Jakarta, CNN Indonesia --
Mantan pemain gitar Stinky, Ndhank Surahman Hartono mengklaim hanya mendapatkan royalti sebesar Rp250-500 ribu setiap lagu tersebut dimainkan.
Nominal ratusan ribu tersebut diakui Ndhank mulai diterima ketika dirinya mulai memutuskan vakum dari grup musik itu karena sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya dari Stinky. Saya sudah bilang selama ini, yang terakhir ini Rp250-500 ribu," klaim Ndhank Surahman di kawasan Cinere, seperti dilaporkan oleh detikHot, Selasa (2/3).
"Ada Stinky [manggung] kan kemarin ya? Tanggal 1? Itu mereka memang masih kirim saya, mereka masih transfer senilai Rp500 ribu," beber Ndhank.
"[Nominal Rp250-500 ribu] itu sejak saya rehat. Belum lama kok, masih bisa dihitung dengan jari berapa kalinya," sambungnya.
Selaku salah satu pencipta lagu, Ndhank merasa bahwa nominal tersebut sangatlah tidak layak. Ia merasa bahwa dirinya berperan paling banyak dalam penciptaan lagu tersebut.
[Gambas:Video CNN]
Ia pun membandingkan fee panggung dari Stinky maupun Andre Taulany yang ia taksir dapat mencapai Rp50 juta.
Melalui nominal tersebut, Ndhank baru merasa dihargai jika mendapat 10 persen dari total fee yang didapatkan oleh Stinky dan Andre setiap menyanyikan lagu Mungkinkah.
"Ya sekarang harga segitu layak apa tidak? Tidak layak, sedih sekali," kata Ndhank.
"Sementara saudara Andre bisa manggung dengan band barunya Andre and The Friends. Ya kita tahu nilai kontraknya berapa. Begitu juga dengan Stinky juga rate-nya, Rp50 juta ke atas," tambahnya.
"Kalau yang pantas itu --menurut teman-teman juga ya-- nilai yang pantas itu sekitar 5 persen dari per kontrak event, kisaran 5 persen ke atas, mungkin 5 sampai 10 persen," tegas Ndhank.
Dalam kesempatan terpisah, pemain bas dan pentolan Stinky Irwan Batara mengaku masih bersikukuh membawakan Mungkinkah karena namanya juga tercantum sebagai pencipta lagu tersebut.
Lanjut ke sebelah..
"Dari segi legal atau hukum, lagu Mungkinkah diciptakan oleh dua orang, Irwan dan Ndhank," kata Irwan Batara di kawasan Jurangmangu, Tangerang Selatan, seperti diberitakan detikHot, Rabu (3/1).
"Kenapa kami masih tetap membawakan lagu Mungkinkah? Karena, lagu itu secara legal terdaftar di publisher atau lembaga kolektif royalti, seperti KCI atau WAMI, terdaftar atas dua nama," lanjutnya.
Dengan demikian, Irwan menegaskan Ndhank tidak bisa semena-mena melarang band Stinky untuk tetap membawakan lagu Mungkinkah di atas panggung. Terlebih, karena dia juga menjadi salah satu pencipta lagu itu.
Dia juga memastikan bahwa eks gitarisnya itu tetap mendapatkan jatah tiap kali band Stinky manggung membawakan lagu ciptaannya.
"Pada saat hari dia upload video, dari pagi kontak saya terus, tapi enggak omongin masalah itu. Biasa saja, (omongin) masalah jatah dia karena tiap event dia dapat bagian. Kemarin dia minta bagian dari yang tanggal 1 kami main, enggak membahas somasi sama sekali," ucapnya.
"Setiap Stinky main, Ndhank dapat bagian, dapat jatah. Jadi, dia dapat triple, dari publisher dapat, dari KCI dapat, dari band Stinky pun setiap event dia kami kasih," tambahnya.
[Gambas:Infografis CNN]
Ndhank Surahman mengunggah somasi terbuka kepada band Stinky yang diunggah melalui akun Instagram pribadinya pada Minggu (31/12).
Dia melarang keras Stinky dan mantan vokalis Andre Taulany untuk membawakan lagu Mungkinkah hingga Jangan Tutup Dirimu sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Ndhank mengklaim Mungkinkah sebagai hak eksklusif dari pencipta berdasarkan UU Hak Cipta no. 18 Tahun 2018.
Dalam somasi yang ia ajukan, Ndhank juga mengancam bakal memolisikan pihak Stinky maupun Andre Taulany sebagai tindak lanjut pelarangan tersebut apabila tidak diindahkan.
Namun, Irwan Batara mempertanyakan somasi itu karena mengklaim selalu memberikan hak milik Ndhank. Dia juga mengancam akan mengajukan pelaporan balik kepada Ndhank apabila Stinky terbukti tidak bersalah.