Jakarta, CNN Indonesia -- Seumpama adik sekarang usia sepuluh tahun, kakak usia tiga belas tahun, dikurangi masa balita Adik dan Kakak, masing-masing lima tahun, artinya, Adik telah punya waktu merekam banyak peristiwa sekeliling, lima tahun, Kakak punya waktu merekam banyak peristiwa sekeliling, delapan tahun. Luar biasa hebat. Mata bagai lensa camera, melihat. Otak, fungsi sederhananya merekam, menyimpan data.
Lengkaplah hidup setiap insan di dunia bersama ruh kehidupan di badan. Seru ya…
Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Keduanya adalah berkat atau rezeki dari Sang Pencipta. Keduanya dapat dijadikan kekuatan untuk optimistis. Semisal begini, si A memiliki daya tangkap cepat, untuk menuju baik dan cepat, si B memiliki daya tangkap lambat, untuk menuju baik dan cepat, pada usia rata-rata, sama, sekelas pula.
Nah, meskipun B lambat, tetap dapat menuju baik dan cepat, artinya, A dan B dapat menyelesaikan tugas sekolah.
Lambat, bukan berarti kurang pintar, cepat, bukan berarti lebih pintar. Kedua hal itu dapat bergotong-royong, saling membantu, saling belajar, maka hidup akan menemukan harmoni kebahagiaan berteman, bersahabat, karena di dalam hidup banyak peristiwa dapat dicatat dan diingat.
Jadi, banyak hal bermanfaat untuk membangun diri sendiri, mandiri, agar berguna bagi sesama. Bayangkan, Adik memiliki lima tahun rekaman peristiwa, Kakak memiliki delapan tahun rekaman peristiwa, pasti, dari masing-masing peristiwa di data ingatan Adik dan Kakak, dapat bermanfaat untuk sesama. Semisal, bisa bikin cerpen-cerpen, puisi, novel, artikel dan lain sebagainya.
Ide, hadir akibat rekaman peristiwa di dalam hidup seseorang. Ide melukis bunga, pegunungan, berkebun, melukis laut, misalnya. Bagaimana memantik ide agar menjadi sebuah karya tulis atau seni? Mudah. Semisal, Adik atau Kakak melihat sesuatu, lalu ingat sesuatu, sepulang sekolah, atau sedang jalan-jalan dengan Bunda dan Ayah, bisa segera dicatat atau fokuskan pikiran, rekam di ingatan.
Ide, harus dihadirkan, sekalipun dengan cara sederhana, bermain dengan teman, bermain dengan Bunda dan Ayah, membaca buku cerita rakyat, dongeng-dongeng atau melakukan hal bersifat positif, tanya Bunda atau Ayah deh. Jadi, tidak ada istilah ‘kehabisan ide’ atau ‘sedang tak ada ide’ karena ide ada di sekitar hidup seseorang, di mana saja kapan saja, ide dari sekeliling atau dari rekaman peristiwa diingatan.
Apa sih ide, singkatnya, keinginan berbuat kreatif dan positif. Lengkapnya sila dilihat di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Salam Indonesia Unit.
(ded/ded)