Ibuku Ceritaku

Cnn Student | CNN Indonesia
Jumat, 04 Des 2015 16:29 WIB
Panjangnya garis pantai tak akan bisa menggambarkan kebaikan yang ia buat, mungkin ia tak sempurna tapi apa yang kulihat adalah kesempurnaan.
Ilustrasi interaksi ibu dan anak.(Thinkstock/IPGGutenbergUKLtd)
DKI Jakarta, CNN Indonesia -- Kalau bercerita mengenai ibuku rasa-rasanya tidak ada hal yang spesial, sama seperti ibu yang lain dalam kesehariannya. Ia memang tidak bekerja mencari nafkah seperti ayah saya, tetapi ia lebih memilih merawat rumah dan mengurus keluarga setiap harinya.

Ia hafal apa saja kebutuhan-kebutuhan kami setiap orang. Mulai dari saya, kakak-adik, hingga saudara saya yang tinggal di rumah saya ia pun tahu. Air di dalam dispenser hingga jumlah beras ia juga tahu kapan harus digantinya. Malah kadang-kadang ia juga suka bantu-bantu menyapu halaman meskipun kami memiliki pembantu rumah tangga.

Urusan perut? Tidak perlu ditanyakan lagi, ia adalah chef "ternama" di rumah kami. Semua jenis makanan mungkin hampir pernah ia coba buat dan rasanya. Enak! Bahkan pembantu rumah tangga kami ia ajari cara memasak, berhubung ibu saya berdarah Minahasa yang katanya jago masak-memasak. Mau makanan model apa? Rebus, kuah, goreng, bakar? Semuanya ia kuasai dengan baik.

Kalau saya ingat-ingat lagi, saat saya kecil ibuku menjadi seorang guru bagiku. Ia selalu mengajariku segala hal bahkan PR yang ku dapat dari sekolah. Meskipun kadang-kadang tidak selalu benar, tetapi ia tetap tulus mengajari saya. Ia ternyata guru juga.

Ia juga membantu ayah dalam mengelola rumah tangga ini. Keuangan, segala pembayaran ia mengetahuinya tak ada hal yang luput dari sepengetahuannya bahkan uang jajanku pun masuk dalam penghitungannya. Ya, ia adalah menteri keuangan di rumah.

Masalah kesehatan? Setiap anak-anaknya termasuk saya pasti langsung mencari dia saat kami sakit. Ia selalu menyimpan minyak gosok kesayangannya yang konon setidak-tidaknya bisa meredakan penyakit. Saya ingat ketika jatuh dari motor, ia mengoleskan minyak ini dan sim salabim! Keesokannya luka saya langsung kering, meskpun dengan sedikit perjuangan menahan rasa perih yang luar biasa ketika dioleskan.

Pokoknya hampir tidak ada satu bagian pun yang terlewatkan di rumah atau seorang pun yang tidak terkena sentuhan ibuku. Semua hal ia urusi, semua hal ia pikirkan. Ia melakukan segala-galanya demi keluarga ini. Tanpa lelah mengisi bagian-bagian yang kosong, menjamah yang tak terjamah dengan kehangatannya.

Ingin rasanya saya berbuat sesuatu untuknya, yang terbaik dari yang terbaik. Meskipun kelihatannya ia tak terlalu menginginkan semua itu, karena ia hanya ingin anak-anaknya ini bahagia. Tetapi tidak bisa! Aku harus melakukan sesuatu yang terbaik untuknya. Di awal tadi saya menuliskan bahwa "sepertinya tidak ada yang spesial dari ibu saya.." namun semakin ingatan ini berjalan, semakin saya terus menulis ternyata tidaklah demikian. Ibuku teramat spesial bagiku.

Panjangnya garis pantai tak akan bisa menggambarkan kebaikan yang ia buat, mungkin ia tak sempurna tapi apa yang kulihat adalah kesempurnaan. Hanya doa yang saat ini bisa ku berikan padanya. Umur panjang dan kesehatan semoga selalu dilimpahkan kepadanya. Ini cerita ibuku apa cerita ibumu? (std/std)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER