Wregas Ungkap Budi Pekerti Angkat Fenomena Perundungan di Medsos

CNN Indonesia
Sabtu, 05 Agu 2023 09:45 WIB
Wregas Bhanuteja mengungkapkan film terbarunya, Budi Pekerti, menjadi refleksi tentang fenomena bullying alias perundungan yang marak di media sosial.
Wregas Bhanuteja mengungkapkan film terbarunya, Budi Pekerti, menjadi refleksi tentang fenomena bullying alias perundungan yang marak di media sosial. (CNN Indonesia/Muhammad Feraldi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wregas Bhanuteja mengungkapkan film terbarunya, Budi Pekerti, menjadi refleksi tentang fenomena bullying alias perundungan yang marak di media sosial.

Ia mengaku tertarik mengangkat fenomena itu dari sudut pandang orang-orang yang terkena hujatan. Sebab, mereka kerap kena dampak melampaui perkiraan seperti terancam kehilangan pekerjaan hingga harus pindah rumah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Film ini merupakan respons bahwa banyak sekali sosok yang viral karena videonya selama 15 detik ketika marah, mengumpat, atau berkelakuan tidak baik terkena bullying dari netizen," ujar Wregas dalam konferensi pers di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (4/8).

"Kehidupannya terancam, hilang pekerjaan, sampai bahkan ada yang pindah rumah karena tetangganya ikut mengecam. Film ini menjadi refleksi akan fenomena tersebut," lanjutnya.

Sutradara kelahiran 1992 itu juga mengaku menemukan berbagai fenomena tersebut saat mencari ide film kedua. Ia melihat banyak orang tua yang dihujat setelah video berdurasi singkat mereka tersebar di dunia maya.

"Ketika datang sebagai film kedua, banyak sosok ibu atau bapak yang kemudian viral di medsos karena mengumpat, atau karena tiba-tiba salah melempar barang," ungkap Wregas.

[Gambas:Video CNN]



"Netizen dengan mudah menghakimi dari layar vertikal tanpa mengetahui apa yang terjadi di baliknya," lanjutnya.

Fenomena itu kemudian digambarkan oleh Wregas lewat kisah Bu Prani, seorang guru BK yang dihujat oleh netizen hingga kehidupannya terancam. Lika-liku hidup Bu Prani itu diangkat dengan mengambil latar di Yogyakarta.

Meski demikian, Wregas menegaskan pemilihan latar itu tidak memengaruhi cerita yang diangkat. Ia menjelaskan Budi Pekerti tetap mengusung cerita universal dan hanya ingin membuktikan bahwa perundungan tidak terjadi di kota seperti Jakarta saja.

"Saya ingin bilang bahwa fenomena seperti yang melatarbelakangi film Budi Pekerti ini tidak hanya terjadi di kota seperti Jakarta, tetapi di berbagai daerah," ujar Wregas.

"Saya ingin menceritakan agar semakin banyak orang bisa terhubung," lanjut sutradara peraih Piala Citra tersebut.

Budi Pekerti mengisahkan seorang guru BK yang viral di media sosial usai berselisih dengan seorang pengunjung pasar. Video perselisihan itu beredar di internet hingga menyebabkan guru tersebut dihujat warganet.



Ia mengalami perundungan digital karena dianggap tidak mencerminkan pribadi seorang guru, bahkan hingga dicari kesalahan lain yang membuatnya terancam kehilangan pekerjaan.

Budi Pekerti dibintangi Sha Ine Febriyanti sebagai guru BK bernama Prani. Angga Yunanda, Prilly Latuconsina, hingga Dwi Sasono juga bergabung sebagai pemeran utama film tersebut.

Film ini juga menampilkan Ari Lesmana dan Omara Esteghlal sebagai pemeran pendukung yang terlibat dalam cerita Prani menghadapi perundungan di media sosial.

Budi Pekerti akan tayang perdana secara global di Toronto International Film Festival 2023 dalam program Discovery. Film terbaru Wregas itu selanjutnya tayang di bioskop Indonesia pada akhir tahun.

(frl/end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER