Avatar Fire and Ash Kena Julid Kritikus, Dibela Penonton
Avatar: Fire and Ash tampaknya tidak bisa menyamakan persepsi kritikus dan penggemar. Kedua pihak memiliki penilaian yang jauh berbeda akan saga ketiga Avatar milik James Cameron ini.
Berdasarkan laman agregator Rotten Tomatoes pada Jumat (26/12), film yang masih digarap oleh James Cameron ini gagal mendapatkan status Certified Fresh dalam Tomatometer dari para kritikus.
Lihat Juga : |
Dari 307 ulasan kritikus yang dikumpulkan, Avatar Fire and Ash mendapatkan nilai rating 66 persen, jadi yang terendah dari tiga saga Avatar. Avatar (2009) memiliki nilai tertinggi, yakni 81 persen, dan diikuti film keduanya dengan 76 persen.
Sebagian kritikus menilai Avatar: Fire and Ash dinilai cuma mengandalkan kemegahan visual tanpa kedalaman cerita yang mendalam. Visi James Cameron yang dulu dianggap inovatif kini terasa usang dan repetitif, lebih seperti nostalgia masa lalu daripada langkah ke depan.
"Visi Cameron tidak lagi terasa sebagai masa depan, melainkan sebuah perjalanan nostalgia, bentuk deja vu yang sangat mahal," kata Stephanie Zacharek dari TIME Magazine.
"Keajaiban film bisa hadir dalam banyak wujud, tetapi jarang sekali ia terasa sekalkulatif ini, mencampuradukkan rasa kagum dengan kebingungan yang membuat penonton terpaku," lanjutnya.
"Avatar tetap sama besarnya dalam ketidakmenarikan dan sama kolosalnya dalam ketahanan terhadap kritik seperti sebelumnya: sebuah bangunan besar yang kosong, yang dengan tenang menolak segala keberatan," kata Peter Bradshaw dari media Inggris, Guardian.
"197 menit grafis seperti screensaver, dialog kaku, alur cerita yang menggelembung dan longgar, serta spiritualitas new-age ala hippie. Sungguh mengerikan membayangkan bahwa Cameron masih memiliki dua sekuel lagi yang sudah dijadwalkan. " kata Nicholas Barber dari BBC.com.
Meskipun begitu, beberapa kritikus tetap mengakui kehebatan James Cameron terhadap penggarapan film itu. Cameron tetap mampu menghadirkan momen-momen yang segar dan menarik, serta menunjukkan minat yang mendalam terhadap keahlian teknis.
"Ini tetap merupakan epik dalam hal keterampilan dan keyakinan. Anda bisa merasakan pengabdian mendalam Cameron pada dinamika karakter-karakter utamanya, bahkan ketika minatnya melampaui minat kita sendiri. Hal itu terutama terasa dalam Fire and Ash," kata Jake Coyle dari Associated Press.
"[Ekspektasi] tidak mempersiapkan saya pada kenyataan menyaksikan salah satu penjelajah terbesar sinema berjalan berputar-putar selama tiga jam, meskipun Cameron-karena dia adalah Cameron-secara alami tetap menemukan cara untuk membuat perjalanan itu terasa baru dan menyegarkan pada beberapa saat," kata David Ehrlich dari IndieWire.
Meski menuai kritik dari kritikus, Avatar: Fire and Ash tetap disukai penonton dengan mengantongi skor 91 persen Popcornmeter berdasarkan lebih dari 5.000 verified ratings yang diberikan.
Salah satu penonton membela karya James Cameron ini. Menurutnya, kemiripan cerita Avatar: Fire and Ash dengan film sebelumnya wajar karena hal itu merupakan sekuel atau lanjutan.
Beberapa penonton juga ikut membela karya James Cameron ini dengan menilai bahwa James berhasil mengembangkan karakter Avatar dengan kuat dan bagaimana ia secara kreatif membangun film ini, meski alur ceritanya dinilai beberapa kritikus sederhana.
Avatar: Fire and Ash mengisahkan konflik internal keluarga Jake Sully setelah peristiwa dalam The Way of Water, sekaligus saat mereka menghadapi suku Mangkwan yang bekerja sama dengan musuh bebuyutan keluarga tersebut.
Pada saat ini lah, keluarga Jake Sully akan menghadapi ujian kesetiaan dan kepercayaan satu sama lain. Avatar: Fire and Ash tayang sejak 17 Desember 2025 di bioskop Indonesia.