (kiri) dan George Lucas (kanan) adalah dua orang yang mengonsepkan kisah Indiana Jones pertama kali. (AFP/Michael Tran) |
Film itu pun menggandeng Harrison Ford yang sudah tenar berkat perannya sebagai Han Solo di Star Wars: A New Hope (1977) dan Star Wars: The Empire Strikes Back (1980).
Produksi film Indiana Jones pertama ini pun menuai kesuksesan luar biasa. Tercatat, film ini meraup US$389,9 juta atau 19 kali lipat dari biaya produksinya.
Raiders of the Lost Ark pun menuai banyak pujian dari industri film. Film garapan Steven Spielberg ini mendapatkan sejumlah nominasi Academy Awards, termasuk Best Picture, dan membawa pulang lima piala untuk aspek produksi.
Kesuksesan film itupun berlanjut ke sejumlah saga setelahnya.
Lanjut ke sebelah...
Film kedua rilis pada 1984 bertajuk The Temple of Doom, ketiga rilis pada 1989 bertajuk The Last Crusade, dan keempat melompat jauh ke 2008 dengan The Kingdom of the Crystal Skull, dan loncat jauh lagi dengan saga kelima pada tahun ini.
Namun kesuksesan Indiana Jones lebih dari saga film, serial televisi, novel, hingga video gim dan action figure. Karakter dan film ini secara perlahan dan mantap membentuk penggemarnya sendiri, dan menjadi 'cult classic' hingga saat ini.
Siapa sih Indiana Jones?
Indiana Jones lahir dengan nama lengkap Henry Walton Jones Jr, pada 1 Juli 1899 di Princeton, New Jersey. Ayahnya yang berasal dari Skotlandia adalah seorang profesor.
Sejak kecil, Henry dikenalkan dengan seekor anjing yang diberi nama Indiana. Keduanya sangat akrab dan menjadi teman masa kecil Henry.
Henry memang sudah tumbuh jadi anak yang amat penasaran dan cepat belajar. Apalagi ia juga kerap bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya mengikuti pekerjaan ayahnya yang tur kuliah ke berbagai tempat di dunia pada 1908-1910.
Pengalaman Henry melihat berbagai lokasi dan sejarah membentuk kepribadiannya serta pandangannya akan dunia, termasuk ketertarikannya dengan dunia arkeologi.
 Pada 1936, Indiana Jones dikontak oleh Pemerintah AS untuk mencari Tabut Perjanjian dan terangkum dalam kisah Raiders of the Lost Ark (1981). (dok. Paramount Pictures/Lucasfilm via IMDb) |
Namun Henry baru belajar benar dunia arkeologi setelah diajar oleh Profesor Abner Ravenwood di Universitas of Chicago, setelah dua tahun terlibat jadi prajurit untuk Perang Dunia I. Usai belajar arkeologi, ia kemudian pindah ke Prancis dan kuliah jurusan linguistik.
Hubungan dengan Ravenwood bukan cuma soal guru dan murid. Indiana Jones juga berkencan dengan anak gurunya, Marion. Hal inilah yang kemudian sempat membuat hubungan Indiana dengan Abner rusak.
Indiana kemudian pindah ke London untuk mengajar arkeologi. Di sana, ia kenal dan berkencan dengan muridnya sendiri, Deirdre Campbell. Mereka bahkan menikah pada 1926, tapi Campbell meninggal kecelakaan tak lama setelah itu.
Indiana Jones berusaha melanjutkan hidup dengan mengajar di Marshall College jelang pecah Perang Dunia II.
Namun pada 1936, ia dikontak oleh Pemerintah AS untuk mencari Tabut Perjanjian. Sejak saat itulah, petualangan Indiana Jones bukan sekadar pencarian artefak arkeologi belaka.
Hingga sebelum kisah Indiana Jones masuk pada Indiana Jones and the Dial of Destiny, 'Indy' diyakini sudah pernah menikah dua kali dengan Deirde dan Marion, punya seorang anak laki-laki dan perempuan, dan sejumlah cucu juga cicit.
Meski sudah kakek-kakek, Indiana Jones masih gemar menggunakan topi safari dan tali pecut sebagai andalannya dalam berpetualang.
[Gambas:Youtube]