CARA KREATIF LABSKY
Mau Ikut Mengurangi Kemacetan?
Ainun | CNN Indonesia
Senin, 26 Okt 2015 10:37 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Jakarta macet sudah menjadi masalah sehari-hari. Kalau dulu macet terjadi di hari tertentu atau jam tertentu, sekarang tidak lagi. Macet bisa terjadi kapan saja.
Kita seringkali mengeluhkan macet, tetapi lupa bahwa kita ikut jadi penyebab kemacetan itu sendiri. Ketika ngomel karena macet, apakah kita lagi duduk sendiri di mobil bersama sopir padahal di dalamnya bisa diisi 3 penumpang lagi?
Mau terus mengeluhkan macet, atau ikut menguranginya? Pilihan ada ditangan kita. Ada cerita menarik dari sekolah SMP/SMA Labschool Kebayoran atau sering disebut Labsky. Bagaimana sekolah itu mencoba mengajarkan kepada siswa untuk mengurangi kemacetan.
Selama ini, satu anak diantar satu mobil. Kebayang dong, jika setengah dari muridnya menggunakan mobil sendiri, maka setiap pagi dan sore ada 600 mobil datang bersamaan dan membuat macet di kawasan sekolah. Bukan hanya anak-anak jadi harus lebih pagi berangkatnya, tetapi juga mengganggu orang lain.
Sekolah kemudian mengumpulkan siswa Labsky. Mereka diberi tanda (name tag) sesuai alamat rumahnya. Kemudian diminta mencari ada nggak teman yang rumahnya berdekatan atau searah sehingga bisa berangkat dan pulang bareng.
Selain itu, pada hari Jumat siswa yang satu kawasan menggunakan kaos sewarna, misal kawasan Pondok Indah : Putih, kawasan Bintaro : biru dan seterusnya. Sehingga bisa ketemu lagi teman-teman sekawasan yang belum berangkat bareng.
Setiap hari, siswa yang sekawasan diminta berangkat atau pulang dengan satu mobil dan menunggu di tempat yang ditentukan untuk berkumpul. Mobil siapa yang akan digunakan, bisa bergiliran. Dengan begitu, selain mengurangi jumlah mobil, juga lebih irit bensin dan biaya tol.
Ternyata dari kegiatan tersebut, banyak siswa yang baru tahu punya tetangga sama-sama sekolah di Labsky. Padahal cuma beda satu gang.
Kehidupan Jakarta yang sibuk, membuat semakin jarang bersosialisasi dengan tentangga. Program Labschool Kebayoran ini, selain mengurangi kemacetan juga kembali mengakrabkan antar tentangga.
Bagaimana dengan sekolahmu? Kegiatan yang menarik dan layak dicoba bukan? (nun/nun)
Kita seringkali mengeluhkan macet, tetapi lupa bahwa kita ikut jadi penyebab kemacetan itu sendiri. Ketika ngomel karena macet, apakah kita lagi duduk sendiri di mobil bersama sopir padahal di dalamnya bisa diisi 3 penumpang lagi?
Mau terus mengeluhkan macet, atau ikut menguranginya? Pilihan ada ditangan kita. Ada cerita menarik dari sekolah SMP/SMA Labschool Kebayoran atau sering disebut Labsky. Bagaimana sekolah itu mencoba mengajarkan kepada siswa untuk mengurangi kemacetan.
Selama ini, satu anak diantar satu mobil. Kebayang dong, jika setengah dari muridnya menggunakan mobil sendiri, maka setiap pagi dan sore ada 600 mobil datang bersamaan dan membuat macet di kawasan sekolah. Bukan hanya anak-anak jadi harus lebih pagi berangkatnya, tetapi juga mengganggu orang lain.
Sekolah kemudian mengumpulkan siswa Labsky. Mereka diberi tanda (name tag) sesuai alamat rumahnya. Kemudian diminta mencari ada nggak teman yang rumahnya berdekatan atau searah sehingga bisa berangkat dan pulang bareng.
Selain itu, pada hari Jumat siswa yang satu kawasan menggunakan kaos sewarna, misal kawasan Pondok Indah : Putih, kawasan Bintaro : biru dan seterusnya. Sehingga bisa ketemu lagi teman-teman sekawasan yang belum berangkat bareng.
Setiap hari, siswa yang sekawasan diminta berangkat atau pulang dengan satu mobil dan menunggu di tempat yang ditentukan untuk berkumpul. Mobil siapa yang akan digunakan, bisa bergiliran. Dengan begitu, selain mengurangi jumlah mobil, juga lebih irit bensin dan biaya tol.
Ternyata dari kegiatan tersebut, banyak siswa yang baru tahu punya tetangga sama-sama sekolah di Labsky. Padahal cuma beda satu gang.
Kehidupan Jakarta yang sibuk, membuat semakin jarang bersosialisasi dengan tentangga. Program Labschool Kebayoran ini, selain mengurangi kemacetan juga kembali mengakrabkan antar tentangga.
Bagaimana dengan sekolahmu? Kegiatan yang menarik dan layak dicoba bukan? (nun/nun)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK