Jakarta, CNN Indonesia --
Oppenheimer mengangkat kisah kehidupan J. Robert Oppenheimer yang dijuluki sebagai bapak bom atom. Christopher Nolan bertindak sebagai sutradara dan penulis untuk film tersebut.
Ia menulis naskah Oppenheimer berdasarkan buku berjudul American Prometheus: The Triump and Tragedy of J. Robert Oppenheimer yang ditulis oleh Kai Bird dan Martin J. Sherwin.
Salah satunya faktanya adalah Christopher Nolan ternyata tidak menggunakan teknologi computer-generated imagery (CGI) dalam mengambil gambar ledakan bom atom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut fakta di balik pembuatan film Oppenheimer.
1. Robert Pattinson "bantu" Nolan
Ide pembuatan Oppenheimer muncul ketika Christopher Nolan masih menggarap film Tenet (2020).
Saat film Tenet selesai melalui proses syuting, Robert Pattinson yang merupakan aktor pemeran utama, memberikan hadiah kepada sang sutradara berupa buku yang berisi pidato Oppenheimer.
Nolan kemudian membaca buku pidato Oppenheimer era 1950-an itu dan tertarik dengan tokoh tersebut.
[Gambas:Video CNN]
"Ketika Anda membaca kata-kata dari orang yang berbicara saat itu, Anda bisa melihat mereka bergulat dengan dampak dan konsekuensi dari apa yang telah terjadi dan yang telah mereka perbuat," kata Christopher Nolan kepada The Hollywood Reporter.
"Saya mulai bersemangat tentang, daripada menggunakannya sebagai analogi lewat science fiction, menceritakan realita kisahnya, berusaha mencoba berada di sana, memberikan orang-orang pengalaman apa rasanya bisa berada di momen Oppenheimer," lanjutnya.
2. Ditulis dari sudut pandang orang pertama
Christopher Nolan memilih jalan yang tidak biasa saat mulai menulis naskah Oppenheimer. Ia menggunakan sudut pandang orang pertama dari sisi Oppeheimer selaku tokoh utama untuk menceritakan kisah hidupnya.
"Terkait filmnya, saya menulis naskahnya dari [sudut pandang] orang pertama," katanya, seperti dikutip dari Entertainment Weekly.
"Ini satu-satunya saya pernah melakukan hal ini. Saya ingin memperjelas kepada orang-orang yang membaca naskahnya bahwa kita berkendara bersama Oppenheimer," imbuhnya.
 Christopher Nolan menulis Oppenheimer dari sudut pandang tokoh utama yang diperankan Cillian Murphy. (Universal Pictures) |
Keputusan Nolan menulis naskah dari sudut pandang orang pertama ternyata membuat terkejut Cillian Murphy, aktor yang berperan sebagai Oppenheimer.
"Butuh satu menit untuk benar-benar meresapnya," ujar Murphy. " Kemudian saya tersadar bahwa, wah, ini tanggung jawab yang besar."
Lanjut ke sebelah...
3. Cillian Murphy tak pelajari bom atom
Cillian Murphy sendiri melakukan pendekatan berbeda dalam memerankan Oppenheimer. Aktor itu mengakui tidak mempelajari bagaimana mekanisme bom atom dibuat dan bekerja.
"[Tentang] Mekanisme [pembuatan bom atom] itu, itu tidak cocok bagiku. Aku tidak memiliki kemampuan intelektual untuk memahami hal tersebut," kata Cillian Murphy kepada The Guardian, dilansir dari Variety, Rabu (23/2).
Murphy lebih tertarik untuk mendalami karakter yang ia perankan daripada mempelajari bom atom.
"[Saya melakukan persiapan dengan] Banyak sekali membaca," ujar aktor berusia 45 tahun itu. "Saya tertarik dengan orangnya dan apa yang [bom atom] lakukan kepada seorang individu."
4. Film terpanjang Nolan
Christopher Nolan mengungkapkan bahwa Oppenheimer menjadi film terpanjang yang pernah ia buat. Durasi film tersebut menyentuh 180 menit atau tepat 3 jam.
"Ini lebih panjang sedikit daripada film terpanjang yang pernah kami buat," kata Christopher Nolan kepada Total Film. "[Film] itu mencapai tiga jam."
Film terpanjang yang pernah dibuat oleh Christopher Nolan sebelum Oppenheimer merupakan Insterstellar yang tercatat berdurasi 2 jam 49 menit. Dengan demikian, Oppenheimer bakal lebih panjang daripada film tahun 2014 tersebut.
 Christopher Nolan membuat adegan ledakan senjata nuklir tanpa CGI. (Universal Pictures) |
5. Ledakan nuklir tanpa CGI
Christopher Nolan dikenal sebagai sutradara yang totalitas dalam menggarap film. Kali ini ia membuat adegan ledakan senjata nuklir tanpa CGI alias tanpa bantuan komputer.
"Saya pikir menciptakan kembali Trinity [kode peledakan senjata nuklir pertama yang terjadi di New Mexico pada Juli 1945] tanpa grafis komputer adalah tantangan besar yang harus dihadapi," ungkap Nolan kepada Total Film.
Dia diawasi oleh seorang pengawas efek visual untuk membahas bagaimana mereka menangani elemen visual film Oppenheimer secara praktik.
Selain itu, Oppenheimer juga membutuhkan dukungan dari lokasi syuting agar pengambilan gambar ledakan itu bisa berjalan lancar.
"Los Almos yang ada di New Mexico punya cuaca luar biasa, banyak yang dibutuhkan untuk film ini dalam hal kondisi yang amat keras di luar sana, ada tantangan praktik yang sangat besar," jelas Christopher Nolan.
[Gambas:Video CNN]