Buleleng, CNN Indonesia -- Saat umat Hindu di Bali sedang mengurung diri, melaksanakan ibadah Tapa Brata di Hari Raya Nyepi, hal yang berbeda justru terlihat pada umat Muslim di Bali. Mereka diperbolehkan keluar rumah, dan mendatangi masjid untuk menggelar salat sunnah gerhana matahari berjamaah.
Biasanya pada peringatan Nyepi, ruas-ruas jalan di perkotaan yang biasanya selalu ramai dengan aktivitas warga, terpantau sepi dan tanpa aktivitas. Namun, suasana berbeda justru terlihat di kampung Kajanan, kota Singaraja, Buleleng Bali.
Warga yang beragama Islam, tampak berjalan keluar dengan membawa perlengkapan saalat menuju ke Masjid Agung Jami, yang berada di jalan Imam Bonjol Kota Singaraja. Ya, kali ini umat menggelar salat sunnah gerhana matahari. Salat dimulai pukul 07.30 WITA, di mana gerhana matahari muncul di wilayah Bali sekitar pukul 07.22 WITA.
Kerukunan antar umat beragama terlihat, saat pecalang yang sejatinya menjaga kehikmatan Nyepi justru mengizinkan bahkan turut mengamankan umat Muslim untuk melaksanakan ibadah shalat gerhana di masjid.
“Dalam shalat ini, kami selaku adat umat Hindu di Bali sudah sepakat, untuk memberikan kesempatan kepada umat muslim di Bali untuk salat di masjid. Kami hanya, memohonkan supaya untuk tidak menggunakan pengeras suara," kata Gusti Komang, Klian Banjar Adat di Banjar Bali.
Pelaksanaan salat sunnah gerhana matahari ini merupakan bentuk amalan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Memang, salat ini tidak diwajibkan, yang jika dikerjakan mendapatkan pahala, dan jika tidak dikerjakan juga tidak apa-apa. Umat Muslim bersyukur, karena dapat melaksanakan salat sunah, walau umat Hindu di Bali sedang melaksanakan ritual Nyepi.
“Alhamdulillah salat gerhana matahari kami lancar-lancar saja, harapan kami mudah-mudahan hubungan baik antar umat beragama disini tetap terus berlangsung”, kata Haji Abdurrahman Alawi, Ketua Umum Masjid Jami Singaraja.
Kondisi tentram, damai dan saling menghormati satu sama lain ini berkat adanya saling pengertian, dan kebersamaan yang menjadi modal untuk menyukseskan Catur Brata Penyepian di Hari suci Nyepi, tahun baru saka 1938, yang bersamaan dengan terjadinya gerhana matahari.
Semuanya berlangsung dalam waktu yang bersamaan, dan dapat terlaksana dengan baik. Mengingat kehidupan antarumat beragama di Bali selama ini selalu harmonis, yang selalu hidup berdampingan satu sama lainnya dan sudah diwarisi sejak ratusan tahun silam.
 Foto (Dok. Edo Hary P.) |