Kreator Akui Ajisaka Alami Modifikasi Demi Lebih Mengglobal

CNN Indonesia
Kamis, 08 Agu 2024 01:35 WIB
Kreator mengakui film animasi Indonesia, Ajisaka: The King and the Flower of Life, mengalami modifikasi demi memenuhi selera dunia.
Kreator mengakui film animasi Indonesia, Ajisaka: The King and the Flower of Life, mengalami modifikasi demi memenuhi selera dunia. (dok. MSV Studio/Amikom Group)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Kreator mengakui film animasi Indonesia, Ajisaka: The King and the Flower of Life, mengalami modifikasi di Hollywood demi memenuhi selera global. Film itu pun saat ini sedang dalam fase pengisian suara dan pascaproduksi.

Sutradara dan penulis Ajisaka, M Suyanto mengakui semula animasi tersebut mengadaptasi karakter video gim asal Jepang, Final Fantasy. Namun pada fase pascaproduksi, desain karakter diubah merujuk Flynn Rider dalam Tangled.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Model kayak begitu [Final Fantasy] bagus memang, seni, tapi bukan global pasarnya," kata Suyanto yang juga Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, Selasa (6/8). "Jadi, diubah, dari pasar Asia ke pasar dunia. Ini kan masalah pasar, supaya bisa diterima global,"

Suyanto mengatakan penulisan naskah dan penyutradaraan sepenuhnya dilakukan olehnya. Sementara produksi animasi sedari awal digarap MSV Studio di bawah naungan Amikom.

Sampai film Ajisaka masuk ke tahap pascaproduksi yang dikerjakan di Paramount Pictures, Suyanto memastikan tak ada yang boleh 'cawe-cawe' mengubah desain karakter maupun alur ceritanya.

Suyanto tetap mempertahankan unsur budaya ketimuran dalam film itu, termasuk mempersyaratkan no blood, no sex, dan no drugs dalam setiap adegan sebelum menjalin kerjasama untuk dubbing.

[Gambas:Video CNN]



"Bahkan sampai mulutnya diubah pun enggak boleh. Jadi bahasa kita dengan mulutnya [gerak bibir] tetap sama, tapi American Style bicaranya. Namun mereka [Hollywood] menjunjung etika," kata Suyanto.

Sejumlah proyek MSV Studio lainnya yang bekerja sama dengan Hollywood juga disebut tetap mempertahankan prinsip ketimuran tersebut, seperti Golden Snail alias Keong Mas. Meski Golden Snail sepenuhnya menyesuaikan selera pasar global.

"Tapi esensi cerita tetap dari kita, nggak bisa diubah-ubah. Dia juga tidak mau mengubahnya, tapi membuat (saran) supaya lebih bisa diterima masyarakat Amerika," kata Suyanto.

"Kita harus bangga cerita daerah itu cerita yang sangat luar biasa dan bisa mendunia kalau dipoles dengan baik. Dari segi cerita maupun nilai-nilai budaya Indonesia yang luar biasa," sambungnya.

Golden Snail disebut kini sudah masuk tahap praproduksi dan ditargetkan menggaet Jessica Darrwo, Ryan Potter, hingga Pierce Brosnan untuk mengisi suara animasi tersebut.

Ajisaka: The King and the Flower of Life mengisahkan masa kuno saat dunia hanya diisi tiga ras: manusia, Raksha alias raksasa, dan Vidya atau separuh manusia-malaikat.

Raksha menguasai populasi manusia yang diperbudak, dan raja Raksha berharap mencegah terjadinya ramalan kuno yang menyebut kemunculan pemimpin manusia yang akan mengakhiri kekuasaannya.

Namun sebenarnya, pemimpin manusia yang dimaksud, Ajisaka, sudah muncul dan berencana untuk mengakhiri pemerintahan brutal raja Raksha dengan bantuan Vidya.



Ajisaka: The King and the Flower of Life digarap oleh M Suyanto, Aryanto Yuniawan, dan Marco Basalmo. Basalmo sebelumnya merupakan penulis drama The Brave. M Suyanto merupakan penulis dari animasi Battle of Surabaya (November 10th).

Ajisaka: The King and the Flower of Life turut diisi suara oleh Lucy Liu, John Cusack dan Ana Gasteyer. Original soundtrack film yang diperkirakan tayang di layar lebar akhir 2024 akan diisi oleh finalis America's Got Talent (AGT) 2023, Putri Ariani.

(kum/end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER