No Other Land Menang Oscar, Kreator Minta Setop Serangan ke Palestina

CNN Indonesia
Senin, 03 Mar 2025 09:50 WIB
No Other Land menang Piala Oscar 2025. Sutradara serukan permintaan supaya Israel setop pembersihan etnis warga Palestina.
No Other Land menang Piala Oscar 2025. Sutradara serukan permintaan supaya Israel setop pembersihan etnis warga Palestina. (REUTERS/Carlos Barria)
Jakarta, CNN Indonesia --

Film dokumenter Palestina berjudul No Other Land memenangkan Piala Oscar 2025 untuk kategori Best Documentary Feature Film.

No Other Land menang setelah mengusung cerita tentang perlawanan anak muda Palestina terhadap militer Israel di Tepi Barat, Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Basel Adra, sutradara No Other Land, menyuarakan kenyataan warga Palestina yang masih ditindas oleh Israel sejak puluhan tahun lalu hingga sekarang.

"No Other Land mencerminkan kenyataan pahit yang telah kami alami selama puluhan tahun dan masih terus berlanjut saat kami berseru ke dunia supaya menghentikan ketidakadilan dan pembersihan etnis di Palestina," ujar Basel Adra,

Yuval Abraham, jurnalis investigasi asal Israel yang juga menjadi sutradara No Other Land, turut buka suara dalam pidato kemenangan itu. Ia menyerukan pentingnya semua negara bersatu menghentikan kehancuran di Gaza.

[Gambas:Video CNN]



Abraham juga menyinggung pemerintah AS yang masih enggan mengambil langkah konkret untuk menghentikan serangan Israel.

"Kebijakan luar negeri di negara ini membantu menghalangi jalan [kebebasan] ini. Mengapa? Tak bisakah Anda melihat bahwa kita saling terkait? Ada cara lain. Belum terlambat untuk mereka yang masih hidup," ujar Abraham.

No Other Land adalah film panjang dokumenter yang digarap oleh empat aktivis dari Palestina dan Israel yang menentang serangan di Jalur Gaza. Empat aktivis itu bertindak sebagai sutradara, yakni Basel Adra, Hamdan Ballal, Yuval Abraham, dan Rachel Szor.

Film itu menampilkan perjuangan Basel Adra yang sejak kecil terus menentang pemindahan paksa rakyat Palestina oleh militer Israel di Masafer Yatta, sebuah wilayah di Tepi Barat.

Dalam perjuangan itu, ia merekam penghancuran bertahap tempat tinggalnya ketika tentara Israel merobohkan rumah-rumah dan mengusir para penghuninya untuk membuat zona militer.

Perlawanan itu mempertemukan Basel Adra dengan Yuval Abraham, jurnalis investigasi asal Israel yang pro-Palestina dan membantu Adra. Mereka lantas berteman, tetapi persahabatan itu dihadapkan dengan tantangan karena kehidupan mereka amat kontras.

Basel menjalani penindasan dan kekerasan terus-menerus, sementara Yuval Abraham menikmati kebebasan dan keamanan.

No Other Land merupakan produksi kolaborasi dari Palestina dan Norwegia. Film itu tayang perdana di Berlin International Film Festival 2024 dan telah memenangkan sejumlah penghargaan.

(frl/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER