Saung Angklung Udjo, Pengiring Rekor Dunia Pertunjukan Angklung

CNN Indonesia
Minggu, 06 Agu 2023 11:05 WIB
Saung Angklung Udjo (SAU) sukses menjadi inisiator pemecah rekor baru untuk pagelaran angklung terbesar di dunia di Stadion Utama Gelora Bung Karno.(CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Saung Angklung Udjo (SAU) sukses menjadi inisiator pemecah rekor baru untuk pagelaran angklung terbesar di dunia pada Sabtu (5/8) lalu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Pusat pelatihan alat musik tradisional bambu tersebut sukses memandu 15.110 peserta untuk membawakan dua lagu, yakni Berkibarlah Benderaku ciptaan Ibu Sud dan Wind of Change dari band asal Jerman, Scorpions di tengah perayaan Hari Ulang Tahun Ke-78 Kemerdekaan RI.

Berkat pencapaian tersebut, Indonesia memecahkan rekor Guinness World Record dan mengalahkan catatan 5.182 peserta pada 2011 lalu di Washington D.C, AS.

Dilansir melalui situs resmi Saung Angklung Udjo dan beberapa sumber lain, SAU dideskripsikan sebagai destinasi wisata budaya dan edukasi komprehensif.

Bertempat di wilayah perbukitan di sebelah timur kota Bandung, SAU menyajikan pertunjukan, pusat kerajinan bambu, serta lokakarya pembuatan alat musik tradisional bambu.

Selain itu, SAU ditujukan menjadi laboratorium pendidikan dan pusat pembelajaran untuk melestarikan kebudayaan Sunda, terutama alat musik angklung.

Saung ini pertama kali didirikan pada 1966 oleh Udjo Ngalagena dan sang istri, Uum Sumiati, dengan misi utama memelihara dan melestarikan kebudayaan tradisional Sunda.

Sosok Mang Udjo sendiri merupakan pengrajin bambu yang kerap membuat mainan maupun alat musik tradisional. Ia mendirikan saung tersebut sebagai wadah bagi masyarakat untuk bertemu dan saling menyajikan karya berlandaskan kebudayaan lokal.

Udjo juga dikenal atas terobosan dan inovasinya untuk memperkenalkan angklung dengan bungkus yang lebih modern supaya dapat diterima oleh khalayak luas.

Meski Mang Udjo telah tiada, anak dan istrinya masih melanjutkan inovasi angklung tersebut melalui SAU. Oleh karena itu sejak berdiri hingga saat ini, SAU tetap berlokasi di Jalan Padasuka 118, Bandung Timur, Jawa barat, Indonesia.

Selain pertunjukan latihan rutin pada setiap sore, Saung Angklung Udjo juga telah beberapa kali mengadakan pertunjukan istimewa di pagi atau siang hari.

Acara-acara ini tidak hanya berlangsung di auditorium SAU, tetapi juga diundang untuk tampil di berbagai tempat baik dalam maupun luar negeri.

Pada pertengahan 2000-an, SAU menggelar konser kolaboratif yang begitu megah bersama dengan Sherina di Sasana Budaya Ganesha, Institut Teknologi Bandung.

Selain menawarkan pertunjukan seni, Saung Angklung Udjo juga menjual beragam produk alat musik bambu tradisional seperti angklung, arumba, calung, dan lainnya kepada pengunjung dan pembeli.

Dalam penerapannya, SAU mengolah seluruh pendapatan yang digunakan untuk biaya pendidikan anak-anak setempat, terutama dari kalangan keluarga kurang mampu.

SAU bahkan telah menyabet berbagai penghargaan di tingkat nasional hingga internasional termasuk meraih Best ASEAN Cultural Preservation Effort dalam ajang ASEANTA Awards 2016.

Meski begitu, ketika dampak pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia sejak awal 2020 lalu, SAU pernah terpaksa melelang 13 alat musiknya melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Lelang ini bersifat non eksekusi sukarela atau bukan bagian dari barang yang disita.

Beberapa alat musik yang dilelang diantaranya unit orkestra angklung dengan harga limit Rp13 juta dan unit orkestra minimalis dengan harga limit Rp5 juta.

Pada Juni 2021, keturunan Mang Udjo sekaligus Direktur Utama PT SAU Taufik Hidayat Udjo menjelaskan pandemi Covid-19 membuat aktivitas di SAU terhenti dan kesulitan untuk bertahan.

Namun kini, SAU tetap bertahan secara swadaya dan berhasil menorehkan catatan baru sebagai konduktor pagelaran angklung terbesar di dunia.

(far/chs)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK