Presiden Prabowo Subianto menyempatkan diri mengunjungi toko buku langganannya di kawasan Khan Market, New Delhi, India di sela-sela kunjungan kerjanya ke India baru-baru ini.
Toko buku yang berada di pinggir jalan itu bernama Bahrisons Booksellers yang sudah berdiri sejak 1953. Pada momen itu Prabowo memborong banyak buku, mulai dari buku bertema sejarah hingga ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Toko buku) itu di kawasan Khan Market, semacam toko-toko di pasar pinggir jalan," ungkap Seskab Mayor Teddy Indra Wijaya dalam keterangannya.
Bahrisons Booksellers merupakan toko buku ikonis India yang terletak di depan gerbang utama Khan Market, Delhi. Toko tersebut buka pada pukul 10.30 pagi hingga 20.30 malam waktu setempat.
Dikutip di akun media sosial Instagram Bahrisons Booksellers, toko buku tersebut kini sudah berdiri sekitar 72 tahun lalu atau sejak Oktober 1953.
![]() |
Pendirian awal Bahrisons Booksellers tak lepas dari sejarah panjang pemisahan India dan Pakistan pada 1947. Ketika pemisahan India dan Pakistan terjadi, banyak para pengungsi bermigrasi masuk ke India.
Salah satu pengungsi itu bernama Balraj Bahri Malhotra yang kemudian menetap di India dan mendirikan sebuah toko kecil bersama sang Istri bernama Bhag Maholtra pada 1953 di Khan Market.
Toko tersebut awalnya merupakan toko alat tulis kecil. Kemudian berkembang menjadi toko buku seperti yang dikenal sekarang.
Toko buku tersebut memiliki kekhasan karena turun temurun dikelola keluarga Balraj Bahri. Sejak 1978, putra Balraj Bahri, Anuj Bahri mengelola dan memimpin toko buku ini.
Saat ini, Bahrisons Booksellers merupakan surga bagi para pecinta buku. Toko tersebut menjual beragam jenis buku, mulai dari novel, sastra, ekonomi, politik hingga sosial budaya.
Toko buku itu mampu memelihara generasi pembaca di Delhi dan sekitarnya serta menjadi tempat nostalgia. Setiap hari, dinding toko buku ini dipenuhi dengan stok buku aktif sebanyak hampir 90.000 buku.
Di laman resminya, Bahrisons Booksellers memiliki visi menyediakan buku-buku yang mendorong pemikiran kritis dan tindakan konstruktif mengenai isu-isu politik, budaya, sosial, ekonomi dan ekologi.
(rzr/chri)