Yuk Berkarya Membuat Game

Jakarta, CNN Indonesia -- Semakin majunya perkembangan teknologi membuat kita semakin dibuat mudah untuk melakukan sesuatu. Beruntung kita menjadi warga Indonesia karena negeri kita sudah menjadi bagian dalam perkembangan teknologi dunia. Salah satunya game yang menjadi bagian dari kehidupan anak muda zaman sekarang, hampir setiap hari
jutaan orang tidak jauh dari bermain game. Baik di gadget maupun di komputer baik secara online maupun offline.

Dengan perkembangan game yang melaju pesat tak sedikit para developer yang berjiwa game dan berotak programmer mempunyai peluang untuk menjadikan game ini sebagai bisnis.

Di luar Indonesia industri game sangat maju seperti di Korea, Jepang, Amerika, dan China. Mereka memanfatkan kemajuan teknologi yang diciptakan di negaranya masing-masing lalu dipadukan melalui seni grafis, animasi serta program. Sekarang banyak bentuk game diciptakan dalam berbagai mode dan genre, sehingga menumpuknya para pengusaha muda yang sukses karena industri game. Selain itu para pengusaha engine bersedia memberi peluang para gamers yang hendak ingin berkarya. Seperi Frostbite, Unity, Unreal, Game Maker, Game Salad, dan lain-lain.

Pasar game di Indonesia pun menjulang tinggi, Indonesia memimpin pertumbuhan market pasar game di SEA dengan +45,7 % pada tahun 2015. Game yang berhasil menjadi Top Chart Indonesian Market dari mobile game yaitu Clash Of Clans, Line Let’s Get Rich, Game of War: Fire Age, Clash of Kings, dan Summoners War dari PC
Games, Point blank menjadi peringat 1 diikuti Dota 2, LS, Dragon Nest, dan sebagainya.

Namun beberapa hal menyebabkan timbulnya masalah dalam pasar game Indonesia berupa 90% produk dikuasai oleh asing dan akses internet yang masih lemah. Tapi Indonesia harus bangga karena kita sudah memilki developer game lokal sukses di antaranya Own Games, Agate, Touchten Games dan masih banyak lagi. Produk yang mereka hasilkan pun tak sedikit. Banyak game lokal yang sudah berhasil dibuat baik untuk Mobile maupun PC games yaitu Tahu Bulat, Tebak Gambar, Icon Pop Quiz, Ramen Chain, Dreadout, Winterflame, Fellen Legion, Cellestian Tales, dan sebagainya.

Penghasilan dalam menjalankan bisnis game tidak kecil. Dengan bisnis ini kita bisa membantu kemajuan teknologi di Indonesia meskipun masih banyak orang yang memandang rendah tentang game dan ternyata tidak semua game itu berdampak negatif. Kini banyak game dalam bentuk edukasi yang diciptakan dan disatukan dalam media pembelajaran untuk anak-anak seperti game mengambar dan mewarnai, belajar menghitung.

Tapi disarankan tetap dalam bimbingan orang tua untuk pengawasan anak bermain game agar tidak timbul rasa berlebihan atau kebablasan yang menyalakan pihak pembuatan game tersebut.

Hal yang sedang ditekuni sekarang bagaimanna cara pemain lokal Indonesia bisa merebut pasar asing dengan target pasar share lokal tidak tergerus dan menjadikan pengusaha game dominan pasar Indonesia serta dinobatkan sebagai salah satu kontributor pasar ekonomi digital Indonesia dan kita berharap agar memiliki 40%
total marketshare di tahun 2020. Untuk menciptakan jumlah bisnis game yang sustain direncanakan untuk meningkatkan jumlah produk komersil dari developer lokal , membuat peningkatan kecintaan terhadap barang lokal serta mendukung game yang lebih baik dan stop pembajakan

Hal ini membuat saya ikut tertarik dalam pembuatan game, walaupun saya bukan pengemar game yang pro tapi saya terus didukung oleh teman-teman saya yang punya jiwa gamers dan ingin mempunyai produk game sendiri demi membantu kemajuan ekonomi digital di negeri ini. Jadi, tunggu apa lagi. Yuk, berkarya dengan membuat game. (ded/ded)