Ironi Oppenheimer dan Prometheus Si Dewa Api Yunani
Dalam pembukaan film Oppenheimer, Christopher Nolan mengutip sebuah kisah soal Prometheus sebelum memulai perjalanan cerita Bapak Bom Atom tersebut.
Pengutipan tersebut bukan tanpa alasan, Nolan sendiri membuat film yang dibintangi oleh Cillian Murphy dari sebuah buku biografi karangan Kai Bird dan Martin J. Sherwin.
Buku rilisan 2005 itu bertajuk American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer. Buku biografi soal Oppenheimer itu meraih hadiah Pulitzer untuk biografi pada 2006.
Bird dan Sherwin sendiri mengutip kisah Prometheus pada pembukaan buku tersebut. Prometheus dikenal sebagai Dewa Api dalam mitologi Yunani dan punya peran dalam kehidupan manusia.
"Prometheus mencuri api dan memberikannya kepada manusia," tulis Bird dan Sherwin, dikutip dari MovieMaker.
"Tetapi ketika Zeus mengetahuinya, dia memerintahkan Hephaestus memakukan tubuh Prometheus ke Gunung Kaukasus. Di situ, Prometheus dipaku dan diikat selama bertahun-tahun." lanjut mereka.
Namun Prometheus dikaitkan dengan sosok Oppenheimer sebenarnya memiliki kisah lebih lama dari itu, bahkan sejak 1945. Nama Oppenheimer sudah dikaitkan dengan Si Dewa Api dalam jurnal ilmiah Scientific American.
Perbandingan Oppenheimer dengan Prometheus itu muncul saat fisikawan tersebut melakukan pengujian bom atom di gurun New Mexico untuk membantu Amerika Serikat mengalahkan Nazi.
"Prometheus modern telah menyerbu Gunung Olympus lagi dan telah membawa kembali petir Zeus untuk manusia," tulis the American Association for the Advancement of Sciences pada September 1945, dikutip dari The Manual.
Siapa Prometheus?
Menurut mitologi Yunani, Prometheus dikenal sebagai Dewa Api. Ia dikenal karena kisah pencurian api dari tempat tinggal dewa Yunani di puncak Gunung Olympus dan memberikannya kepada manusia.
Kisah itu juga yang membuat Prometheus dianggap sebagai pihak yang mengenalkan manusia terhadap api, teknologi, dan pengetahuan, serta peradaban secara umum.
Dalam sejumlah mitologi lainnya, Prometheus juga dikaitkan dengan penciptaan manusia dari tanah, dan kecerdasannya serta pengajarannya ke manusia atas seni dan ilmu pengetahuan.
Catatan tertulis pertama kali soal Prometheus muncul dalam sajak epos Theogony karya Hesiod pada abad ke-8 SM. Dalam catatan itu, Prometheus disebut sebagai putra dari Titan bernama lapetus dari Clymene atau Asia.
Titan merupakan dewa-dewa sebelum rezim dewa Olympus. Para Titan ini memiliki keturunan yang kemudian menjadi generasi dewa Olympus, seperti Zeus, Poseidon, Hades, dan Hera.
Kisah Prometheus mencuri api dan memberikannya kepada manusia muncul dalam sajak yang dikenal sebagai Works and Days karya Hesiod dan juga berasal dari abad ke-8 SM.
Meski memiliki peran membangun peradaban manusia karena mengenalkan api, Prometheus harus menerima hukuman dipaku dan terpenjara di gunung oleh rezim dewa Olympus kala itu.
American Prometheus
Seperti dalam film Oppenheimer karya Nolan, buku American Prometheus karya Bird dan Sherwin menggambarkan bagaimana dampak 'api' yang diberikan Oppenheimer kepada umat manusia.
Hal itu yang disebut MovieMaker tidak terulas dan terbayangkan oleh the American Association for the Advancement of Sciences pada 1945 saat Oppenheimer berhasil membuat bom atom.
Menurut penggambaran Bird dan Sherwin, Oppenheimer begitu dielu-elukan bak pahlawan pada 1945 karena mampu membuat bom atom yang menjadikan Amerika Serikat keluar sebagai pemenang Perang Dunia II.
Bom atom Oppenheimer yang mampu menghasilkan ledakan api hingga setinggi 3.000 meter ke atmosfer tersebut digambarkan bagai 'api' yang diberikan Prometheus kepada manusia.
Seperti pula Prometheus yang menjadi incaran Zeus karena api tersebut, Oppenheimer juga menjadi incaran para penguasa Amerika Serikat setelah bom atom tersebut mengangkat derajat AS.
Namun, Oppenheimer jadi incaran bukan karena mengenalkan senjata terhebat yang bisa menghancurkan dunia.
Ia menjadi bulan-bulanan politikus Amerika Serikat karena dianggap sebagai mata-mata Uni Soviet selama fisikawan itu mengerjakan Proyek Manhattan yang membuahkan bom atom.
Bahkan segala kesetiaan Oppenheimer kepada Amerika Serikat dianggap tak berarti lantaran dirinya memiliki masa lalu berupa kedekatan dengan masyarakat komunis yang juga merebak di AS kala PD II.
(end)