Idol Ikut Terdampak, Agensi Kpop Siap Perangi Teror Foto Deepfake
Sejumlah agensi Kpop ikut memerangi kejahatan pornografi dengan teknologi deepfake yang saat ini menjadi kasus besar di Korea Selatan. Sikap berbagai agensi itu disuarakan usai idol mereka ikut menjadi korban.
JYP Entertainment menjadi salah satu agensi yang menyatakan perlawanan karena kejahatan itu ikut menerpa member TWICE. Agensi itu menjelaskan tengah mengumpulkan data terkait video hingga foto deepfake sebelum mengambil jalur hukum.
"Kami sepenuhnya menyadari betapa parahnya situasi saat ini karena video deepfake artis kami menyebar secara online," tulis JYP Entertainment, seperti diberitakan Korea JoongAng Daily pada Minggu (1/9).
"Kami akan mengambil tindakan hukum dan tidak akan segan-segan. Kami tidak akan mengabaikan tindakan apa pun yang melanggar hak artis kami dan mengambil tindakan tegas sampai akhir," tegasnya.
Pernyataan itu muncul setelah anggota girl group hit tersebut turut menjadi korban foto dan video deepfake. Berbagai konten itu lantas beredar di media sosial setelah dibuat dan didistribusikan oleh banyak orang Korea.
TWICE menjadi idol terbaru yang ikut terdampak hingga agensinya buka suara. Sekitar sebulan lalu, Woollim Entertainment selaku agensi Kwon Eun-bi juga menyuarakan kecaman dan sikap serupa.
Agensi sang idol itu mengaku telah menghimpun data terkait kejahatan deepfake yang melecehkan Kwon Eun-bi tersebut. Woollim bahkan sudah mengajukan gugatan pidana terhadap pembuat dan penyebar konten itu.
Gugatan yang disebut sebagai tahap pertama itu pun dinyatakan sedang diselidiki polisi. Woollim kemudian juga memastikan pihaknya tidak akan segan-segan melanjutkan proses hukum kasus tersebut.
"Kami mengajukan tuntutan pidana tahap pertama. Polisi saat ini sedang menyelidiki pengaduan tersebut," ujar Woollim Entertainment.
"Tindakan seperti ini jelas merupakan kejahatan, dan kami informasikan bahwa dengan bukti yang kami himpun, kami akan terus mengajukan tuntutan pidana dan mengambil tindakan hukum yang tegas," sambung agensi itu.
Peringatan serupa juga sempat disampaikan oleh ADOR, agensi NewJeans, pada Juni. Agensi itu memperingatkan bakal mengambil tindakan hukum terhadap video deepfake member girl group tersebut.
Bahkan, pada Februari, Yujeong Brave Girls buka suara karena menjadi korban deepfake. Kala itu, ia mengaku menjadi korban ketika melihat fotonya dipakai untuk membuat video deepfake oleh orang lain.
"Saya mengetahui bahwa foto saya telah dipakai untuk membuat video deepfake setelah seorang rekan memberi tahu saya," ujar Yujeong.
"Sungguh menyedihkan. Ini bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang gender," lanjutnya.
Kejahatan seksual menggunakan teknologi deepfake menjadi perbincangan di Korea Selatan. Korban kasus ini mulai dari kalangan remaja hingga tentara.
Kasus ini mencuat ke publik usai sejumlah chat room atau ruang obrolan di Telegram diduga membuat dan mendistribusikan materi pornografi deepfake.
Nama chat rooms terbagi berdasarkan lebih dari 100 nama universitas yang berada di Korsel. Salah satu ruang obrolan bahkan memiliki lebih dari 133 ribu anggota.
Media lokal memberitakan banyak korban deepfake pronografi ini orang-orang di bawah umur seperti pelajar SMP dan SMA. Mereka juga mencatat korban berasal dari kalangan guru bahkan anggota militer.
(frl/end)