Para penggemar K-pop mendesak perusahaan-perusahaan idola mereka dan promotor konser untuk dengan segera menerapkan prinsip konser rendah karbon dan ramah lingkungan.
Desakan ini datang dari lembaga pemerhati iklim dari dan untuk penggemar K-pop, KPOP4PLANET, lewat laporan mereka yang bertajuk Low Carbon K-Pop Conerts: Sing Along for Our Future, jelang pelaksanaan COP30 pekan depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan tersebut, mereka mendesak pelaku industri K-pop dan yang berkaitan dengannya untuk menerapkan rendah karbon, seiring dengan berbagai musisi internasional sudah mulai menerapkannya, seperti Billie Eilish dan Coldplay.
"Artis-artis mancanegara telah memperkenalkan standar baru, dan minat penggemar domestik terhadap pertunjukan berkelanjutan juga meningkat," tulis mereka. "Ditambah dengan tuntutan internal akan perubahan dalam industri ini, tidak ada alasan untuk menunda lebih lanjut."
Dalam laporan yang diterima CNNIndonesia.com pada Jumat (7/11), KPOP4PLANET mengutip data emisi karbon dari konser di Inggris pada 2007 oleh Julie's Bicycle yang menyebut ada sekitar 540 ribu ton gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas industri musik.
Dari jumlah tersebut, sekitar 73 persen atau setara dengan 394 ribu ton berasal dari pertunjukan langsung alias konser. Angka ini setara dengan emisi karbon dari 92 ribu mobil dalam setahun.
Meski angkanya berasal dari Inggris dan 18 tahun lalu, KPOP4PLANET mengatakan emisi dari konser diperkirakan melonjak signifikan seiring dengan laporan promotor Live Nation Entertainment pada 2023 yang menggelar 50 ribu konser dan melibatkan 145 juta penonton.
KPOP4PLANET merasa bahwa industri K-pop mesti bergerak terkait hal ini karena penggemar musik asal Korea Selatan tersebut sudah mencapai 75 juta orang di seluruh dunia pada 2023, menurut data Korea Foundation.
Sementara itu, belum banyak pelaku industri K-pop yang peduli dengan hal ini. Menganalisis lima perusahaan K-pop besar, yakni HYBE, JYP, SM, YG, dan CJ ENM, mereka menemukan hanya YG yang sudah memulai bergerak nyata dengan konser ramah lingkungan. Hal itu pun terjadi seiring dengan BLACKPINK menjadi duta untuk COP26.
"Konser BLACKPINK 2023 menjadi yang pertama di industri ini yang mengukur emisi karbon dari sebuah pertunjukan dan mengoperasikan stan edukasi iklim di tempat pertunjukan," tulis mereka.
"Pada tahun 2025, YG bekerja sama dengan IOM untuk membeli Sertifikat Energi Terbarukan Perdamaian (P-REC) untuk mengimbangi sebagian penggunaan listrik tur dunia BLACKPINK."
Di sisi lain, KPOP4PLANET menyebut para penggemar K-pop juga menginginkan konser idola mereka ramah lingkungan. Hal itu didasarkan pada survei mereka pada 2021 yang menemukan bahwa hampir 5 ribu orang anak-anak muda ingin terlibat dalam konser hijau.
Selain itu, laporan Sustainable Performance Report dari YG yang dikutip KPOP4PLANET menemukan, delapan dari 10 penggemar gabungan BLACKPINK, AKMU, dan Treasure merasa "penampilan ramah lingkungan berkelanjutan itu penting".
"Dibandingkan dengan artis-artis internasional ternama yang menetapkan peta jalan pengurangan karbon sejak tahap perencanaan pertunjukan dan menerapkan strategi pengurangan sistematis di semua bidang, termasuk desain panggung, transportasi peralatan, dan penggunaan daya, upaya K-pop masih dalam tahap awal," tulis mereka. "Oleh karena itu, konser rendah karbon merupakan krisis sekaligus peluang bagi K-pop."
Dengan begitu, KPOP4PLANET memberikan lima rekomendasi mereka kepada para pelaku industri K-pop dan yang terkait dalam rangka mewujudkan konser rendah karbon dan ramah lingkungan, yakni: