Review Film: Petualangan Sherina 2
Sherina dan Sadam membangunkan jiwa bocah dalam diri saya yang lama terlelap. Petualangan Sherina 2 berhasil menjadi film yang mengajak generasi milenial bernostalgia bersama.
Sejak pertama kali Sherina, yang diperankan kembali oleh Sherina Munaf, menyanyikan kata pertama lagu Menikmati Hariku, saya dibuat kembali ke zaman saya masih bocah berusia tujuh tahun.
Suara Sherina dewasa masih sama seperti Sherina kecil yang terukir dalam ingatan saya. Perbedaannya, liriknya kini bercerita tentang hari-hari Sherina yang menyambut rutinitas hari-harinya sebagai seorang jurnalis. Persis seperti saya.
Saya dibawa kembali ketika saya menyaksikan film Petualangan Sherina berulang kali di layar kaca. Air mata tidak terbendung ketika menyaksikan sejumlah adegan, bahkan hingga credit bergulir.
Menonton Petualangan Sherina 2 di bioskop merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan dan mungkin bakal sama bagi para penonton lain.
Kita diajak terharu karena menyaksikan teman-teman masa kecil kita telah tumbuh dewasa, ikut tertawa dengan lelucon-lelucon sepanjang film, terkejut dengan easter eggs yang bertebaran sepanjang film, hingga merasakan kehangatan kisah persahabatan Sherina dan Sadam (Derby Romero).
Tentu film ini tidak hanya bisa dinikmati para milenial, tapi juga bagi anak-anak generasi masa kini. Ini menjadi film yang tepat bagi para milenial yang telah dewasa mengajak buah hati mereka ke bioskop.
Mungkin Petualangan Sherina 2 menjadi pengalaman mereka pertama kali menonton film di bioskop, sama seperti ketika kita untuk film pertamanya.
Petualangan Sherina 2 juga memiliki potensi menjadi budaya pop baru bagi generasi masa kini, seperti saat kita meniru apa pun yang dilakukan Sherina dulu-membawa bekal berisi cokelat, hingga memakai plester biar dikira jagoan.
Plot cerita sekuelnya tetap setia dengan film pertamanya untuk mengangkat isu lingkungan. Kali ini, tim penulis yang terdiri dari Mira Lesmana, Riri Riza, Jujur Prananto, dan Virania Munaf membahas pelepasliaran orang utan di Kalimantan dan bahayanya mengoleksi satwa liar.
Konflik utama film bisa dibungkus dengan sangat ringan sehingga mudah dipahami oleh anak-anak. Pesan penting yang ingin disampaikan dalam film juga tidak jomplang dengan kisah hubungan Sherina dan Sadam yang bersemi kembali.
Lanjut ke sebelah...