Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Irene Umar menegaskan Kementerian Ekraf tak memberikan bantuan finansial atau fasilitas produksi terhadap film animasi terbaru Merah Putih: One for All.
Ia menjelaskan kementerian itu hanya menerima audiensi produser dan memberikan masukan saja. Namun, Irene juga menekankan semua pelaku industri kreatif bebas berkarya selama memberi dampak positif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua #PejuangEkraf itu bebas berkarya selama memberi dampak positif. Namun, kami tidak memberikan bantuan finansial dan tidak memberikan fasilitas promosi," ujar Irene melalui akun Instagram @irene.umar, Minggu (10/8).
Irene juga sempat menjelaskan cerita di balik pertemuan Kementerian Ekraf dengan produser Merah Putih: One for All. Ia mengakui sempat menerima audiensi dan memberikan masukan.
Saran dan masukan yang disampaikan Irene pada saat itu hanya dalam aspek teknis, seperti cerita, tampilan karakter, hingga trailer. Audiensi itu pun dilakukan sebagai bagian dari usaha Irene untuk bertukar pendapat dengan pelaku industri secara langsung.
"Sedikit sendiri: saya sendiri menerima audiensi tim produksi film beberapa waktu lalu di mana saya menyampaikan beberapa masukan dari saya termasuk teknikal terkait cerita, character looks and feels, trailer, dan lain-lain," ujar Irene.
![]() |
"Hal ini selalu saya lakukan di setiap audiensi dengan semua pihak supaya setiap audiensi saya bisa mendengar langsung dari pelaku industri dan memberikan feedback berdasarkan pengalaman pribadi," lanjutnya.
Merah Putih: One for All sedang ramai disorot oleh netizen di media sosial. Film animasi itu memantik kontroversi dengan berbagai kritik dan kekecewaan yang terlontar dari netizen.
Sebagian besar netizen mengaku kecewa hingga heran dengan film animasi tersebut. Sorotan dari netizen meluas hingga sejumlah akun mendapati temuan di balik Merah Putih: One for All, seperti tentang aset visual.
Netizen menduga aset-aset yang digunakan dalam film, seperti latar jalanan dan karakter, bukan dibuat secara mandiri melainkan dibeli dari toko digital seperti Daz3D. Hal ini dibocorkan oleh YouTuber Yono Jambul.
"Mereka ada adegan jalan, kan. Nah mereka belinya aset street of Mumbai. Aneh banget kan makanya jalannya," ucap Yono, seperti diberitakan detik.
Penggunaan aset siap pakai tanpa penyesuaian yang memadai membuat film ini minim nuansa lokal dan terasa aneh secara keseluruhan. Para warganet menilai bahwa selera artistik animatornya kurang, sehingga semakin memperkuat kesan buruk pada film.
Terlepas dari kontroversi, film animasi ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 14 Agustus 2025. Trailer-nya sudah dipublikasikan di kanal YouTube Perfiki TV, CGV Kreasi, dan Historika Film.
Dalam deskripsi di kanal CGV Kreasi, film ini diklaim sebagai animasi pertama bertema kebangsaan. Film ini menceritakan tentang sekelompok anak-anak yang terpilih menjadi "Tim Merah Putih" untuk menjaga bendera pusaka di sebuah desa yang tenang menjelang Hari Kemerdekaan. Namun, bendera tersebut hilang, memaksa mereka bersatu dalam misi penyelamatan.
(frl/end)