Sedih, Televisi Kita Masih Kurang Mendidik Anak

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Jumat, 09 Des 2016 11:13 WIB
Media ternyata tak hanya mempengaruhi mental, tapi juga fisik anak-anak. Mengapa bisa begitu?
Foto: Pixabay/Funnytools
Jakarta, CNN Indonesia -- Tayangan televisi saat ini belum ramah anak dan tidak mendidik untuk anak. Hal itu dikarenakan berbagai tayangan konten kekerasan, baik itu kekerasan secara verbal maupun non-verbal.

Selain itu klasifikasi tayangan yang keliru yaitu dengan menggunakan anak-anak sebagai pemeran utama dalam cerita atau kartun dengan cerita yang tidak mendidik yang seolah-olah tayangan tersebut adalah untuk anak.

Kinanti Pinta Karana dari communication Specialist UNICEF Indonesia, di Universitas Padjajaran Bandung, beberapa waktu lalu, mengatakan itu adalah data hasil survey UNICEF terhadap 1.100 responden mengenai tayangan televisi yang mendidik. Sebanyak 90 persen responden menjawab bahwa acara yang ditayangkan di televisi tidak mendidik.

Juga mengenai acara televisi yang mendidik bagi anak. Sebanyak 21 persen responden menjawab tayangan televisi yang mendidik adalah acara Laptop si Unyil di Trans 7, dan 21 persen acara yang mendidik berasal dari acara Talkshow.

“Kita membutuhkan komitmen dari teman-teman media untuk memberikan sebuah komoditi atau produk yang bisa dinikmati dan mendidik,” ujarnya.

Menurut Jovita Maria Ferliana seorang psikolog anak dan Remaja, psikis dan mental anak pada zaman dahulu dan sekarang memiliki perbedaan. Dengan adanya media saat ini akan berdampak jangka panjang bagi anak.

“Sebagian besar waktu anak, sekarang dihabiskan untuk bermain gadget sehingga perkembangan fisik anak sekarang rentan mengalami obesitas dan kekurangan gizi karena keasyikan bermain gadget sehingga anak lupa akan makan,” ujarnya.

Perbedaan motorik kasar anak-anak pada zaman dahulu lebih banyak menggunakan tubuhnya atau kegiatan yang menggunakan fisik seperti berlari, bermain bola, melompat. Sedangkan anak zaman sekarang kegiatan fisik yang dilakukan berkurang sehingga motorik kasarnya tidak berkembang.

Berdasarkan pengalaman Jovita, saat ini di klinik banyak anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara, berjalan, merangkak. Itu semua karena terpaku pada gadget, televisi, dan media yang membuat anak-anak jarang bergerak. Kemudian dari segi sosial, anak-anak sekarang memiliki emosi yang fluktuatif dan cepat marah karena tayangan televisi yang memiliki konten kekerasan, tayangan televisi mempengaruhi perkembangan anak.

Dari segi psikologi, lanjut Jovita, banyak kasus terjadi yang dialami oleh anak akibat dari tayangan televisi yang mengandung konten kekerasan. Dalam perkembangan psikologis, anak-anak masih dalam tahap berkembang dan cenderung meniru adegan-adegan yang berasal dari televisi. Jadi apa yang dilihat dari tayangan televisi maka ia akan melakukannya.

Saat ini angka kecelakaan pada anak meningkat, kasus bunuh diri yang dilakukan oleh remaja juga meningkat karena ia melihat bahwa bunuh diri merupakan cara cepat menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi.

“Orang tua harus melakukan pengawasan dalam media yang digunakan anak, karena kasus-kasus sekarang berkitan dengan pengaruh dari media,” katanya.

Fungsi orangtua mengembangkan minat anak agar memiliki kegiatan yang positif, tidak menggunakan gadget pada waktu tertentu. Orangtua juga harus mengontrol media yang digunakan anak, orangtua harus membatasi waktu pemakaian gadget agar komunikasi terjalin dengan lancar. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER