Kantong Semar, Inspirasi Jamu dan Zombi dalam Abadi Nan Jaya
Abadi Nan Jaya merupakan film horor thriller terbaru Indonesia yang digarap sutradara Kimo Stamboel. Film yang mengangkat tema zombi itu kental dengan sentuhan dan unsur yang ada di Indonesia.
Salah satu dan yang utama adalah jamu yang diberi nama Abadi Nan Jaya dan menjadi penyebab awal mulanya wabah zombi menyebar di Wanirejo, desa fiksi di kawasan Jawa Tengah.
"Menurut saya jamu jadi instrumen yang unik; biasanya digunakan untuk menyembuhkan penyakit tapi di sini justru mendatangkan penyakit," kata Kimo Stamboel dalam catatan produksi yang diterima CNN Indonesia.
"Karena kesalahan prosedural, jamu akhirnya malah membuat kekacauan di luar nalar," sambung Kimo.
Kimo Stamboel sebagai salah satu penulis naskah film tersebut mengatakan formula jamu tersebut terinspirasi dari tumbuhan yang bisa ditemukan di Indonesia, yakni kantong semar.
Kantong semar merupakan tanaman karnivora yang banyak ditemukan di hutan tropis, termasuk Indonesia, dan mampu memangsa serangga hingga hewan berukuran lebih besar darinya.
"Saya rasa menarik menghubungkan tanaman karnivora dengan manusia. Ketika dikonsumsi, tanaman ini membuat manusia berubah menjadi makhluk buas yang memangsa sesamanya," ungkap Kimo.
Karakter dan visual dari kantong semar tersebut yang kemudian diproyeksikan dalam Abadi Nan Jaya, baik dari warna formula tersebut hingga perubahan yang dialami manusia setelah meminum jamu tersebut.
Hal itu jelas terlihat ketika Sadimin (Donny Damara) meminum Abadi Nan Jaya yang berwarna hijau seperti permukaan kantong semar.
Tak lama setelah itu, kulit Sadimin pun mulai berlubang dan uratnya membesar hingga berubah warna menjadi ungu kehitam-hitaman bak tumbuhan yang juga dikenal dengan nama periuk kera.
Detail-detail tersebut bisa ditampilkan berkat kerja sama tim kreatif, terutama bagian tata rias dan juga efek. Astrid Sambudiono selaku special effects makeup artist mengamini hal tersebut.
Tantangan besar muncul saat proses makeup ratusan zombie dalam waktu terbatas. Tim tata rias mengelompokkan teknik makeup dengan level detail dan tekstur yang berbeda sesuai intensitas sorotan kamera pada pemain.
"Secara desain makeup, kami membuat tekstur urat menyerupai kantong semar di tubuh zombi," Astrid menjelaskan.
"Luka yang ada di tubuh zombi cenderung berlubang-lubang. Jadi, bukan luka-luka membusuk. Ini juga karena dalam film ini mereka belum terlalu lama menjadi zombi."
Dekat dengan warga Indonesia
Film ini juga mengambil latar dan budaya yang akrab dengan masyarakat Indonesia, seperti pesta sunatan, hamparan sawah, mobil truk yang jadi moda transportasi umum warga setempat, hingga Polsek.
Alhasil, para zombi yang ditampilkan memiliki kekhasannya sendiri karena berpakaian layaknya orang-orang Indonesia, seperti mengenakan sarung, kebaya, hingga berseragam polisi.
"Jarang kan kita melihat zombi yang bersarung atau yang pakai kebaya? Kami mencoba untuk membuat sesuatu yang familier," tutur Kimo.
Abadi Nan Jaya menceritakan Sadimin (Donny Damara), pemilik usaha jamu Wani Waras, percaya jamu terobosan barunya dapat membuat setiap orang yang mengonsumsinya awet muda hingga bisa menyelamatkan bisnisnya dari kebangkrutan.
Namun berawal dari sebuah jamu, wabah zombi atau mayat hidup malah menjangkit Desa Wanirejo.
Film ini turut diramaikan penampilan Mikha Tambayong, Eva Celia, Marthino Lio, Dimas Anggara, Ardit Erwandha, Claresta Taufan, Varen Arianda Calief, Kiki Narendra, dan Vonny Anggraini.
Abadi Nan Jaya tayang sejak 23 Oktober di Netflix.
(gis/chri)