Sutradara Angga Dwimas Sasongko menilai industri kreatif di Indonesia membutuhkan dukungan investasi agar dapat berkembang lebih besar.
Ia mengatakan kreativitas saja tidak cukup tanpa data dan sistem pendanaan yang kuat.
"Kalau follow apa yang udah ada kita jadi gerbong, bukan jadi lokomotif. Gerbong itu ngasih added value, tapi lokomotif itu value creator, kita create value-nya dari insting yang ada," ujar Angga dalam acara Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 di Smesco Convention Hall, Jakarta Selatan, Sabtu (23/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai seorang kreatif, orang bilang menyebutnya seniman, artis, kita suka alergi sama yang namanya angka, sama apa yang namanya data. Padahal, buat saya, ini kompas penting dari kita berkarya," imbuhnya.
Menurutnya, data dan angka menjadi kunci agar karya kreatif bisa memberi dampak nyata serta berkelanjutan.
Angga mencontohkan praktik di negara maju, di mana angka digunakan untuk membangun sistem pembiayaan kreatif yang melibatkan investor, private equity, maupun venture capital.
Ia menyebut Visinema, rumah produksi film yang ia dirikan, sebagai contoh konkret. Melalui pendekatan berbasis data dan angka, Visinema berhasil menjadi perusahaan film pertama di Indonesia yang masuk ke dalam skema penanaman modal asing (PMA) dan mendapatkan dukungan dari komunitas investor profesional.
"Dengan dana tersebut, hari ini Visinema mampu membuat ekosistem kreatif, kami mampu enggak hanya menjadi tempat untuk saya berkarya, tapi tempat untuk banyak sekali kreator berkarya. Akhirnya karena kita memaknai angka dengan cara yang berbeda, kami mampu membuat manifesto baru tentang Visinema yang kemudian dihargai oleh komunitas investasi," ujarnya.
Angga menambahkan industri kreatif kerap dipandang sulit mendapatkan akses pembiayaan, terutama dari perbankan.
Padahal, berdasarkan pengalamannya, proyek kreatif bisa memberikan keuntungan signifikan dengan tingkat pengembalian investasi yang kompetitif.
"Sebetulnya industri kreatif itu keren banget. ROI (return on investment) kreatif proyek saya itu 2,5 kali, investor retention saya itu 90 persen dan so far selama lima tahun terakhir saya menjual lebih dari 30 juta tiket. Dan itu angka yang besar, ketika kita bisa mengkristalisasi itu jadi sebuah argumen industri kreatif akan keliatan sebagai industri yang signifikan," ucapnya.
(del/sfr)