Jakarta, CNN Indonesia --
Sherina dan Sadam membangunkan jiwa bocah dalam diri saya yang lama terlelap. Petualangan Sherina 2 berhasil menjadi film yang mengajak generasi milenial bernostalgia bersama.
Sejak pertama kali Sherina, yang diperankan kembali oleh Sherina Munaf, menyanyikan kata pertama lagu Menikmati Hariku, saya dibuat kembali ke zaman saya masih bocah berusia tujuh tahun.
Suara Sherina dewasa masih sama seperti Sherina kecil yang terukir dalam ingatan saya. Perbedaannya, liriknya kini bercerita tentang hari-hari Sherina yang menyambut rutinitas hari-harinya sebagai seorang jurnalis. Persis seperti saya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya dibawa kembali ketika saya menyaksikan film Petualangan Sherina berulang kali di layar kaca. Air mata tidak terbendung ketika menyaksikan sejumlah adegan, bahkan hingga credit bergulir.
Menonton Petualangan Sherina 2 di bioskop merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan dan mungkin bakal sama bagi para penonton lain.
[Gambas:Video CNN]
Kita diajak terharu karena menyaksikan teman-teman masa kecil kita telah tumbuh dewasa, ikut tertawa dengan lelucon-lelucon sepanjang film, terkejut dengan easter eggs yang bertebaran sepanjang film, hingga merasakan kehangatan kisah persahabatan Sherina dan Sadam (Derby Romero).
Tentu film ini tidak hanya bisa dinikmati para milenial, tapi juga bagi anak-anak generasi masa kini. Ini menjadi film yang tepat bagi para milenial yang telah dewasa mengajak buah hati mereka ke bioskop.
Mungkin Petualangan Sherina 2 menjadi pengalaman mereka pertama kali menonton film di bioskop, sama seperti ketika kita untuk film pertamanya.
 Derby Romero dan Sherina Munaf sebagai Sadam dan Sherina dalam Petualangan Sherina (2000). (Miles Films) |
Petualangan Sherina 2 juga memiliki potensi menjadi budaya pop baru bagi generasi masa kini, seperti saat kita meniru apa pun yang dilakukan Sherina dulu-membawa bekal berisi cokelat, hingga memakai plester biar dikira jagoan.
Plot cerita sekuelnya tetap setia dengan film pertamanya untuk mengangkat isu lingkungan. Kali ini, tim penulis yang terdiri dari Mira Lesmana, Riri Riza, Jujur Prananto, dan Virania Munaf membahas pelepasliaran orang utan di Kalimantan dan bahayanya mengoleksi satwa liar.
Konflik utama film bisa dibungkus dengan sangat ringan sehingga mudah dipahami oleh anak-anak. Pesan penting yang ingin disampaikan dalam film juga tidak jomplang dengan kisah hubungan Sherina dan Sadam yang bersemi kembali.
Lanjut ke sebelah...
Dua jempol juga layak diberikan kepada Derby Romero yang akhirnya menyanyikan sendiri sejumlah lagu dalam Petualangan Sherina 2. Karena, kita kehilangan kesempatan mendengar vokal asli Derby di film pertama yang sebenarnya diisi oleh Rado Purba.
Terlihat juga bagaimana Petualangan Sherina 2 ini sangat menghormati film pertamanya. Banyak sekali unsur yang menggema dari film pertamanya, seperti karakter dan musiknya.
Karakter-karakter dalam film sekuelnya ini diciptakan mirip seperti film pendahulunya. Pertama, tentu ada Sherina dan Sadam yang tetap menjadi pusat cerita.
Kemudian, ada cecunguk penculik yang dulu dipimpin Butet Kartaradjasa, yang kini komplotan pencuri dipimpin oleh Randy Danistha dan Kelly Tandiono. Juga ada bos besar di balik misi penculikan/pencurian itu, dulu diperankan Djaduk Ferianto-Henidar Amroe, yang kini dimainkan oleh Isyana-Sarasvati-Chandra Satria.
[Gambas:Video CNN]
Begitu pula dengan musik yang menemani sepanjang film. Apresiasi kepada Sherina Munaf yang berhasil dan mampu meneruskan jejak mendiang Elfa Secioria yang merupakan guru vokalnya dulu.
Menurut saya Sherina berhasil hanya mengambil nada dan/atau lirik yang paling ikonis dari sebuah lagu sehingga langsung bisa memantik nostalgia para penonton.
Karena, ketika sebuah lagu dimulai dengan nada tertentu, saya langsung tahu lagu apa yang akan dimainkan meskipun liriknya disesuaikan dengan kondisi saat ini.
 Adegan Sherina dan Sadam mengejar komplotan penjahat di Petualangan Sherina 2 menggunakan perahu klotok. (dok. Miles Films dan Base Entertainment) |
Ketujuh lagu tersebut dibilang baru juga tidak karena mirroring dengan lagu-lagu film pertama. Misalnya lagu Menikmati Hariku merupakan penerus lagu Menikmati Hari. Hadiah Istimewa merupakan lagu untuk para villain dengan nuansa yang sama dengan lagu Kertarajasa.
Ada satu lagu yang benar-benar baru, berjudul Sayu. Lagu yang benar-benar menenangkan, terutama karena khusus dinyanyikan oleh Sherina dan Derby Romero ketika berada di adegan melepas orang utan ke alam bebas.
Saya yakin jika Elfa Secioria menyaksikan dari atas sana, dia bakal bangga dengan anak didiknya karena mampu menciptakan lagu dan musik yang sangat cocok untuk mengiringi filmnya tanpa mengkhianati musik aslinya.
Pada akhirnya film Petualangan Sherina 2 berhasil mengajak saya memandang masa yang tak terulang dan perasaan yang tak hilang. Hanya bersembunyi di balik kenangan yang menyimpan sejuta cerita.
[Gambas:Youtube]