Kronologi Tiko Suami BCL Dilaporkan Eks Istri Soal Dugaan Penggelapan

Suami dari Bunga Citra Lestari (BCL), Tiko Aryawardhana, dilaporkan ke polisi terkait dugaan penggelapan dana. Laporan diajukan mantan istri Tiko yang berinisial AW ke Polres Metro Jakarta Selatan.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro mengatakan laporan itu sudah diterima dan naik ke tahap penyidikan.

"Iya benar [suami BCL dilaporkan], saat ini masih dalam proses dan sudah naik tahapan penyidikan," ujar Bintoro saat dikonfirmasi pada Selasa (4/6).

Kuasa hukum AW, Leo Siregar, mengungkapkan dugaan penggelapan itu bermula saat kliennya dan Tiko mendirikan perusahaan pada 2015. Perusahaan bernama PT Arjuna Advaya Sanjaya (AAS) itu bergerak dalam bidang makanan dan minuman.

AW menduduki jabatan komisaris di perusahaan itu, sementara Tiko menjadi direktur. Namun, menurut Leo, semua modal pendirian perusahaan berasal dari kliennya.

Leo kemudian mengatakan AW bersikap pasif dan tidak banyak ikut campur mengenai operasional perusahaan. Hal itu menjadikan Tiko memiliki kewenangan luas dalam mengelola perusahaan, termasuk dalam urusan keuangan.

Situasi itu dituding menjadi celah bagi Tiko untuk melakukan penggelapan. Kecurigaan itu pun muncul ketika AW mendapat informasi dari Tiko bahwa perusahaan mereka akan tutup pada 2019.

"Nah, kewenangan tanpa pengawasan ini yang kemudian kami duga menjadi celah bagi terlapor untuk melakukan perbuatan-perbuatan dengan iktikad yang tidak baik hingga akhirnya mengakibatkan kerugian bagi perusahaan," ujar Leo.

"Klien kami selama ini tahunya usaha lancar, tapi kok tiba-tiba di 2019 Tiko bilang usaha mau tutup karena tidak kuat bayar sewa. Loh, ini kan aneh," tuturnya.

Dugaan penggelapan itu disebut semakin kuat pada 2021. AW, ujar Leo, menemukan dua buah dokumen P&L (profit and loss) yang janggal.

Saat dua dokumen dibandingkan, AW disebut menemukan dugaan laporan dimanipulasi demi menyembunyikan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.

Leo lantas mengungkapkan AW melakukan audit investigasi dan menemukan adanya penggunaan dana hingga Rp6,9 miliar yang tidak jelas peruntukannya.

"Dari situ kemudian Klien kami melakukan audit investigasi melalui auditor independen dan didapatkan adanya temuan perihal penggunaan dana sebesar Rp6,9 miliar yang tidak jelas peruntukannya," ujar Leo.

"Dan karena tidak ada itikad baik dari yang bersangkutan untuk memberikan klarifikasi dan penjelasan, maka kemudian Klien kami melaporkan peristiwa ini ke kepolisian," lanjutnya.

Namun, klaim Rp6,9 miliar dari pengacara AW itu diklarifikasi pihak kepolisian. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro mengatakan besaran itu tak mencapai Rp6,9 miliar.

Jumlah terbaru itu ditemukan setelah polisi memeriksa lima saksi dan melaksanakan audit eksternal terkait besaran kerugian yang dialami korban dalam perkara ini.

Meski begitu, pihak kepolisian juga belum mengungkap besaran kerugian terbaru karena baru akan diumumkan pada waktu mendatang.

"Saat ini hasil audit yang akan kami pakai, di laporan polisi Rp6,9 miliar, tapi setelah kami audit secara eksternal tidak sampai, nanti akan kami sampaikan saat rilis berikutnya," ungkap Bintoro.