Pemerintah Indonesia Ingin Prasasti Pucangan di India Dikembalikan

CNN Indonesia
Kamis, 09 Jan 2025 06:50 WIB
Prasasti Pucangan ditemukan di Jawa Timur pada masa kolonial Inggris dan berisi informasi soal Raja Airlangga, tapi dibawa Thomas Raffles ke India pada 1812.
Kementerian Kebudayaan Fadli Zon mengemukakan tahun ini Pemerintah Indonesia akan semakin mengincar benda-benda bersejarah Indonesia di luar negeri untuk dikembalikan, salah satunya adalah prasasti Pucangan. (ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kebudayaan Fadli Zon mengemukakan tahun ini Pemerintah Indonesia akan semakin mengincar benda-benda bersejarah Indonesia di luar negeri untuk dikembalikan, salah satunya adalah prasasti Pucangan.

Prasasti Pucangan merupakan prasasti batu yang ditemukan di kaki Gunung Penanggungan, antara Mojokerto dan Pasuruan, Jawa Timur, pada masa kolonial Inggris yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun prasasti yang berasal dari masa pemerintahan Airlangga sekitar 1040 Masehi tersebut malah dibawa Raffles dan diberikan ke atasannya, Gubernur Jenderal Inggris di India, Lord Minto, pada 1812. Hingga saat ini, prasasti itu berada di Museum India di Kolkata, India.

"Kita berharap kunjungan Bapak Presiden ke India, (soal) pengembalian Prasasti Pucangan. Prasasti yang penting bagi kita karena ada silsilah Raja Airlangga, Empu Sendok," kata Fadli Zon seperti diberitakan detikPop pada Rabu (8/1).

"Dengan Inggris, Belanda, akan memperbaharui atau menambah MOU kita. Dengan Inggris akan dibicarakan kemungkinan-kemungkinan itu tapi yang paling penting kita harus siap menerima benda-benda repatriasi itu," lanjutnya.

"Banyak yang kita minta dikembalikan. Artefak-artefak penting itu tentu sekarang sudah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu. Upaya terus kita jalankan," kata Fadli Zon.

[Gambas:Video CNN]



Fadli Zon juga menyebut target artefak bersejarah Indonesia lainnya yang diincar untuk minta dikembalikan adalah pusaka-pusaka dari era kerajaan lampau.

"Termasuk keris yang kita dapatkan termasuk keris pusaka bersejarah dari Belanda. Misalnya keris Teuku Umar, keris Diponegoro, keris dari Kesultanan Madura, dari Yogyakarta, dan juga Solo," kata Fadli Zon.

Pernyataan Fadli Zon ini datang setelah pada 16 Desember 2024, sebanyak 272 objek warisan budaya Indonesia telah resmi dikembalikan Belanda. Penyerahan itu jadi yang kelima dari proses repatriasi, serta yang terakhir dilakukan Belanda ke Indonesia pada 2024.

Repatriasi itu diwakili Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia Marc Gerritsen.

"Ini merupakan bagian dari program repatriasi yang saya kira sangat penting untuk mengembalikan keutuhan pengetahuan kita tentang benda-benda budaya yang dulu dibawa oleh Belanda," ujar Fadli.

Ia kemudian merinci repatriasi itu meliputi 204 artefak yang berasal dari Belanda dan 68 artefak dari Museum Rotterdam. Objek warisan budaya itu mencakup berbagai benda budaya, seperti keris, tombak, kain, perhiasan emas, hingga artefak bersejarah lainnya yang punya nilai historis tinggi.

Berbagai artefak itu disebut berasal dari peristiwa besar dalam sejarah Indonesia. Fadli Zon mengatakan beberapa peristiwa itu, termasuk puputan Badung dan Tabanan.

(end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER