5 Langkah Melatih Kecerdasan Emosional Anak
Hilda Admiranti | CNN Indonesia
Jumat, 22 Jan 2016 18:03 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Kecerdasan Intelektual atau IQ selalu menjadi perhatian orangtua. IQ sering dibahas karena seseorang dengan nilai IQ yang tinggi dianggap akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik.
Tapi sebetulnya tidak hanya IQ lho yang penting. Kecerdasan emosional atau EQ juga penting untuk dilatih sejak dini. Langkah apa saja yang harus dilakukan orangtua supaya anak bisa mengatur emosinya dengan baik?
Tapi sebetulnya tidak hanya IQ lho yang penting. Kecerdasan emosional atau EQ juga penting untuk dilatih sejak dini. Langkah apa saja yang harus dilakukan orangtua supaya anak bisa mengatur emosinya dengan baik?
1. Ajarkan anak untuk mengenal berbagai macam emosi
Bantu deskripsikan perasaan anak. Misalnya ketika anak marah, katakan “Kamu marah karena belum berhasil menyusun puzzle, ya?” Selain itu, smiley dan emoticon juga bisa digunakan sebagai media ajar.
(ded/ded)
Bantu deskripsikan perasaan anak. Misalnya ketika anak marah, katakan “Kamu marah karena belum berhasil menyusun puzzle, ya?” Selain itu, smiley dan emoticon juga bisa digunakan sebagai media ajar.
2. Hargai perasaan anak
Jangan abaikan perasaan anak, dengan begitu ia dapat menerima perasaannya sendiri dan memahami bahwa yang dirasakannya adalah sesuatu yang wajar
Jangan abaikan perasaan anak, dengan begitu ia dapat menerima perasaannya sendiri dan memahami bahwa yang dirasakannya adalah sesuatu yang wajar
3. Berempatilah
Dengarkan luapan bahagia maupun keluhan anak. Berempatilah sekalipun Anda tidak bisa membantu sehingga anak akan merasa bahwa ia tidak sendirian.
Dengarkan luapan bahagia maupun keluhan anak. Berempatilah sekalipun Anda tidak bisa membantu sehingga anak akan merasa bahwa ia tidak sendirian.
4. Jadilah contoh dengan menangani emosi dengan baik
Anak sering menunjukkan ekspresi negatifnya melalui perilaku tidak baik misalnya melempar mainan. Anda bisa mengubah kebiasaan buruk ini, salah satunya dimulai dari diri Anda sendiri. Anda perlu memberi contoh yang baik kepada anak, misalnya dengan tidak berteriak-teriak ketika Anda kesal karena kemungkinan besar kebiasaan ini akan diikuti oleh anak.
Anak sering menunjukkan ekspresi negatifnya melalui perilaku tidak baik misalnya melempar mainan. Anda bisa mengubah kebiasaan buruk ini, salah satunya dimulai dari diri Anda sendiri. Anda perlu memberi contoh yang baik kepada anak, misalnya dengan tidak berteriak-teriak ketika Anda kesal karena kemungkinan besar kebiasaan ini akan diikuti oleh anak.
5. Latih anak menyalurkan emosinya
Mengekspresikan perasaan itu penting, tetapi anak juga perlu tahu bagaimana cara menyalurkan emosinya dengan baik dan menemukan solusinya. Penelitian menunjukkan bahwa berempati saja tidak cukup - Anda harus mengajari mereka juga untuk mengelola perasaan mereka. Misalnya, ajari mereka untuk mencoret-coret kertas ketika ia sedang kesal.
Mengekspresikan perasaan itu penting, tetapi anak juga perlu tahu bagaimana cara menyalurkan emosinya dengan baik dan menemukan solusinya. Penelitian menunjukkan bahwa berempati saja tidak cukup - Anda harus mengajari mereka juga untuk mengelola perasaan mereka. Misalnya, ajari mereka untuk mencoret-coret kertas ketika ia sedang kesal.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK