Novelis Palestina Meninggal, Jenazah Masih Ditahan di Penjara Israel

CNN Indonesia
Selasa, 09 Apr 2024 16:25 WIB
Novelis Palestina Walid Daqqa meninggal di penjara Israel. Amnesty International desak Israel segera kembalikan jasad Daqqa ke Palestina.
Novelis Palestina Walid Daqqa meninggal di penjara Israel. Amnesty International desak Israel segera kembalikan jasad Daqqa ke Palestina. (AFP/Mohammed Abed)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penulis novel sekaligus aktivis asal Palestina Walid Daqqa meninggal dunia pada Minggu (7/4) di penjara Israel. Ia mengembuskan napas terakhir setelah lama bertarung dengan kanker yang dia idap.

Amnesty International kini mendesak Israel untuk mengembalikan jenazah Walid Daqqa ke Palestina setelah sang novelis mendekam di penjara 38 tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pihak berwenang Israel sekarang harus mengembalikan jenazah Walid Daqqah kepada keluarganya tanpa penundaan," kata Erika Guevara-Rosas, direktur senior di Amnesty International seperti diberitakan Reuters, Senin (8/4).

"Sehingga, mereka dapat memberinya pemakaman yang damai dan bermartabat serta memungkinkan mereka berduka atas kematiannya tanpa intimidasi."

Sebenarnya, seruan pembebasan Daqqa sudah makin keras setelah dia didiagnosis menderita kanker sumsum tulang pada 2022. Selain itu, Guevara-Rosas juga menyoroti Daqqa sesungguhnya telah menyelesaikan hukumannya.

[Gambas:Video CNN]



Pengadilan Israel menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup pada Daqqa pada 1987. Dia didakwa memimpin sebuah kelompok yang menculik dan membunuh tentara Israel Moshe Tamam.

Dia awalnya direncanakan dibebaskan tahun lalu setelah menyelesaikan hukuman penjara selama 37 tahun.

Namun, Palestinian Prisoners Society menyebut pengadilan Israel memperpanjang hukuman dua tahun karena memberikan ponsel pada tahanan lain.

Daqqa pun jadi tahanan politik Palestina ke-14 yang meninggal dalam tahanan Israel selama enam bulan terakhir akibat perlakuan Israel mencakup penyiksaan dan pengabaian medis.

Sementara itu, juru bicara Israel Prison Service (IPS) belum memberikan komentar soal desakan Amnesty International. Sebelumnya, IPS mengatakan semua tahanan dikurung "sesuai dengan ketentuan hukum."

Daqqa meninggalkan seorang istri, Sanaa Salameh dan seorang putri berusia 4 tahun, Milad. Milad lahir berkat sperma Daqqa yang diselundupkan setelah pemerintah Israel menolak kunjungan Salameh.

(els/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER